Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 37


                                    (LENTERA)BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006 37memberi nasihat kepada bangsanya agar mampu tampil: Ingngarso sung tulodo Ing madyo mangun karso Tutwurihandayani (Ki Hajar Dewantara). Nasihat ini sepertinyadiartikan dalam ruang lingkup sempit oleh bangsa Indonesia.Biasanya hanya dipergunakan dalam urusan guru, bahkan lebihsempit lagi untuk guru yang sedang mengajar dalam kelas.Padahal kalau kita semua mencerna secara mendalam redaksinasihat itu, cakupannya amat-sangat luas. Termasuk juga dalamurusan mencipta, menggerak, dan menata segala sesuatu yangberkenaan dengan urusan pendidikan secara luas, termasuk didalamnya adalah urusan pendanaan pendidikan. Menciptakandana penuh kemandirian, menggerakkan dana pendidikan padagerakan yang sihat dan tepat, dan menata serta me-manage danapendidikan secara jujur dan tepat sasaran.Di Indonesia ini bangsanya pasti masih banyak yang miskin,tapi tidak sedikit jumlah orang kayanya, dan banyak juga wargabangsanya yang memiliki jiwa mandiri dan bebas yang penuhsemangat entrepreneurship. Jika ketiga-tiganya ini diseimbangkan dalam satu ikatan kebersamaan menghadapi problempendidikan Indonesia modern, pasti akan dahsyat hasilnya.Kepada kelompok bebas, mandiri, dan berjiwa entrepreneur,mari kita mulai melangkah memberi keberpihakan berupapertolongan yang real bagi sebagian besar rakyat Indonesia yangmasih tergolong miskin agar mereka selamat dan terbebas darikebodohan sebab jika itu tidak dapat dengan segera kita lakukan,sebagian kecil orang kaya Indonesia juga menjadi tidak selamat.John F. Kennedy pernah mengingatkan bangsanya: “Jikakelompok masyarakat bebas tidak dapat menolong sebagianbesar orang miskin, maka mereka pun tidak dapat menyelamatkan sebagian kecil orang kaya”.Kita masih berkeyakinan dapat menjalankan berbagai pesantokoh kemanusiaan yang telah disampaikan tadi, sekalipun kitabegelimang hidup di tengah-tengah zaman Indonesia yang serbanyungsang, yakni zaman, Ing ngarso mangun karso, ing madyonumpuk bondo, tutwuri hanjegali. Kalau dibahasakan dalambahasa halusnya adalah zaman bid’ah dari pesan leluhurnya yangagung.Menciptakan Subsidi Silang PendidikanSkema subsidi silang ini diciptakan untuk menanggulangi danapendidikan, dilaksanakan dalam bentuk operasional pendidikan,didapat dari orang berada (kaya) dan diperuntukkan bagikelompok tidak mampu (miskin). Skema ini diciptakan untukmemosisikan derajat orang kaya dalam posisi terhomat danmengangkat harkat orang miskin pada posisi terhormat.Caranya, Yayasan (badan usaha pelaksana pendidikan swasta)menyelenggarakan pendidikan untuk orang kaya dengan fasilitaspendidikan yang memadai, sesuai dengan hajat dan selera pengguna pendidikan tersebut. Darinya didapat imbalan jasa penyelenggaraan yang seimbang.Dari jasa penyelenggaraan yang diperoleh, sebagian (10-20%) diperuntukkan sebagai subsidi penyelenggaraan danpembangunan pendidikan Indonesiamodern di desa-desa miskin. Pelaksanaannya tetap dalammanajemen yayasan tersebut, yakni swasta, agar akselerasinyadapat terlaksana dan jauh dari kesimpangsiuran birokrasi.Pelaksanaan pendidikan excellentuntuk masyarakat kaya tersebut diselenggarakan di berbagai tempat yang dapat dijangkauatau di kota-kota yang biasanya banyak terdapat orang kaya. Kitayakin 1% dari setiap penduduk kota di Indonesia terdiri dari orang kaya yang mau merespon skema subsidi silang pendidikandan bernegara ini, atau akan terkucil bahkan sirna dari peredaranbangsa-bangsa di dunia ini.Seperti telah diuraikan, bahwa anggaran pendidikan Indonesia harus ditingkatkan. Untuk peningkatan itu, peta sikap bangsaini tergambar seperti berikut: Pemerintah akan mau meningkatkan, namun risikonya bangsa menanggung beban utang luarnegeri, karena pola pemerintahan Indonesia adalah ditakdirkansebagai pola pengutang.Selanjutnya rakyat Indonesia pun terbagi menjadi berbagaisikap. Ada yang bersikap segala sesuatu mborongkerso apa yangtelah disikapi oleh pemerintah, dan ada pula yang bersikap segalasesuatu yang dilakukan oleh pemerintah selalu tidak cocok bagipemikirannya, namun tidak pernah menampilkan jalan keluar, atau jalan keluarnya hanya berbentuk kritik dan kritik, yangkalau kritiknya itu diserahkan kepadanyauntuk melaksanakannya in action jugatidak dapat dilakukannya.Namun pasti ada sekelompok bangsa Indonesia yang sanggup dan dapat berbuatmenggabungkan dua kelompok yang berbeda dalam menghadapiproblem pendanaan pendidikan Indonesia modern yang dicitacitakan bersama tersebut. Yakni menyeimbangkan anggaranpendapatan dan belanja pendidikan yang seimbang, yang tidakmenyerahkan kepada utang luar negeri saja, tapi juga tidak hanyaterus-menerus menekan pemerintah untuk menaikkan anggaranpendidikan dengan tidak mau tahu apa yang dibuat.Tokoh bangsa Indonesia dalam soal pendidikan ini telahDIKAN INDONESIA MENJELANG 2020Guru dalam kegiatannya sebagai pelakudidik, akan meningkat kualitasnya jikaselalu tampil sebagai the facilitatordalam elemen dasar action learning.Hidup Dalame and Democracy
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41