Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 47
BERITAINDONESIA, 23 November 2006 47BERITA EKONOMIBank BII dan Bank MandiriGenjot Pertumbuhan Kreditbank BNI tinggi, margin bunga bersihjustru turun 0,55%, menjadi 5,46%.Presdir PT Bank Niaga Tbk, Peter BStok, mengatakan, bank Niaga memperoleh kenaikan laba bersih berasal darinet interest income 30%, dan dari keuntungan penjualan surat berharga serta pengelolaan biaya operasional secara efisien.Bank Niaga memperoleh laba bersihsetelah konsolidasi Rp 537,84 miliar, naik23% dibanding periode sama tahun 2005yang sebesar Rp 435,98 miliar.PT Bank BRI Tbk tergolong tinggi menempatkan dana di SBI, menurut KompasSabtu (21/10) mencapai Rp 13,316 triliun.Akan tetapi, masih dihari yang sama,harian sore Suara Pembaruan justrumenulis BRI dan PT Bank Bukopin Tbksebagai bank yang berhasil membuktikankenaikan laba sebagian besar berkatkontribusi dari pendapatan bunga kredit.Laba bersih BRI hingga kuartal-3 2006tercatat Rp 3,1 triliun, meningkat 23,56%dibanding tahun sebelumnya Rp 2,51triliun. Peningkatan laba didorong olehpendapatan bunga yang tumbuh 23,30%,dari Rp 12,63 triliun menjadi Rp 15,57triliun.“Pendapatan bunga BRI sebagian besaratau 74,34% berasal dari pendapatanbunga kredit,” kata Dirut BRI Sofyan Basirkepada Suara Pembaruan.Bank Bukopin, kata Dirut Glen Glenardi, juga mengalami peningkatan laba yangditopang oleh pendapatan bunga bersihseiring dengan penyaluran kredit di segmen usaha menengah, kecil, dan mikro.Bank Bukopin mencatat pertumbuhanlaba sebelum pajak Rp 344,95 miliar, naikRp 67,66 miliar atau 24,4% dibandingperiode sama 2005. HTSama seperti bank lain,PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) juga mengalami peningkatan pendapatan inti. BII bersama BankMandiri hanya sedikit diantara bank yang masihaktif menjalankan fungsiintermediasi.Dalam siaran pers yangditerima Berita Indonesia,disebutkan, hingga kuartal3 2006 BII mengalami peningkatan pendapatan.Pendapatan bunga bersih(net interest income, NII)tumbuh 13%, menjadi Rp2,082 triliun, dari tahunsebelumnya Rp 1,842 triliun. Pendapatanoperasional lain naik 5%, menjadi Rp 795 miliar.BII mencatat peningkatan margin bunga bersih(net interset margin, NIM) menjadi 5,35%.BII juga berhasil membuktikan kemampuanmengelola biaya secara efektif, jumlahnyahingga September 2006 Rp 1,758 triliun. Costto Income Ratio BII terus saja membaik, daritahun sebelumnya 66,44% menjadi menjadi61,12% pada September 2006. Perbaikan iniakan terus berlanjut hingga menjadi 50% ditahun 2008.Ini menunjukkan BII mampu mengelola biayasecara efektif dalam melakukan investasistrategis guna mewujudkan pertumbuhan yangberkesinambungan.BII mampu bertahan dan mencatat kinerjayang cukup baik, walau laba bersih konsolidasipada September 2006 hanya Rp 517 miliar,turun 12% dibanding tahun sebelumnya, atauturun 6% dibanding kuartal sebelumnya.BII mengalami penurunan profitabilitaskarena mencatatkan total biaya penyisihanpenghapusan aktiva produktif (PPAP) sebesarRp 543 miliar, meningkat secara signifikandibanding tahun sebelumnya hanya Rp 98miliar.BII hingga kuartal-3 2006 berhasil meningkatkan pertumbuhan kredit hingga mencapai 18%,dari sebelumnya Rp 21,320 triliun menjadi Rp25,154 triliun. Komposisinya terdiri dari kreditkorporasi 34%, kredit UKM/Komersial 34%, dankredit konsumer 35%.Pertumbuhan kredit BII yang sedemikiantinggi berhasil menaikkan rasio penyalurankredit terhadap dana pihak ketiga (DPK), atauloan to deposit ratio (LDR), dari sebelumnya54,66% menjadi 61,43%. Akan tetapi peningkatan LDR turut pula diikuti peningkatan kreditbermasalah, atau non performing loan (NPL)(gros) menjadi 4,78%, dibanding tahun sebelumnya 2,85%. NPL (net) BIIberada pada posisi 3,38%.Total aktiva dan kewajiban BII relatif stabil, masingmasing Rp 49,167 triliundan Rp 44,043 triliun. Hingga September 2006 totalkewajiban BII terutama berasal dari simpanan nasabahRp 35,039 triliun, terdiri darideposito 61% sisanya tabungan dan giro 39%.Genjot PertumbuhanKreditMenjawab pertanyaanperihal visi perusahaan kedepan, Sukatmo Patmosukarso, Direktur BII, Kamis (2/11), kepadaMajalah Berita Indonesia mengatakan BII akantetap menggenjot pertumbuhan kredit.“Kami akan terus genjot pertumbuhan kredit.Diharapkan kondisi makro akan lebih kondusifke depan,” ujar Sukatmo.“Saat ini konsentrasi kami di sektor kreditkonsumsi adalah meningkatkan collection diconsumer loans. Ekspansi di sektor SME (UKM,Red), komersial dan korporasi akan kamipercepat dengan menambah officer kredit di 10sentra kredit di seluruh Indonesia dan di kantorpusat. Kami juga akan meluncurkan kredit program untuk SME sehingga proses kredit bisalebih dipercepat,” kata Sukatmo.Sukatmo Patmosukarso memastikan sejumlah sektor industri tertentu telah diidentifikasiuntuk menjadi titik pertumbuhan kredit korporasi. “Misal pertambangan, transportasi,infrastruktur, perdagangan dan beberapa sektorpenunjangnya,” ujarnya.Senada dengan langkah BII, manajemenBank Mandiri telah menargetkan pertumbuhankredit sekitar 16-18%, dan menekan rasio kreditbermasalah (NPL) di bawah 10%.Hingga kuartal-3 2006 Bank Mandiri menyalurkan kredit Rp 100,85 triliun, naik 0,53%.Rasio LDR menjadi 53%, naik dari sebelumnya49%. Rasio NPL turun menjadi 14%, darisebelumnya 16%. Bank Mandiri fokus padapenyaluran kredit di segmen konsumer, kreditUKM, kredit korporasi, dan kredit komersial.“Secara gross walaupun pertumbuhan kreditperbankan agak lamban, tapi fungsi intermediasi kami tetap jalan. Tadinya orang memprediksi akan terjadi konsolidasi, sehingga kredit sepanjang 2006 akan turun, tapi ternyatakami masih bisa mempertahankan pertumbuhan kredit,” kata Agus Martowardojo, DirutPT Bank Mandiri Tbk kepada Investor DailySelasa (31/10). HTSukatmo Patmosukarso