Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 17
BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 17 BERITA UTAMAbanyak 137 pucuk tidak ketahuanrimbanya. Diduga sebagian berada diKopassus, Kostrad, Papua dan Aceh.Namun keberadaan 145 pucuksenjata yang ditemukan di rumahKoes masih misterius. Belakanganjumlah tersebut bertambah menjadi180 pucuk. Tambahan 35 ditemukan;3 pucuk di rumah Koes di Raffles Hills,dan 32 pucuk dititipkan pada bekasbawahannya, Tedy sekarang menjabat Asintel Kodam Siliwangi.Penemuan tersebut telah menyeretnama Ryamizard dan 80-an perwiramiliter lainnya. Menteri PertahananYuwono Sudarsono membenarkanbahwa tim pemeriksa Puspomad telahmemanggil Ryamizard untuk dimintai keterangan. Setelah didesakpara wartawan tentang hasil pemeriksaan tersebut, Yuwono mengatakanusai sidang kabinet di Kantor Presiden(18/7), kesimpulan dari serangkaianpemeriksaan mungkin diumumkanpada batas waktu 9 Agustus 2006.Yuwono hanya mengatakan: “Tidakada yang akan disembunyikan.” Sedangkan Presiden Susilo BambangYudhoyono sudah meminta agar pemeriksaan dilanjutkan secara profesional, obyektif dan sesuai denganhukum.Penertiban di lingkungan TNI-ADtelah meluas pada perintah penarikansenjata dan amunisi di tangan parapurnawirawan TNI. Bekas KepalaBadan Intelijen Strategi (Bais-TNI),Mayjen (Pur) Zaky Anwar Makarim,menyesalkan sikap yang diperlihatkan Panglima TNI dan KSAD. Di kalangan militer, kata Zaky, Koes memang dikenal memiliki banyak koleksi senjata, tetapi pimpinannya seperti membiarkan. “Dalam hal ini yangpantas dipersalahkan adalah parapimpinan TNI,” kata Zaky.Tak ada kabar tentang hasil pemeriksaan menantu mendiang Koesmayadi, Kapten CPM Ahmad Irianto,yang kini ditahan di Markas PasukanKhusus Pengawal Presiden, TanahAbang, Jakarta Pusat. Padahal diatermasuk memegang jabatan pentingselaku komandan batalyon di lingkungan Paspampres. Ahmad barusekitar tiga minggu menikahi putriKoes, Nur Malasari.Pengamat militer Andi Wijayantomencemaskan adanya pembelokanmasalah di dalam pengusutan senjatasimpanan Koes. Dia menunjuk dokumen-dokumen yang beredar dikalangan Komisi I, dan ini mestidisikapi secara proporsional. Fotokopisurat dari Direktur Peralatan MabesTNI-AD, tertanggal 14 Februari 2006,pernah beredar luas di kalangananggota DPR. Isinya; pernyataantentang adanya senjata yang takdilengkapi administrasi. Sinyalementersebut menemukan momentumuntuk didalami setelah kematianKoes. “Puspom mestinya konsentrasidulu pada penertiban administrasipersenjataan, sebelum menyelidiki kasus lain di tubuhTNI,” katanya.Terkait dengan perananWaaslog Koes yang begitubesar, pejabat Badan Pembekalan Logistik TNI, Kolonel Soeharno, menilaitata kelola logistik di tubuhTNI kurang efektif. Mestinya manajemen logistikdibenahi melalui komitmen organisasi, kredibilitas perwiranya sertapreferensi kerja yanglebih sinergis. “Denganpeningkatan ketiga haltersebut, kesalahan manusia dalam pengelolaan logistik (senjata)TNI bisa ditekan,” kataSuharno usai pidato pengukuhan gelar doktoralnya di UniversitasNegeri Jakarta (12/7).Namun dia menolakberkomentar tentangkasus penyimpanansenjata Koes. Meskipunditanya oleh penguji,Suharno beralasanKSAD tidak memperkenankannya untuk mengemukakan hal tersebut.Menjelang batas waktu 9 Agustus, para penyelidik menelusurisemua jalur informasi untuk mengungkap kasus tersebut. Dilaporkan Puspom TNI akan meminta keterangan atase pertahanan di sembilan negaratempat Koes membeli senjatasenjata tersebut, seperti Singapura, Afrika Selatan, Swiss, RRC,Thailand, Kroasia, Polandia, Korea Selatan dan Bulgaria. Paraatase dianggap lebih memahamijalur perdagangan senjata di wilayah penempatannya.Komisi I DPR mendukung rencana pengusutan jejak perjalanansenjata-senjata pada para atasepertahanan. Jenderal Djoko Santoso, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR,mengatakan sejak tahun 2001sampai 2004 ada 29 kali pengiriman senjata. Dia merinci,BERINDO: WILSON EDWARD