Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 28


                                    2828 BBERITA ERITAINDONESIA INDONESIA, , 10 Agustus 2006 10 Agustus 2006BERITA KHASCommunications PT GIA mengatakan,apa yang dilakukan pemerintah sudah baik. Pihaknya percaya bahwaproduk UU tersebut bisa menghasilkan hal-hal yang baik. Fokus perusahaannya saat ini memacu aspek pelayanan, bagaimana memanjakan para langganan. Pelayanan menjadikanprioritas utama. Komitmen ini dibuktikan dengan adanya direktur pelayanan, artinya GIA tahu nilai dari pelayanan.Kata Pujobroto, Garuda senantiasamengutamakan keamanan dan keandalan, selaku anggota IATA yang memiliki 126 anggota dari perusahaanpenerbangan internasional di seluruhdunia. GIA memegang sertifikat IOSAsampai akhir tahun 2007. Bagi perusahaan penerbangan yang tidak memiliki sertifikat IOSA, katanya, tidakdapat melakukan aliansi dengan penerbangan lain. GIA memegang sertifikat IOSA padahal baru digulirkanJuni 2006.Sebagai gambaran, kata Pujobroto,anggota IATA, dari 1,3 juta penerbangan internasional hanya terjadi satukecelakaan. Anggota IATA yang dapatsertifikasi IOSA, kondisinya jauh lebihbaik lagi, dari 2,9 juta penerbangandi seluruh dunia, satu terjadi kecelakaan. Katanya, hasil audit manfaatnyajauh lebih besar, baik dari sisi bisnismaupun tingkat kepecayaan.Protes Jalan TerusBegitu pula dengan angkutan jalanraya dan kereta api terus dibenahi untuk mengantisipasi kepadatan lalulintas. Prioritas utamanya meningkatkan keselamatan dan pelayanan.Keselamatan lalulintas darat berada pada titik cemas. Bayangkan, setiap tahun tak kurang dari 30.000nyawa melayang akibat kecelakaandi jalan raya. Penyebab utamanyafaktor manusia. Hal inilah yang mendorong pemerintah merevisi UULalulintas Jalan Raya.Namun Dirjen Perhubungan DaratIskandar Abubakar mengatakan perjalanan RUU tersebut tidak semulusyang digambarkan karena mendapatprotes dari pihak kepolisian. Alasannya, pihak kepolisian tidak dilibatkandi dalam perumusan RUU tersebut.Sumber di Mabes Polri mengatakanbilamana UU itu berlaku, untukmendapatkan SIM, biayanya akanjauh lebih mahal dari sekarang. Prosesnya pun akan lebih rumit dan memakan waktu lama. Artinya, UU revisi menambah panjang mata rantaibirokrasi. Iskandar mengatakan pihaknya tidak mengenyampingkaninstitusi lain. “Kita belum tahu mekanismenya,” kata Iskandar.Namun RUU Perkeretaapian relatiftidak menghadapi masalah yang serius. Dirjen Perkeretaapian, SoeminoEko Saputro, mengharapkan undangundang baru memacu semangat jajaran PT Kereta Api (PTKA) untuk meningkatkan perannya dalam memenangkan persaingan yang semakinsengit dewasa ini. Peluang masuknyasektor swasta ke usaha ini, katanya,merupakan dinamika bisnis yang tidak perlu ditakutkan. Sebaliknya diamendorong jajaran PTKA agar siapmengantisipasi perkembangan yangada. Prioritas utama adalah membangun citra perkeretaapian agar menjadi lebih baik.Soemino melihat satu-satunya cara,mengoptimalkan pelayanan kepadapengguna jasa kereta api. Kalau bicara pelayanan, berbagai aspek adadi dalamnya, termasuk keselamatan,baik dari sisi pengguna jasa maupunoperator. Perkeretaapian, salah satumoda transportasi yang memilikikarakteristik dan keunggulan khusus,terutama dalam segi kemampuannyauntuk mengangkut penumpang danbarang secara massal, hemat energi,hemat penggunaan ruang, punyafaktor keamanan tinggi, dan tingkatpencemaran yang rendah. Kereta apijauh lebih efisien ketimbang modatransportasi lain, baik untuk angkutan jarak jauh maupun perkotaanpadat seperti Jakarta.Menyadari keunggulan dan karakteristik perkeretaapian, maka perannya perlu lebih dimanfaatkan untukpengembangan sistem transportasinasional secara terpadu. Kata Soemino, majunya perkembangan teknologi perkeretaapian dan perubahanlingkungan global, maka pemerintahmendorong partisipasi swasta di dalam penyelenggaraan perkeretaapiannasional.Sementara itu Dirut PTKA RonnyWahyudi mengatakan murahnya tarif pesawat mendorong persaingan semakin ketat, maka berbagai strategiterus dikembangkan. Misalnya, pendekatan kepada pelanggan, terutamadari sisi pelayanan, di stasiun, selamaperjalanan sampai ke stasiun tujuan.“Kita terus mengembangkan image,bagaimana dapat memberi kesanyang baik,” kata Ronny.Memang dia sadar itu perlu waktu,tapi itu terus dilakukan. Harapanpengguna jasa KA selalu diperhatikanmeskipun dilakukan bertahap, tapiberkesinambungan.Membangun brand image, katanya,perlu waktu dan harus fokus. Membangun kesan dan rasa nyaman selama di perjalanan, merupakan parameter yang menjadi tolok ukur saatini, termasuk pendukungnya. Kesanindah dan mendalam selama menggunakan jasa KA dan pelayanan sampai di stasiun tujuan, terus dibenahi.Kata Ronny, meski mahal kalau berkesan, itu merupakan nilai. Dan nilaipelayanan bisa menjadikan pengguna jasa tetap setia pada kereta api. Maka obsesinya selalu membangunbrand image, cari peluang agar meKereta Api: Membangun Citra BERINDO: WILSON EDWARD
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32