Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 25


                                    BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 25BERITA UTAMAsemua pejabat di Markas Besar TNIAD mulai dari Asisten Logisik sampaidengan Perwira Bantuan agar diperiksa.Ade, yang kepalanya luka berdarahditonjok usai fit and proper test calontunggal Panglima TNI Djoko SuyantoKamis (2/2-2006), karena gencarmengajukan berbagai pertanyaanyang bersifat mengoreksi TNI, menyebut DPR periode 1999-2004 pernah merekomendasikan pergantianKoesmayadi. Dia pun kemudian menyebut aneh, temuan senjata barusekarang dibuka dan diumumkanpula ke masyarakat.Mantan Ketua MPR Amien Rais puntergiur untuk ikut-ikutan menilaikinerja intelijen lemah. SitusIndosiar.Com menulis pernyataanAmien, ada kegagalan yang cukup fatal di tubuh intelijen. Kata Amien,senjata-senjata ini bila dijual kedaerah konflik seperti Papua dan Acehdikhawatirkan akan merongrongNegara Kesatuan Republik Indonesia.Demi Kepentingan NasionalKepala Badan Intelijen Negara(BIN), Syamsir Siregar, usai raker dengan Komisi I DPR Selasa (4/7) mengakui kalau senjata yang dimilikiKoesmayadi sebagian belum didukungoleh administrasi pendaftaran. Dan,waktu itu tahun 2002 telah dimintaoleh bagian logistik untuk dilengkapimelalui Kepala Staf Angkatan Darat.Syamsir tak berkomentar soal isusenjata dipasok dari agen di Singapura, tetapi menyebut senjata dibelimelalui rekanan TNI-AD dan dananya belum bisa dipastikan berasaldari mana.Usai rapat dengan Kepala BIN itu,politisi dari Partai Golkar YuddyChrisnandy menyimpulkan senjatasenjata itu ilegal, tidak tercatat dantidak dibiayai dengan APBN. Kesimpulan ini kontradiktif denganketerangan KSAD sebelumnya, yangmenyebutkan senjata itu baru danbelum pernah digunakan, tetapidisimpan di tempat yang bukansemestinya. “Berdasarkan keteranganKepala BIN, senjata-senjata itu pernahdigunakan dalam satu operasi diAceh,” ujar Yuddy.Harian Surya terbitan Surabayaturut memberikan perhatian seriusatas kasus temuan senjata. Mengutiphasil riset analis intelijen Wawan H.Purwanto seorang pengamat intelijen, sebenarnya terdapat sekitar 546pucuk senjata api yang beredar dikalangan tertentu, dan hampir semuanya tak beregister termasuk 180yang terungkap.Akan tetapi Wawan menyebut terlalu jauh bila menuding keberadaansenjata dipakai untuk aksi makar ataukudeta. “Saya melihatnya lebih untukkepentingan nasional, lalu ditempuhlah cara yang tak lazim,” ujar Wawan,saat berbicara dalam diskusi “Membedah Kepemilikan Senjata Ilegal AlmKoesmayadi”, di Jakarta, Sabtu (8/7)siang. Contohnya untuk operasi khusus menumpas separatis GerakanAceh Merdeka (GAM) beberapa waktulalu.Pada kesempatan yang sama analismiliter MT Arifin menduga ada skenario penimbunan senjata yang dilakukan oleh elit sipil. Elit ini mempunyai akses langsung ke TNI danpabrik senjata. Karena itu menurutArifin yang bertanggung jawab secara keseluruhan adalah Panglima TNI.Mencuatnya masalah senjata inikeluar dari institusi TNI disikapiserius oleh Arifin. Ia mengatakan,berarti ada gejala politik yang berkembang di sekitar kasus. Pernyataannya ini didasarkan pengalamanbahwa sejak awal di dalam TNI selaluada faksi-faksi yang bergerak di luarkomando.Sutradara Ginting, politisi yangbaru bergabung dengan PDI Perjuangan mengarahkan sorotannyakepada Presiden Susilo BambangYudhoyono. Ia mengatakan Susilomantan jenderal namun sejak awaltidak mencium gelagat penimbunansenjata, dan cenderung terlambatmengetahui masalah.International NGO Forum on Indonesian Development, atau INFID,mendalami persoalan ini denganmenyelenggarakan diskusi bertajuk“Bisnis Senjata TNI”, di Hotel Tevra,Menteng, Jakarta, Kamis (6/7).Diskusi memaparkan kecenderungan militer di setiap negara berkembang selalu bersekongkol denganperusahaan multinasional.Profesor Douglas Cassel, pakar hukum HAM Internasional, mengatakan perusahaan kelas dunia (MNC,multinational corporation) cenderungmenggunakan militer lokal sebagaicenteng.Donatus K. Marut, Direktur Eksekutif INFID menyebut ada nuansapolitis dalam kasus penemuan senjatanamun kecenderungan terbesarnyabermotif bisnis. Motif ini disebutMarut sebagai masalah klasik kurangnya dana operasional di tubuh militer, yang membuat militer Indonesiamenjadi sangat ’kreatif’ menambalMantan Ketua MPR Amien Rais berkomentar Intelijen lemah bolongnya anggaran. „ HTBERINDO: WILSON EDWARD
                                
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29