Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 46
BERITA DAERAH46 BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006Belum usai persoalan bataswilayah Indonesia denganMalaysia di perairanAmbalat, kini negeri Jirantersebut sudah mengklaimsecara sepihak tiga titik perbatasan darat Kalimantan Timur denganMalaysia Timur sebagai miliknya. Padahal,belum lama ini daerah kaya minyak diperairan Ambalat di klaim sebagai milikMalaysia.“Ketiga teritorial yang menjadi titiksengketa tersebut adalah garis batas sungaiSemantipal dan sungai Sinapad, keduanyaberada di Kecamatan Lumbis KabupatenNunukan. Lalu, satu lagi, garis batas dipulau Sebatik,” jelas Letkol Inf. Aminullah,Komandan Kodim 0907 Tarakan kepadaPohan, Koresponden Berita Indonesia diTarakan. Aminullah menjelaskan bahwaMalaysia sudah melakukan klaim atasketiga titik sengketa itu sejak negeri Jirantersebut melakukan pengurukan secarasepihak pada tahun 1977.“Hanya persoalannya belum pernahmuncul ke permukaan publik, “lanjutDandim. Ia juga menjelaskan sejarahwilayah Indonesia yang diklaim Malaysiatersebut. Menurutnya, berdasarkan perjanjian 1915 antara Inggris— yang ketikaitu menjajah Malaysia dan Belanda— yangketika itu menjajah Indonesia - sepanjanghulu sungai Semantipal merupakan wilayah RI. Demikian pula dengan SungaiSinapad. Namun, pada 1977/1978, Malaysia melakukan survei sendiri atas wilayahtersebut dan mengklaim kedua sungaiyang ada di Kecamatan Lumbis ini sebagaiwilayah Malaysia.“Bila klaim Malaysia itu dibiarkan, Indonesia kehilangan lahan sekitar 4800 ha,khusus di garis batas sungai Semantipal,”kata Dandim yang baru beberapa bulanbertugas di Tarakan ini. Sedangkan untuksungai Sinapad, ia mengakui pihaknyabelum merinci kerugian secara geografislahan RI akibat pengakuan sepihak negeriJiran tersebut.Untuk persoalan garis batas pulauSebatik berdasarkan perjanjian 1912,sekarang ada pergeseran patok dari 4o, 10LU, sehingga RI bakal kehilangan lahan120 ha. “Kejadian ini dilakukan Malaysiasaat kembali mengadakan survei padatahun 1982,” jelasnya. Menurutnya, karena daerah garis batas merupakan masalah nasional, ia berharap DepartemenLuar Negeri segera menindaklanjutinya.“Deplu hendaknya segera memberi perhatian. Karena peran TNI AD yang ada diperbatasan hanya melakukan pengamanan,” katanya.Lebih rinci disebutkannya, selama inipengamanan di wilayah perbatasan hanyaterdapat 13 pos TNI AD. Sebelas diantaranya di wilayah Kodim 0907 Tarakan, yangMalaysia Kembali Melirik PerbatasanSetelah mengklaim Ambalat sebagai milikinya, kini Malaysiakembali melirik beberapa wilayah perbatasan Indonesia. Kali ini,tiga titik wilayah perbatasan Indonesia di sekitar KalimantanUtara manjadi targetnya.meliputi seluruh wilayah KabupatenNunukan. Sisanya, masuk dalam wilayahKodim 0903 Tanjung Selor, yang membawahi wilayah Kabupaten Malinau. “Dari11 pos yang ada, memang ada 1 terletak didekat sungai Semantipal. Hanya, tidakmasuk dalam kawasan 4800 ha yangdiklaim pihak Malaysia itu,” katanya.Selama ini, anggota Kodimnya hanyaberpatroli di kawasan tersebut denganberjalan kaki.“Solusi yang perlu dilakukan agar teritorial Indonesia ini tidak lepas adalahadanya pembukaan akses jalan. Setelahada akses jalan, pemerintah segera menanam kelapa sawit dan membuat perkampungan transmigrasi di sepanjangjalan itu,” harapnya.Dengan pembukaan akses jalan disepanjang daerah perbatasan RI – Malaysia itu, ada masyarakat setempat yangmelakukan aktivitas. Pasalnya, antaraKalimantan Timur bagian Utara danKalimantan Barat, ada 9 titik yang menjadi permasalahan antara RI dan Malaysia. “Untuk tahun 2005 ini, TNI AD akanmembangun 4 pos tambahan dan 4 lapangan helikopter,” katanya. Dari 4 postambahan itu, satu di antaranya diupayakan dibangun di daerah yang mulai diklaim Malaysia. “Efektifnya, di perbatasan itu, setiap 25 km harus ada 1 pos.Mengingat selama ini patroli yang dilakukan TNI AD di perbatasan tidakmenggunakan kendaraan, melainkandengan berjalan kaki,” demikianujarnya.■ SLP/AsmudinKebun kelapa sawit, pembatas teritorial

