Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 63


                                    BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006 63(BERITA IPTEK)tersebut dapat digunakan PLC adapter/modem.Apabila router PLC dioperasikan olehperusahaan penyedia jaringan listrik(misal di gardu-gardu listrik sekitarperumahan), maka ini dapat merubahperusahaan jaringan listrik juga menjadipenyedia jasa akses Internet.ICON+ (PT Indonesia Comnets Plus),anak perusahaan PLN yang bergerak dibidang telematika ini sejak beberapatahun lalu sudah mencoba merangkulpemanfaatan teknologi PLC untuk koneksi internet. Namun, sayangnya barukalangan tertentu saja yang memanfaatkannya karena masih banyaknyakendala yang harus diatasi. Meski perkembangannya seakan berjalan di tempatICON mencoba melangkah lebih maju,awal Maret 2006 lalu disepakati sebuahmemorandum of understanding (MoU)antara PT Telkom dengan PLN sebagaiinduk ICON+. MoU tersebut, ujar Direktur ICON+, D. Rochkadar Sukadaterkait dengan penggunaan infrastrukturkedua belah pihak dimana PLN bisamemanfaatkan jaringan listriknya menjadi jaringan telepon. Dalam MoU itusudah tercakup soal pemanfaatan infrastruktur non-jaringan untuk co-location.“Misalnya, di gardu kami (PLN-red) bisadijadikan terminal shelter untuk BTS(base transceiver station-red),” ia menyebutkan.Dari sisi teknologi, ICON+ yang telahresmi mengantungi izin Internet Teleponuntuk Keperluan Publik (ITKP) sejakDesember 2005 ini sudah sanggup menyediakan layanan telepon lokal berbasiskabel listrik dan teknologi Voice overInternet Protocols (VoIP). “Ya siap.Persiapannya? Kami sekarang tidak maulagi memakai teknologi yang lama. Kamisekarang langsung masuk ke New Generation Network (NGN) dan IP Based Network. Tidak lagi memakai teknologiswitching seperti yang ada saat ini,” ujarRochkadar kepada wartawan seusai acaradialog nasional dan pergantian logoICON+ di Hotel Gran Melia, Jakarta,Selasa (07/03/2006). Namun, dalamkesempatan yang sama, Rochkadar menyadari bahwa untuk memasuki bisnistelepon tetap, ICON+ mengaku masihbelum bisa karena masih harus dipertimbangkan matang-matang oleh pemerintah.Hanya Konsumen TertentuBeberapa ahli komunikasi memprediksikan bahwa teknologi ini akan menjadi standar komunikasi masa depan,minimal untuk berinternet. Karenauntuk mengimplementasikan BPL relatif tidak diperlukan pembangunanjaringan fisik/infrastruktur yang khusus(bandingkan dengan teknologi kabel/wireline yang membutuhkan mediakabel dan alat pemancar serta penerimasinyal data).Meski demikian, ICON+ sebagai perusahaan yang sudah cukup lama bergerak di bidang ini mengakui bahwapenerapannya masih dalam tahap ujicobasebab infrastruktur yang dibutuhkanmasih sangat mahal. Hal ini disebabkankarena belum adanya jalur komunikasiyang digunakan antara gardu ke networkprovider. Artinya, harus terlebih dahuludipasang fiber optic dari gardu ke networkprovider. Jika ini dilakukan, secaraperhitungan cost-nya masih terlalu besar.Dengan kondisi seperti ini, maka hanyakonsumen-konsumen tertentu saja yangdapat memanfaatkan teknologi ini. Misalnya seperti perhotelan dengan densityhunian yang tinggi, dimana banyak kalangan ekspatriat lebih membutuhkan aksesinternet cepat, disinilah ICON+ mengincar konsumennya. Ke depan, ICON+berharap dapat menjual secara retailsehingga semua konsumen bisa memanfaatkan teknologi ini.■ MLP“Sebuah kota di Amerika Serikat, Manassas di West Virginia sudah mengaplikasikan teknologi PLC.Penduduk di kota tersebut dibebankan biaya koneksi “hanya” USD 30 per bulannya untuk koneksi non-stopselama 24 jam sehari dengan kecepatan 10 Mbit/s. Layanan ini efektif berlangsung sejak Oktober 2005.”
                                
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66