Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 32


                                    32 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA NEWSMAKERPembersmembeberkan langsung temuan Puspom TNI AD tersebut dalam sebuahkonferensi pers, yang digelar secarakhusus pada Kamis (29/6) malam.Langkah Djoko sepertinya berada diluar tradisi militer. Ini, menjadi sebuah kemajuan luar biasa bagi TNIdimana persoalan berat mulai diselesaikan secara terbuka dan transparan dengan melibatkan opini publik.“Ini suatu kemajuan,” kata mantanWakil KSAD Letnan Jenderal Purnawirawan Suryadi. “TNI Angkatan Darat sudah bisa mengikuti transparansi,” tulis majalah Tempo, mengutippernyataan Ketua Umum PersatuanPurnawirawan Angkatan Darat itu.Institusi TNI biasanya menutuprapat-rapat aneka persoalan internaluntuk selanjutnya diproses secara internal. Tetapi dengan pembeberan iniDjoko berminggu-minggu pasti menjadi pembuat berita di media massa.Dalam kasus-kasus internal selamaini biasanya persoalan diselesaikandulu di dalam tubuh TNI, baru diumumkan ke luar. Maka menjadi sebuah perkembangan baru apabila pengungkapan kasus temuan senjatakali ini bisa memberikan hasil akhiryang memuaskan masyarakat luas.Membesarnya isu temuan senjata,lalu muncul dukungan berbagai kalangan agar militer Indonesia dapat semakin solid dan membersihkan diri,adalah kekuatan baru bagi pria kelahiran Solo, 8 September 1952 ini untuk melakukan konsolidasi internal.Sebab di luaran masih berserakan 546pucuk senjata tak beregister, termasuk 180 yang sudah ditemukan.Memang, Djoko Santoso saat berbicara di DPR Senin (10/7), dengan ringan hanya menyebut kemungkinanKoesmayadi sebagai seorang kolektorberat senjata, mengingat jumlah pucuk dan butir amunisinya yang tergolong tak biasa dimiliki seseorang.“Jika dilihat dari banyaknya jenissenjata, 115 jenis, menunjukkan yangbersangkutan adalah kolektor berat,”ujar Djoko, yang pernah bertugas diarena konflik Maluku selaku PangdamXVI/Pattimura dan Panglima KomandoOperasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) Maluku 2002-2003.Jenderal PerfeksionisKSAD Djoko Santoso merupakan soSejak dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1Februari 2005 Jenderal Djoko Santoso aktif membersihkanrumahnya sendiri. Banyak yang mendukung tetapi banyakpula yang curiga.mbargo senjata cukup lamadikenakan Amerika terhadap Indonesia. Di tengahtengah operasi militer melawan separatis GAM di Aceh, terpiculah pembengkakan permintaansenjata. Lalu lewat pendekatan personto person senjata-senjata dibeli di pasar gelap dan didatangkan secara taklazim sejak tahun 2002.Untuk kebutuhan darurat agaknyacara diam-diam ini dibenarkan demimenjaga kepentingan nasional, danuntuk mengimbangi gerakan GAMyang saat jeda kemanusiaan mendapat pasokan senjata dari pasar gelap diThailand Selatan dan diselundupkanmelalui pintu perlintasan antar negarayang tak berpenjaga.Berbeda dengan senjata GAM, senjata-senjata yang dibeli secara mudahdan cash and carry di pasar gelap masuk melalui pelabuhan Tanjung Priokdan Bandara Soekarno-Hatta. Dalamperjalanannya kemudian senjata-senjata berada dalam kekuasaan orangorang tertentu tanpa melewati register resmi.Sebuah surat dari Direktur Peralatan Mabes TNI Angkatan Darat, tertanggal 14 Februari 2006, pernahberedar luas di kalangan anggota DPRRI, isinya; pernyataan tentang adanya senjata yang tak dilengkapi administrasi. Sinyalemen tersebut menemukan momentum untuk didalami setelah kematian mendadak Brigadir Jenderal TNI Koesmayadi, WakilAsisten Logistik KSAD, pada Minggu(25/6).Di salah satu rumah kediamannya,Perumahan Pantai Marina, Jalan Pangandaran V Nomor 15, kawasan Ancol, Jakarta Utara, Puspom TNI ADmenemukan 145 pucuk senjata dariberbagai jenis berikut 28.985 butiramunisi, granat tangan dan 26 teropong. Jenis senjata itu di antaranyaSS-1 (senapan serbu buatan PT Pindad), AK, MP-5 (senjata yang biasadigunakan pasukan khusus), dan M16 (senapan serbu buatan AS).Adalah Kepala Staf TNI AngkatanDarat, Jenderal Djoko Santoso yangEWILSON BERINDO
                                
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36