Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 22
22 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA UTAMAkali, berlangsung selama Mei 2003hingga Maret 2006 sebanyak 60pucuk berupa senjata non-standarmiliter. Pemasukan ini didasarkanatas surat permintaan yang ditandatangani oleh Brigjen Koesmayadiselaku Waaslog KSAD.Pemasukan lainnya sebanyak 23kali, berupa senjata standar militerdari berbagai negara, berlangsungselama Maret 2001 hingga Oktober2004. Pemasukan didasarkan padasurat pemberitahuan impor barangdari Mabes TNI melalui BandaraInternasional Soekarno-Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, danTanjung Perak Surabaya.Kata Marsekal Djoko, peruntukanpengadaan senjata antara lain untukPeleton Intai Tempur (Tontaipur)Kostrad sebanyak 661 pucuk, diantaranya terdapat 623 pucuk senjata laras panjang dan 38 pucuk laraspendek, kemudian 16 granat asap,9.030 butir amunisi, dan tiga bokslain yang jumlah dan isinya takdiketahui.Dari semua pemasukan setelahdilakukan rekapitulasi secara keseluruhan, menunjukkan hasil bahwa jumlah senjata api, amunisi, sertaperlengkapan militer lain yang disitaoleh Puspom TNI-AD tidak samadengan daftar pemasukan.Yakni, hanya berhasil diperoleh 185pucuk senjata api terdiri delapanpucuk senjata api laras panjang licin,122 pucuk senjata laras panjangberalur (dua di antaranya senjatamainan), 55 pucuk senjata laraspendek (satu di antaranya mainan),28.985 butir amunisi, sembilan butirgranat, 28 teropong berbagai jenis,serta magazin pendek dan magazinpanjang.Berdasarkan hasil sitaan PuspomTNI inilah, pengamat intelijen Wawan H. Purwanto mamastikan ratusan pucuk senjata lain masih berserakan dimana-mana dan semua takberegister resmi.Karena itu, untuk sementara Panglima TNI menilai pelanggaran hukumdan penyimpangan yang terjadidalam kasus Koesmayadi terjadi padaaspek manajemen. Yakni, tidak dipatuhi aturan tentang ketentuanketentuan penerimaan, pengadaan,serta pertanggungjawaban pengurusan administrasi senjata api, amunisi, serta peralatan militer.Djoko Suyanto mengatakan penyimpanan senjata dalam jumlah diluar kepatutan adalah prosedur yangsalah. Senjata dalam jumlah sekianbanyak tidak mungkin ditempatkandi rumah.Panglima juga memerintahkan dilakukan penyelidikan terhadap kemungkinan kehilangan senjata dalam jumlah begitu banyak yangdialami TNI. Djoko mengaku tak inginmenduga-duga kemungkinan sepertiini telah terjadi, karena prosesnyasedang berjalan. Namun berdasarkanregistrasi, kata Djoko, nantinya akandapat diketahui apakah registrasisenjata itu ada didaftar di staf logistikLatihan perang prajurit-prajurit TNIBERINDO: WILSON EDWARD