Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 16
16 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA UTAMAeran Waaslog Brigjen Koesmayadi dalam urusanpembelian senjata bermula dari perintah lisanKepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Ryamizard. Priakelahiran Kabanjahe, Sumut, 5 Oktober 1952 ini, semasa hidupnya banyak bertugas di dekat Ryamizard.Dia perwira senior yang sigap danbernasib mujur, lantaran menjadi kepercayaan Ryamizard dalam banyakhal. Namun sewaktu jenderal yangakrab dipanggil Koes ini menjadiWaaslog KSAD di Mabes TNI-AD,Jenderal Djoko Santoso (sekarangKSAD) menjabat sebagai DeputiKSAD, orang kedua setelah Ryamizard. Agaknya Djoko, sebagaimanapengakuannya kepada pers, sudahsejak lama mengawasi sepak terjangKoes, rekan seangkatannya di AkabriDarat (tahun 1975).Ibarat kata pepatah, “sepandai tupaimelompat, sekali waktu jatuh jua,”dan “sepandai menyimpan bangkai,baunya menyeruak jua.” Inilah nasibyang menimpa Koes yang meninggaldunia, Minggu 25 Juni 2006, lantaran serangan jantung. Masih dalamsuasana duka, 26 Juni 2006, “bangkai” yang disimpan Koes; 145 pucuksenjata, 28.985 amunisi, 9 granattangan dan 28 teropong, disita satuanPOM TNI dari rumah almarhum dikomplek Puri Marina, Ancol, JakartaUtara.Berbagai dugaan muncul setelahKSAD mengumumkan penemuan tersebut kepada publik, hanya tiga harisetelah kematian Koes. Namun Djokomenepis dugaan negatif bahwa Koesmenimbun senjata-senjata tersebutuntuk keperluan makar atau kudeta.Dia melihat, paling tidak, ada tigatujuan; koleksi, karena ditemukansenjata-senjata model lama, pembangunan satuan TNI dalam konteksembargo, dan tujuan lain yang masihdidalami, seperti untuk olahraga.Namun Jenderal Djoko Santoso (29/6) menyampaikan penilaian terhadap teman seangkatannya atas penemuan tersebut, “hal ini di luarbatas kepatutan dan kelaziman.”Hari-hari berikutnya, KomandanPOM TNI Mayjen Hendardji Soepandjidan timnya harus bekerja keras,karena Panglima TNI hanya memberinya waktu sebulan untuk menemukan dan membenahi semua“borok” di lingkungan TNI-AD. Waktuberjalan semakin dekat ke bataswaktu tanggal 9 Agustus untuk merampungkan pemeriksaan orang-orang yang kemungkinan terkait dalam “permainan” Koes.Awalnya, tanggal 14 Juni 2002,Ryamizard memberi perintah lisankepada Koes yang mewakili StafLogistik Angkatan Darat (Slogad),untuk melakukan kontrak pembeliansenjata dan peralatan militer dengansebuah perusahaan rekanan, demikian menurut laporan Majalah Tempo(edisi 9 Juli 2006). Pembelian 95pucuk senjata tersebut dimaksudkanuntuk latihan bagi para peserta AseanArmies Rifle Meet (Kejuaraan TembakSenapan AD se Asean). Belakangan diketahui pemasoknya bukan rekananDirektorat Peralatan TNI-AD. Didugakontrak tersebut hanyalah formalitasuntuk mengabsahkan pembeliansenjata-senjata seharga 209.200dolar AS (sekitar Rp 2 miliar). Semestinya, batas setor senjata-senjatatersebut ke gudang TNI-AD, tanggal14 Desember 2002, tetapi baru dikirim 7 Juni 2005. Direktur Peralatan Angkatan Darat Brigjen HeruGunaedi mengirim surat ke KSAD viaAslog, menjelaskan semua senjatayang disetor tanpa dilengkapi administrasi material.Lama kelamaan Koes kecanduanbermain di ladang senjata. Sepak terjangnya seolah tak tersentuh kalangan atas di Angkatan Darat.Pernah sebanyak enam pengapalansenjata dilakukan atas permintaanWaaslog Koes. Sebanyak 60 pucuksenjata tipe sport non-standar TNI,dipasok dari Singapura via Batam dariMei 2003 sampai Maret 2006. KataJenderal Djoko Santoso, almarhumsering mengatasnamakan TNI-ADuntuk memasukkan senjata dari luarnegeri. Koes mengatur 29 pengapalansenjata lewat prosedur pengadaanlangsung pada pihak ketiga. Senjatasenjata itu ada yang dikirim lewatBandara Soekarno-Hatta, pelabuhanlaut Tanjung Priok, Jakarta, danTanjung Perak, Surabaya.Memang hanya enam pengapalantanpa melewati prosedur standar TNI.Tetapi 23 pengapalan lainnya sudahdidukung surat pemberian imporbarang (SP2) dari Mabes TNI. Peruntukannya cukup jelas; untuk pembentukan satuan baru di tubuh TNI,seperti Peleton Intai Tempur, RaiderKostrad, dan Detasemen Cakra Kostrad. Senjata-senjata itu berjumlah661 pucuk; 623 laras panjang dan 38laras pendek. Selebihnya 16 granatasap dan 9.030 butir amunisi. Negeriasal senjata-senjata tersebut, sepertiThailand, Korea Selatan, Polandia,Afrika Selatan dan Republik Chechnya. Dari 661 pucuk tersebut, sePBERINDO: WILSON EDWARD