Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 16
P. 27
BERITAINDONESIA, 6 Juli 2006 27bermain sepakbola. Sebagian besar lapangan sepakbola sudah berubah fungsimenjadi mall, pasar swalayan dan pusatbelanja. Turnamen antar perserikatanterhenti. Para petinggi daerah tidak lagiberminat untuk menggalakkan olahragasepakbola. Pencarian bakat terhenti,turnamen liga-liga didominasi pemainasing.Tak banyak lagi ibu hamil yang mengidamkan anak lelakinya menjadi bintangsepakbola. Ibu-ibu tak mengijinkan pemuda ciliknya menggeluti sepakbola sebabcitra para pemain Indonesia lebih banyakberkelahi daripada mempertontonkan senibermain sepakbola. Nafsu menang mengalahkan akal sehat dan tontonan yangdiinginkan para penonton. Kemenanganditentukan oleh kekuatan bermain kasardan berkelahi di lapangan. Keberanianmereka di lapangan didukung oleh parapendukung maniak sepakbola di barisanpenonton. Wasitpun terpaksa mengalah,ketimbang kena bogem mentah parapemain dan dimusuhi fans tim-tim tertentu.Sepakbola belum menjadi profesi menjanjikan sebab pengurus terasnya di PSSItak serius membangun sepakbola berskalaindustri. Sepakbola telah menjadi ajangbagi bos-bos judi. Galatama sebagaimedan kompetisi bagi klub-klub sepakbolasemi profesional yang dibentuk pertamakali di AsiaTenggara, berakhir tragis di era1980-an.Turnamen tahunan antar klub perserikatan memperebutkan Piala Presidenmalah mengentalkan sentimen kedaerahan. Keinginan Ketua Umum PSSI eraAzwar Anas membawa Indonesia ke pentas dunia, dengan menggelar kompetisiLiga Indonesia, pesertanya terdiri gabungan klub semiprofesional dan amatir,ternyata gagal mentas bahkan ke tingkatAsia Tenggara sekalipun.Padahal, nama pemain-pemain sepakbola Indonesia era 1970-an seperti SutjiptoSuntoro, Abdul Kadir, atau Roni Paslahpernah berjaya di tingkat Asia dan menjuarai beberapa turnamen seperti AghaKhan di Pakistan. Atau nama legendarisMaulwi Saelan dan Ramang tak pernahberbekas di antara para pemain muda Indonesia sekarang.Pada era 1950-an hingga 1960-an itusepakbola Indonesia telah berhasil mengeratkan rasa persatuan nasional, sebabseluruh rakyat bangga sebagai bangsa yangmemiliki kesebelasan yang disegani ditingkat Asia.Lahirkan BintangMungkin salah satu harapan lahirnyabintang sepakbola Indonesia datang daritempat terpencil di Indramayu, LembagaPendidikan Al-Zaytun yang memilikilapangan sepakbola yang bertaraf internasional. Al-Zaytun, mempersiapkansecara konsisten dan berkesinambunganpara pemain muda yang sedang menempuh pendidikan, baik segi ketahanan,standar fisik dan keterampilan bermainsepakbola. Dalam hitungan Koes Pujianto,pemain sepakbola yang memiliki kebugaran fisik prima, dalam sehari harus mengonsumsi makanan bergizi tinggi, palingtidak 3.500 kalori dan 55 gram proteinditambah suplemen. Kelak tak lagi sulitmencari postur 11 orang dari 220 jutarakyat Indonesia.Dalam persiapan melahirkan bintangsepakbola berkelas dunia 2020, Al-Zaytunmemotivasi siswa dengan membentukklub-klub internal di setiap kelas. Namaklubnya dipersandingkan dengan namaklub-klub dunia terkenal, misalnya Student United meniru klub ManchesterUnited dari Inggris. Al-Zaytun secarateratur mengadakan kompetisi antar klub,termasuk berkompetisi dengan klub-klublain di luar Al-Zaytun, hingga mengajakklub-klub luar bertanding di Al-Zaytun.Untuk merealisasikan mimpinya melahirkan bintang sepakbola dunia, AlZaytun mendirikan tiga stadion sepakbolaberstandar internasional, dilengkapifasilitas dan lampu-lampu bervoltasetinggi agar pertandingan bisa digelarmalam hari. Pertandingan sepakbolaadalah hiburan utama bagi tamu-tamuyang berkunjung ke Al-Zaytun.Tampaknya demam Piala Dunia 2006Jerman terbukti merebak sampai kedusun-dusun yang dijangkau listrik. Ditingkat RT warga lebih suka mengeluarkantelevisi, menaruh di luar, dan mengajaktetangga menonton beramai-ramai. Adajalinan rasa setiakawan, padahal yangditonton adalah pemain-pemain negaranegara lain yang letaknya sangat jauh dariIndonesia. Andaikan yang main itu timnasional Indonesia, tak pelak sepakbolamampu merekatkan rasa setiakawan,persaudaraan, persatuan dan nasionalisme yang membara seperti Korea Selatan.Karena itu, setiap ibu hamil dan pencintasepakbola bermimpilah mulai sekarangagar kesebelasan Indonesia masuk dalambabak final Piala Dunia 2020. Jangancemas, ibu-ibu yang punya putra bintangsepakbola akan menjadi bilioner sepertiMaradona, David Beckham, Ronaldo danbanyak bintang dunia lainnya. ■ HT-SH