Page 9 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 9
BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006 9HIGHLIGHT BERITA 20 SEPTEMBER - 03 OKTOBER 2006gapnya sebagai “anak baru” dalam duniapolitik. Abe berjanji meningkatkanhubungan dan kerja sama keamanandengan Amerika Serikat, merevisi undang-undang cinta damai 1947, mempertegas kebijakan-kebijakan luar negeri,dan menanamkan pendidikan patriotikdi kalangan pelajar Jepang.27/09/2006Achmad Ali Mengadu ke Komnas HAMMantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar, Achmad Ali mengadukan Kepala KejaksaanTinggi Sulawesi Selatan MasyhudiRidwan ke Komisi Nasional Hak AsasiManusia, Rabu (27/9) di Jakarta. Pengaduan itu berkaitan dengan ditetapkannya Achmad sebagai tersangkakasus korupsi dana penerimaan negarabukan pajak dan uang muka kerjamahasiswa. Achmad menilai penetapansebagai tersangka itu merupakan pelanggaran hak asasi dan pembunuhankarakter atas dirinya sebab KepalaKejati Sulsel belum pernah memeriksadan melakukan klarifikasi atas dugaanitu. Padahal, dana penerimaan itu sudahdipertanggungjawabkan kepada timklarifikasi rektorat. Achmad Ali mengaku, selama tujuh tahun menjadidekan di Fakultas Hukum Unhas, timaudit tidak pernah menemukan pelanggaran, dan pertanggungjawabannyaselalu diterima. Achmad juga membantah keterkaitan dengan pengelolaan Program Strata 2 Hukum Nonreguler PPSUnhas periode 1999-2001. Sebagaidekan, dia tidak merangkap ketua program itu. Meski tersangkut dugaankorupsi, Achmad Ali termasuk satu darisembilan bakal calon hakim agung yanglolos seleksi kepribadian yang dilakukanoleh Komisi Yudisial (29/9).28/09/2006Pensiunan Jenderal TNI Ditangkap diASEric Wotulo (60), warga negara Indonesia purnawirawan jenderal TNI AL,ditangkap aparat Amerika Serikat (AS)karena terlibat penyelundupan senjata.Eric dituduh berkonspirasi menyelundupkan senjata untuk kelompokpemberontak Macan Tamil (LiberationTigers of Tamil Eelam/LTTE) di SriLanka. Bersama Eric juga ditangkap tigaorang WNI, yakni Haji Subandi (69),Reinhard Rusli (34) dan Helmi Soedirdja (33); seorang warga Singapura,Haniffa Osman (55), serta Thirunavukarasu Varatharasa (36), warga SriLanka. Kadispen TNI AL, LaksamanaPertama Slamet Yulistiono, mengakuiEric Wotulo sebagai mantan perwira diKorps Marinir. Pangkat terakhir Ericaktif di Marinir adalah kolonel danbertugas di Surabaya. Setelah itu diperbantukan sebagai Direktur PengamananOtorita Batam. Penangkapan Eric csyang dilakukan di Guam, AS, Kamis(28/9) dan Jumat (29/9) lalu dilakukanagen-agen federal AS setelah melakukanpenyelidikan sejak musim panas 2004.Kini, keenam orang tersangka itu tengahmenghadapi ancaman hukuman penjaramaksimal lima tahun. Tidak hanya itu,Subandi, Osman dan Wotulo juga menghadapi ancaman 15 tahun penjara untukkonspirasi menyediakan dukungan padateroris, serta 20 tahun penjara bilaterbukti melakukan pencucian uang.Kejadian ini merupakan kasus penangkapan kedua terhadap pemasoksenjata asal Indonesia di AS. Pada 7April lalu, dua WNI, yakni Dirut PTAtaru, Hadianto Djoko DJuliarso, salahsatu rekanan TNI AU, dan IgnatiusFerdinandus Soeharli, ditangkap agenFBI di Hawaii. Bersama Ibrahim binAmran, warga Singapura, dan DavidBeecroft asal Inggris, mereka didakwaberusaha membeli senjata secara ilegal.29/09/2006Corazon Aquino Berkunjung ke JakartaMenjadi seorang pemimpin yang efektif tidak akan mudah karena pemimpinharus bisa mengesampingkan kepentingan diri sendiri dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Sebagai bekalmeraih kesuksesan, pemimpin harusmemiliki the right attitudes atau sikapbaik yang dapat menjadi teladan. Pernyataan itu berkali-kali ditegaskanmantan Presiden Filipina CorazonCojoangco Aquino (1986-1990) saat berbagi pengalaman dalam kuliah umumberjudul “The Right Attitudes” kepadasekitar 3.000 mahasiswa di UniversitasPelita Harapan (UPH), Tangerang,Banten, Jumat (29/9). Dalam ceramahyang berlangsung sekitar setengah jamitu, selain bercerita tentang pengalamannya saat menjabat sebagai presiden,perempuan berusia 73 tahun yang masihterlihat segar itu juga memberikan