Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 26


                                    26 BERITAINDONESIA, 20 April 2006BERITA UTAMADalam sebuah pertemuandengan Aisyah Amini,politikus perempuan senioryang kala itu tengahberkunjung ke Ma’had AlZaytun (MAZ), Syaykh ASPanji Gumilang menjelaskan, bahwa MAZsedang membangun sentra pendidikan dipulau Rupat, Bengkalis, Riau, dengan luaslahan sekitar 5 ribu hektar.Sebenarnya Syaykh lebih melirik kepadapulau Natuna yang masih kosong. Hal itusudah pernah dibincangkan dengan BupatiBengkalis, Bapak Syamsul Rizal.Menurut Syaykh, Natuna lebih dekat keVietnam. Bisa dicapai hanya denganmenumpang motorboat. Sayangnya, pertahanan wilayah di sana sangat minim.Jadi, jika di sana didirikan sentra pendidikan, maka dapat berfungsi sebagaipenjaga negara. Aset negara akan aman.Di peta, wilayah itu seolah tak memilikikeistimewaan. Tetapi bila kita menginjakkan kaki ke sana, akan kita ketahuibahwa pulau itu sangat kaya. Berbedadengan Rupat, Natuna adalah pulau yangkokoh, karena punya akar. Bukan yangmuncul tanpa akar. Jadi tak mudahdiserang ombak akibat diguncang gempa.Aisyah sangat terkesan dengan idemendirikan sekolah di pulau Natuna itu.Dia mengaku belum pernah mendengar,ada orang yang punya ide membangunsebuah pesantren di wilayah Natuna.Kalau itu terjadi, menurutnya, pasti sangatmembantu negara kita.“Karena sebetulnya, pengawasan terhadap wilayah negara kita yang cukup luasini, sangat kurang. Selama ini, kita sangatmengandalkan tentara. Akan jauh lebihefektif, bila ada pesantren, di wilayah itu.Saya berharap, mudah-mudahan hal iniakan menjadi kenyataan. Saya akan mengembangkan ide ini. Mudah-mudahan,hal itu dapat terlaksana,” kata politisiperempuan yang telah aktif di parlemensejak akhir tahun 1960-an ini.“Natuna itu pulau, sekaligus menjadipenjaga batas wilayah. Angkatan laut kitatidak punya kapal untuk menjaga. KasusAmbalat muncul juga karena pengalamanSipadan dan Ligitan,” ujarnya.Menurutnya, hakekat kedaulatan ituharus dihayati. Dan tugas menjaga kedaulatan wilayah adalah di tangan TNI.Aisyah sangat prihatin ketika masalah BlokAmbalat mengemuka. Sebagai penjagaperbatasan, TNI mestinya diberi fasilitasyang baik dan memadai. Saat ini, jumlahkapal TNI Angkatan Laut sangat minim.Bahkan kapal-kapal asing jauh lebih modern dan lebih cepat dari KRI yang berpatroli di wilayah lautan kita.Di sisi lain, negara kita adalah negarayang kaya dengan sumber alamnya, termasuk laut. Khususnya kekayaan laut, Indonesia belum mengeksplorasinya secaraMembenahi NatunaKalau di sana didirikan sebuah sentra pendidikan,maka dapat berfungsi sebagai penjaga negara.maksimal. Yang lebih banyak mengambilmalah negara-negara lain seperti Thailand,Jepang, India dan sebagainya.Dalam rapat-rapat kerja, Aisyah seringmengemukakan saran untuk memaksimalkan eksplorasi kekayaan laut. Kalauhanya dijaga, tentu akan mengeluarkanbiaya operasional yang besar. Sebaliknya,jika pemerintah memberi peluang bagipara pengusaha dalam negeri untukmenggali kekayaan laut dan memberikaninsentif, maka para penjarah itu tidak akanberani datang lagi. Sebab, para pengusahadalam negeri itu akan ikut berperan sertamenjaga wilayah laut yang menjadi konsesi mereka.Bahkan Aisyah mengungkapkan ideuntuk mendorong para pensiunan ALuntuk menjadi pengusaha kekayaanlaut, karena mereka yang sehari-hariberada di laut tentu sangat mengenalmedan.■ MAZ, RHAISYAH AMINIDOK. TI
                                
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30