Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 17
BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006 17bisa diperbarui.Dr. Wahono Sumaryoto, Deputi KepalaBPPT Bidang Teknologi Agroindustri danBioteknologi mengatakan, sebagai lembaga pengkajian dan penerapan bioteknologi, sejak tahun 1982 BPPT sudahberupaya mengembangkan bahan bakarnabati. Pusat Proyek Pilot Plant danPerkebunan Energi (PPPPE), yang dibangun di Lampung dengan kapasitas 8kilo liter per hari.Namun diakui bahwa produksi saat itusudah bisa dipakai tapi belum mengalamipenyempurnaan. Alkohol yang dihasilkanpada waktu itu alkohol yang disebuttehnical crim (derajat tehnik) kadarethanolnya 95-96%. “Waktu itu sudahdiujicoba dengan proyek gasohol denganberbagai merk mobil. Kemudian munculkeluhan-keluhan karena alkoholnya secarafisik menyerap. Istilah fisiknya menyerapsenyawa udara. Kekuatannya bagus,larinya juga bagus, tapi kemudian padapagi esok harinya mobil tersebut agak sulitdihidupkan. Karena ada sedikit air yangmengendap. Sehingga ketika di starenggine susah hidup,” jelas Wahono.Namun kini pihaknya telah melakukanpenyempurnaan-penyempurnaan. Kini,PPPPE terfokus pada empat komoditi,singkong racun dan tebu untuk Bioethanolserta kelapa sawit dan jarak untuk Bio-dieselSosialisasiDalam upaya mensosialisasikan bahanbakar nabati, Menristek dan BPPT telahbertemu presiden pertengahan Juni lalu.“Menristek beserta menteri lainnya sepertiMenteri SDM, BUMN, dan juga DirutPertamina mendapat tugas untuk mempersiapkan blue print pemanfaatan danpengembangan bahan bakar nabati yangisinya ada tiga. Pertama, Bioethanol yangnanti mungkin saat dipasarkan menjadiBiopremium. Kedua, Biodiesel yang telahdipasarkan dengan nama Biosollar danKetiga, adalah bio oil. Bio oil ini bentuknya mungkin direct, plant oil yangdiproses tanpa chemical proses. Ini bisaKenaikan harga minyak mentahdi pasar dunia selaluberdampak pada perekonomian negara. Sebab minyakmenjadi kebutuhan pokok yang harusdipenuhi setiap harinya. Tahun ini sajapemerintah harus menyediakan subsidiBBM sebanyak Rp. 73 triliun, karena hargaminyak mentah yang ditetapkan di dalamAPBN antara 50 sampai 65 dpb. BBM yangmahal tentu akan sangat membebanisektor angkutan, industri dan rumahtangga.Untuk mengurangi ketergantunganyang sangat tinggi pada BBM, pemerintahtelah menetapkan kebijakan dasar energisampai tahun 2025.Pertama, menghemat konsumsi energi,baik minyak maupun listrik.Kedua, meningkatkan eksplorasi danproduksi minyak mentah. Ketiga, melakukan diversifikasi sumber energi: seperti:panas bumi, gas, batu bara, tenaga air,matahari dan tenaga nuklir. Keempat,mengembangkan bahan bakar nabati yangKetika harga minyak mentah di pasaran semakin melambung, subsidi pemerintah terhadap BBM melemah.Akibatnya semua pihak kelimpungan, bukan hanya karena tingginya harga BBM, tapi juga langkanya bahanini. Kemudian muncul alternatif-alternatif lain untuk mengganti bahan bakar minyak fosil itu. Bahan BakarNabati kini jadi pilihan.Bahan Bakar Nabati Yang Jadi PilihanBERITA UTAMABahan Bakar Nabati Yang Jadi Pilihan