Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 28
BERITA WAWANCARA28 BERITAINDONESIA, 20 April 2006EKONOMI PERLU DIKEDEPANKANPROF. DR. IR. ROKHMIN DAHURI, MS(Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan RI)Indonesia terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil.Pulau itu terpisah oleh laut. Masalahnya, pembangunanpulau-pulau kecil tampaknya tidak begitu terdengar.Bagaimana penanganan keberadaan pulau-pulau kecilini?Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki 17.506pulau-pulau besar dan kecil dengan garis pantai terpanjang keduadi dunia, telah menjadikan bangsa ini sebagai negara kepulauanterbesar di dunia. Namun, framework pembangunan bangsayang dipraktekkan selama ini mengakibatkan kita hanyamengenal pulau-pulau besar yang menjadi pusat-pusat aktivitasutama dalam pembangunan. Akibatnya banyak yang kurangmengenal pulau-pulau kecil atau gugusan pulau kecil lainnyasehingga kawasan ini menjadi telantar atau tidak dikelola denganbaik.Jika pulau-pulau kecil tersebut telantar, tentu akanberdampak buruk?Tentu, konsekuensi logis dari keadaan ini menimbulkan kesenjangan pertumbuhan dan kurangnya sinkronisasi pengembangan antarwilayah. Pada gilirannya, hal ini akan membawakepada munculnya kerawanan baru terutamapada pulau-pulau di kawasan perbatasan.Contoh paling nyata yang belum lama kitarasakan adalah Keputusan MahkamahInternasional tanggal 17 Desember2002 di Den Haag, Belanda yangmemutuskan bahwa PulauSipadan - Ligitan berada dalamkedaulatan Malaysia.Alasan utama keputusanitu dilandasi oleh adanya tindakan administratif secara nyata olehPemerintah Inggris pada kedua pulau tersebut sejak tahun 1917.Dengan perkataan lain dari pengalaman ini dapat kita simpulkanbahwa tanpa adanya perhatian terhadap pemberdayaan pulaupulau kecil, terutama yang berbatasan dengan negara asing, makakedaulatan bangsa Indonesia sesungguhnya dalam ancamanbesar. Bukan itu saja, bayangkan, jika 15 ribu pulau itu tidakditempati, justru akan menjadi beban. Di sana akan ada migrangelap, sarang narkotika, sarang perompak dan lain-lain.Framework pembangunan bangsa yangdipraktekkan selama ini mengakibatkanpulau-pulau besar saja yang dikenal, sepertiSumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Balidan lain-lain. Maka, pulau-pulau besar itusaja yang menjadi pusat-pusat aktivitasutama dalam pembangunan. Akibatnya, pulau-pulaukecil atau gugusan pulau kecil lainnya tidak dikenalbahkan kawasan ini terlantar dan tidak dikeloladengan baik. Padahal konsekuensi logisnya banyak.Bukan saja daerah tersebut tertinggal dalam pembangunan, tapi bahkan bisa menjadi ‘ancaman’ yanglebih serius. Maka, menurut Prof. Dr. Ir. RokhminDahuri, MS, paradigma pembangunannya harusdiubah. Berikut hasil petikan wawancara Berita Indonesia bersama mantan Menteri Kelautan RI,Rokhmin Dahuri, yang kini sebagai Guru BesarFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, InstitutPertanian Bogor:PROF. DR. IR. ROKHMIN DAHURI, MS