Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 16
P. 58
BERITA MEDIA58 BERITAINDONESIA, 6 Juli 2006Perkembangan teknologiinformasi yang begitu cepatmemang tak bisa disangkal.Demikian pula halnya dengankecepatan berita yang terusmenerus dalam hitungandetik. Hal ini menuntut media massa ikutberpacu agar tidak ketinggalan berita.Ada tulisan menarik di Kompas, 18 Mei2006, mengenai jurnalisme warga (citizenjournalism) yang mungkin saja dianggapsebagai ancaman bagi editor. Sepertidigambarkan harian tersebut, pada suatumasa, kehadiran radio, televisi dan mediadot com dianggap mengancam surat kabardalam hal kecepatan menyiarkan berita.Akan tetapi, dalam hal kecepatan menyampaikan informasi, konon seluruhjenis media terancam oleh kehadiran mailing list atau blog pribadi di internet.Namun, pakar ilmu komunikasi Universitas Indonesia Dedy Nur Hidayattidak melihat kehadiran blog sebagaiancaman serius bagi media massa, baikkoran, radio, maupun televisi. Juga belumbisa disebut tantangan signifikan bagimedia-media massa konvensional yangsekarang ini ada.“Blog, situs pribadi atau mailing listhanya efektif dalam kasus tertentu untuksumber alternatif yang luput dari pengamatan media massa,” kata Dedy, sepertidikutip Kompas.Dia mencontohkan, pada zaman OrdeBaru, sejumlah mailing list menjadi pelarian warga yang mampu mengakses internet akibat media massa konvensional saatitu tidak ada yang berani mengeritik rezim.“Akan tetapi, ketika media massa sudahbebas menginformasikan apa pun sepertisekarang ini, tidak pada tempatnya bilaorang lari ke mailing list atau blog-bloguntuk mencari informasi alternatif,”katanya.Publik juga mempertanyakan profesionalisme para jurnalis alias pewartawarga yang menayangkan sebuah peristiwa pada blog mereka.Menurut Dedy, dalam kasus- kasustertentu, blog bisa diakses ratusan ribuorang bila mampu menembus sumbersumber eksklusif seperti pemimpin terorisyang dicari-cari dunia internasional, yangtidak dapat ditampilkan media massa.Kehadiran para blogger ini baru dianggapsebagai ancaman karena sifat interaktifnya, yang tidak mungkin dilakukan mediamassa konvensional.Radio dan televisi lebih mudah melakukan komunikasi interaktif dengan khalayaknya. Koran-koran sekarang jugasudah melengkapi diri dengan versi on linesehingga komunikasi yang interaktif bisatetap dilakukan.Lebih transparanDi dunia internasional, fenomena citizen journalism ini dibahas, juga dikritik.Vincent Maher dari Rhodes University,misalnya, menyebut kelemahan jurnalisme ini karena tidak memiliki “3E”, yaknietika, ekonomi, dan epistemologi. Pengamat media massa lainnya, Tom Grubisich,menyebut kelemahan lain jurnalisme iniyang tidak memiliki kualitas maupun isi.Namun, sebuah artikel di New YorkTimes justru terpesona atas meningkatnyapartisipasi warga dalam citizen journalism. Artikel itu menyoroti kehadiransebuah blog bernama “News and Record”dari Greensboro, North Carolina, yangbanyak mengundang tamu mampir. “Newsand Record mentransformasi web site-nyake dalam kota virtual di mana warganyabisa mengatakan apa saja. Setiap pembacasekaligus reporter,” demikian kesimpulanartikel itu.Berdasarkan penelusuran Kompas, di“News and Record” warga Greensborodapat saling sapa, saling bertukar ceritadan pengalaman sehari-hari di lingkunganmereka.John Robinson, editor blog tersebut,mengatakan, apa yang dilakukannyasebatas mentransformasi surat kabar.Blogging mengubah wajah jurnalisme.Tujuannya tidak lain agar apa yang diberitakan warga lebih transparan.Setiap orang bisa dengan leluasa mengeluarkan kemarahan dan sumpah serapahnya atas ketidakadilan yang diterima ataupengalaman menyakitkan yang menimpanya. Sebaliknya, ia juga bisa menyanjungorang lain dan dirinya setinggi langit. Iajuga tidak peduli kode jurnalistik mengenai perlunya cover both side.Mengutip pendapat Enda Nasution,salah seorang blogger, yang menulisdalam blognya, bahwa banyak orang saatini memiliki idealisme terhadap blogsebagai sebuah konsep desentralisasiinformasi yang mengembalikan beritakembali di tangan para penggunanya dantidak dimonopoli lagi oleh korporasi besaratau perusahaan media.Menurutnya, masih sekian tahun lagikita melihat apakah konsep yang bermuladari budaya dan komunitas ini bisa terjadiatau tidak. Kritik terhadap ledakan jumlahblog yang sekarang terjadi pun sudahbanyak disuarakan. ■ RHJurnalisme Kaum BloggerBenarkah dalam hal kecepatanmenyampaikan informasi,seluruh jenis media terancamoleh kehadiran blog pribadi diinternet?LIPUTAN: Wartawan media massa terikat kode jurnalistik.KOMPAS