Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 18
18 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA UTAMAsebanyak 23 kali dari negara-negaratersebut dan 6 kali lewat Singapura(2003). Anggota Komisi I dari fraksiPKS, Soeripto menyarankan agarpengusutan kasus tersebut juga melibatkan Komisi I dan DepartemenLuar Negeri. Jika KSAD sudah mengakui aliran pengirim senjata itulegal, setidaknya diperkuat oleh tigadokumen terkait; lembar permintaanpengiriman barang dari Mabes TNI,manifes Bea dan Cukai, dan penerimaan akhir yang dikeluarkan olehKBRI di negara pengirim.Langkah Jenderal Djoko Santoso, disatu sisi dipuji karena mendobraktradisi tabu di kalangan militer,membuka “borok” kepada publik.Namun, di pihak lain muncul kecemasan bahwa semua hal di TNI bisaterjerat polemik terbuka. Pihak yangcemas, TNI bisa terombang-ambing,padahal lembaga tersebut pilar kekuatan negara. SHPERJALANAN BRIGJEN KOES Tanggal 2 Agustus 2000:Di era pemerintahan Presiden KH Abdurahman Wahid, Letjen Ryamizard dipromosimenjadi Panglima Kostrad. Brigjen Koesmayadi dipromosi sebagai asisten logistikPangkostrad. Tanggal 4 Juni 2002:Di era Presiden Megawati, Rymizard dilantikjadi KSAD, Brigjen Koesmayadi mengikutinyake Mabes AD menduduki jabatan Perwira Bantuan Logistik (Wakil Asisten Logistik TNI-AD). Tanggal 14 Juni 2002:KSAD mengeluarkan perintah lisan pembelian95 pucuk senjata untuk keperluan turnamentembak senapan Angkatan Darat se Asean(Asean Armies Rifle Meet) kepada Brigjen Koesmayadi. Koesmayadi mewakili Staf Logistik AD(Slogad) melakukan kontrak pembelian dengansebuah perusahaan rekanan. Belakangandiketahui pemasok itu bukan rekanan DirektoratPeralatan TNI-AD. Ini diduga hanya formalitasadministrasi untuk mengesahkan pembeliansenjata-senjata tersebut. Tanggal 25 Juli 2003:Koesmayadi mewakili AD mengikat kontrakjual-beli Fokker 50 dengan PT Abadi SentosaPerkasa. Pembelian pesawat senilai Rp 20miliar ini belakangan batal karena uang yangtelah dikeluarkan diduga hanya diputar-putardi rekan-rekan Koesmayadi. Tanggal 18 Februari 2005:Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,Letjen Djoko Santoso menggantikan Rymizardsebagai KSAD. Djoko membuka berbagaikasus salah urus keuangan dalam tubuh TNIAD, seperti penggelapan dana tabunganperumahan prajurit Rp 129 miliar dantransaksi Foker 50. Tanggal 7 Juni 2005:Slogad menitipkan senjata dan perlengkapanmiliter yang dibeli Koesmayadi 14 Juni 2002ke gudang Pusat Senjata Operasi Taktik Direktorat Peralatan TNI-AD. Heru Gunadimenyimpan senjata itu di Gudang 1001Extrans karena dokumen senjata tidaklengkap dan tidak jelas kapan senjata ituditerima oleh Slogad. Tanggal 24 Maret 2006:Tim pengawas memeriksa Gudang 1001Extrans Direktorat Peralatan AD, menemukansenjata-senjata tersebut tidak dilengkapi suratizin masuk gudang. Tanggal 25 Juni 2006:Koesmayadi meninggal di rumah sakit MeiliaCibubur, pukul 12.50 WIB. Jenazah dibawake RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Tanggal 26 Juni 2006:Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad)menemukan 145 pucuk senjata; 96 laraspanjang, 7 pucuk laras panjang tak beralur,dan 42 pucuk senjata laras pendek serta28.985 butir amunisi, 9 granat tangan dan 28teropong di rumah Brigjen Koesmayadi diKomplek Puri Marina, Ancol. Tanggal 29 Juni 2006:Kepala Staf TNI-AD Jenderal Djoko Santosomengumumkan temuan tak lazim tersebut.Djoko sejak menjabat Deputi KSAD mengetahui sepak terjang Waaslog Koes, rekanseangkatan di Akabri Darat (1975). Diolah dari berbagai sumber-SHBERINDO: WILSON EDWARDREPRO