Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 33


                                    BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 33BERITA NEWSMAKERJenderal Djoko Santoso:sih Rumah ”Angker”BIODATAsok militer reformis. Dia sendiri yangpertama kali membuka kasus temuansenjata ke publik, lalu berjanji akantransparan mengusut terus hinggatuntas. Djoko juga berjanji akan mengumumkan siapa-siapa yang terlibat termasuk petinggi berpangkatjenderal sekalipun, jika memang terbukti terlibat.Djoko memiliki keinginan kuat untuk membersihkan institusi militerdari faksi-faksi yang bisa mencairkankeutuhan TNI.Dari pengungkapan cepat kasus temuan senjata di rumah Brigjen Koesmayadi, serta jawaban dan pernyataan Djoko di depan anggota Komisi I DPRSenin (10/7), menunjukkan KSADagaknya masih memiliki sasaran lain.Sebab, tuturnya, pengadaan sejumlah senjata api untuk satuan-satuanTNI AD yang melibatkan Wakil Asisten Logistik (Waaslog) KSAD almarhum Brigjen TNI Koesmayadi, itusesungguhnya adalah sah dan dilengkapi dokumen pendukung (SP2).Jelas Djoko, terdapat dokumen pengiriman senjata sebanyak 23 kalidari 12 negara untuk memasukkan623 pucuk senjata laras panjang dan38 pucuk laras pendek, total 661pucuk. Ketika dilakukan pengecekanulang oleh Detasemen Intelijen Tempur, diketahuilah, dari 661 pucuksenjata yang dikirim hanya tercatat524 atau terdapat selisih 137 pucuk.“Kemungkinan ini masih di Kostrad, Kopassus, Papua, Aceh atau Batalyon Raider yang merupakan satuan dengan kemampuan khusus,” kataDjoko.Persoalan temuan senjata di rumahAlmarhum Brigjen Koesmayadi terusbergulir. Semua media sangat tertarik untuk menyisir proses pengusutan sebab baru kali inilah terjadi sebuah persoalan internal tersebar keluar tubuh militer secara terbuka.Majalah Tempo edisi 10-16 Juli, misalnya, menulis upaya “Bersih-BersihJenderal Djoko” membongkar kasuskasus di TNI Angkatan Darat, telahmembuat para seniornya gerah.“Maunya apa Djoko ini?”, tulis Tempo, mengutip sungut-sungut seorangjenderal purnawirawan yang pernahmenjabat Panglima Komando DaerahMiliter.Narasumber itu menyebut KSADsalah menangani masalah, sebab sebaiknya diselesaikan “baik-baik di kalangan internal”. “Kalau diumumkanseperti sekarang, TNI bisa pecah,” katanya, “karena ada yang merasa jadisasaran tembak.”Sesungguhnya itulah Jenderal Djoko Santoso, tak ingin membuat gebrakan diam-diam dan tertutup. Sejakdiangkat menjadi KSAD Februari2005 ia membuka berkas-berkas lamakontrak pengadaan kebutuhan Angkatan Darat. Semua transaksi di masalalu dimintanya untuk diteliti.Djoko ingin menjalankan terus program tertib administrasi, termasukregistrasi senjata seperti mengenainomornya, satuannya, dan kapanpertamakali dipakai semua harus terdaftar.Djoko mengumumkan sendiri berbagai temuan dugaan penyimpangan. Juni tahun lalu ia mencopotMayor Jenderal A.D. Sikki dari jabatan Panglima Kodam V Brawijaya, Jawa Timur. Djoko juga membuka kasuspenggelapan dana tabungan wajibperumahan prajurit, yang meraibkan uang Rp 129 miliar, yang didugamelibatkan sejumlah perwira tinggidiantaranya Mayor Jenderal SalimMengga. Mengga sampai-sampai gagal dilantik menjadi Pangdam Pattimura.Masih banyak persoalan masa laluAngkatan Darat yang belum terungkap. “Tapi sekarang tanggungjawabsaya ambil alih, karena sayalahKSAD-nya,” kata Djoko Santoso, seperti ditulis Tempo.Situs online para tokoh, TokohIndonesia.Com (alamat http//www.tokohindonesia.com/d/Djoko_Santoso) menggelari Djokosebagai “Jenderal yang Perfeksionis”.Dia jenderal yang kalem, low profile, bersahaja tapi tegas dan cenderung perfeksionis. Perwira intelijenyang kebapakan ini juga luwes dalampergaulan sehari-hari. TokohIndonesia memperkirakan langkah Djokoselanjutnya mungkin akan menjabatPanglima TNI berikutnya.Djoko Santoso dibesarkan di lingkungan intelijen negara yang secarakarakter memang tidak boleh highprofile. Apalagi di bidang tugas intelijen, dia kebanyakan menempati posdi direktorat dan intelijen strategispertahanan luar negeri. Sehingga eksposenya sangat minim.Nama alumni Seskoad (1990) inimulai menonjol setelah menjabatPangdam XVI/Pattimura & PanglimaKomando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003, dan Pangdam Jaya Mei 2003-Oktober 2003.Djoko agaknya masih akan memanfaatkan momentum kasus temuan senjata sebagai wallpass untuk memasukiarea abu-abu yang selama ini terkesantak tersentuh. Bersama Panglima TNIia gencar membersihkan diri. HTNama : Jend. TNI Djoko SantosoLahir : Solo, 8 September 1952Jabatan: Kepala Staf TNI AngkatanDaratIstri : Angky Retno YudiantiAnak : 1. Andika Pandu 2. Ardya Pratiwi SetyawatiPendidikan:‰ Akabri (1975)‰ Seskoad (1990)‰ S1 FISIP (1994)‰ S2 Manajemen (2000)Riwayat Jabatan:‰ Waassospol Kaster TNI (1998)‰ Kasdam IV/Diponegoro (2000)‰ Pangdivif 2 Kostrad (2001)‰ Pangdam XVI/Pattimura & Pangkoopslihkam, 2002-2003‰ Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mei2003-Oktober 2003‰ Wakil Kepala Staf TNI AD 2003-2005‰ Kepala Staf TNI AD 2005
                                
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37