Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 35LENTERAAda yang bertanya, dari manadananya? Ada juga yang berprasangka:Jangan-jangan ajarannya sesat? Adajuga yang mengklaim bahwa itu milikNII (Negara Islam Indonesia). Bahkanada majalah mengisukan bahwa Osamabin Laden ada di sana.Namun berbagai perdebatan,prasangka, klaim dan isu itu, tidakmenyurutkan perkembangannya.Bahkan lembaga pendidikan Islammodern ini makin berkembang pesat,yang ditandai semakin banyaknyajumlah santri setiap tahun dan resmiberdirinya Universitas Al-ZaytunIndonesia, menggenapi sistempendidikan satu pipa yang dianutnya.Al-Zaytun! Kehadirannya saja sudahmerupakan fenomena yang menarik.Apalagi setelah beberapa kaliberkunjung dan berdialog di sana,sehingga dapat mengenalnya lebihdekat dan lebih dalam, tidak hanyasecara penampilan fisik, tetapi jugapemikiran, visi dan misi sertaaplikasinya, fenomena Al-Zaytunbertambah menarik dan bermakna.Pertama kali berkunjung ke sana,kami memperkenalkan diri sebagaiorang berbeda aliran agama. Kamiseorang kristiani! Perkenalan kami itulangsung direspon dengan jawabanbersahabat oleh Syaykh Al-Zaytun.Petikannya: “ Sebagai suatu bangsaIndonesia, kita sudah punya keyakinan,satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.Dan kejayaan kita ini justru adakebhinnekaan. Ini yang harus kitasyukuri. Jadi kami tidak merasaberbeda.”Kemudian pada bagian akhir, SyaykhAl-Zaytun mengatakan: “TerimakasihAnda sudi datang ke mari, tapi sayaminta jangan mengatakan beda aliran.Tuhan kita sama. Anda beriman, kitaberiman, itu kesamaannya. Nggak usahdikatakan benar tidak benar. Yang tahubenar itu cuma yang di atas sana(Tuhan). Yang penting kita praktekkankebenaran, kita berjalan pada nilainilai kebenaran, nanti yang di atas sanayang menilainya. Indonesia kalau sudahbegitu, udah beres. Karena kitamajemuk!”1Jawaban spontan ini cukupbermakna bagi kami untuk ingin lebihjauh mengenal dan mendalamipemikiran, visi dan misi Al-Zaytun.Kemudian, menulis apa yang kamilihat, dengar dan rasakan setiap kaliberkunjung dan berdialog mengenaiberbagai hal, terutama dalamkehidupan beragama, bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.Sampai kami tiba dalam suatupengenalan bahwa dia (Syaykh AlZaytun) seorang pelopor pendidikanterpadu (kampus peradaban)2, yangmampu mentransformasi danmengaplikasikan toleransi danperdamaian dalam proses belajar sejakdini di lingkungan kampus maupundalam interaksi sosial di luar kampus(masyarakat). Dia seorang pembawadamai! Bukan untuk tujuan politikpraktis kepentingan jangka pendek (thenext position), tetapi tujuan damaiberjangka panjang (the nextgeneration). Dia sungguhmengaplikasikan ajaran agama Islamyang rahmatan lil a’lamiin.Alumni Ponpes Gontor dan InstitutAgama Islam Negeri (IAIN), sekarangmenjadi Universitas Islam Negeri(UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat,Jakarta, itu seorang pemangkupendidikan yang memiliki wawasanjauh ke depan (visioner) menembusabad dan milenium, menembus sekat,golongan, suku, agama, bangsa dannegara. Berpengetahuan luas,berwibawa, tegas, kebapakan, cerdas,serta memiliki sifat dan sikap lainnyayang layak dimiliki oleh seorangpemimpin dan pemangku pendidikan.Patutlah dia dianugerahi gelar DoktorHonoris Causa bidang Management,Education and Human Resources olehIMCA (International ManagementCentres Association)-RevansUniversity, sebuah universitas actionlearning yang berbasis di Buckingham,Inggris dan Amerika Serikat.Dr Antony Hii selaku RegionalDirector and Associate Professor IMCAmenyebut beberapa pertimbanganpenganugerahan gelar tersebut, antaralain, karena Syaykh AS Panji Gumilangdianggap berjasa melakukan perubahanbesar dalam transformasi kependidikandi Indonesia. Dia dinilai telah suksesmewujudkan ide baru dalam sebuahparadigma baru pendidikan Islammelalui Al-Zaytun3.FOTO: WILSON BERINDO
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39