Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 46


                                    46 BERITAINDONESIA, 23 November 2006BERITA EKONOMIHingga Kuartal-3 2006Fungsi Intermediasi PerbankanJalan di TempatSejumlah bank perusahaan terbuka (Tbk) mengumumkanlaporan keuangan kuartal ketiga tahun 2006. Terlihatcantik, sebab berhasil membukukan keuntungan yangmenggiurkan pemegang saham. Tetapi sekaligusmenggelikan sebab mereka memperoleh keuntungansebagai pemburu rente.ini ditempatkan di SBI diperoleh bunga10,75%. Padahal kepada nasabah sebagaipemilik dana, BCA hanya memiliki bebanbiaya untuk jenis tabungan ini 5% pertahun.Berarti, BCA memperoleh net interestmargin (NIM) 5,75% (10,75%-5%). NIM5,75% dikalikan Rp 3 triliun hasilnyadiperoleh Rp 175 miliar sebagai pendapatan bunga bersih (net interst income, NII).Pada waktu yang sama berbentuk giroBCA juga memperoleh DPK sebesar Rp 1,6triliun. Bila dana ini ditempatkan di SBIdiperoleh tambahan pendapatan NII Rp136 miliar.Maka bila semua DPK tersebut ditempatkan di SBI akan diperoleh NIM sebesar Rp 311 miliar pertahun. Mudahsekali, bukan?Akan tetapi jika BCA ingin memperolehtambahan pendapatan sebesar sama Rp311 miliar dari penyaluran kredit, dandengan asumsi bunga kredit untuk korporasi 13-14%, maka besar kredit yangharus dikucurkan paling tidak mencapaiRp 13,8 triliun.Dengan perhitungan untung-rugi, Jahjamengakui pertumbuhan kredit BCA selama tahun 2006 sangat lambat, hanyatumbuh Rp 2 triliun atau kurang dari 5%dibanding tahun 2005.Perbandingan antara dana simpanan(DPK) dengan kredit yang diberikan, atauloan to deposit ratio (LDR) juga turun. PerSeptember 2005 LDR BCA masih 40%,tahun ini 38,3%. Total kredit BCA per September 2006 Rp 53,746 triliun, turun0,8% dibanding tahun 2005.Kinerja Bank Lain SamaWajah laporan keuangan kuartal-32006 pada bank lain hampir sama.PT Bank Century Tbk, bila pada September 2005 membukukan margin bungabersih (NIM) 0,36%, tahun ini membaikmenjadi 3,24%. Kenaikan memberi lonjakan pendapatan bunga bersih (NII) hampir sepuluh kali lipat, total menjadi Rp251,16 miliar.ank-bank terbukti masih lebihsuka membungakan uang. Dana pihak ketiga (DPK) bukannya disalurkan kembali ke masyarakat, atau pengusaha, sebagai kreditatau modal kerja. Tetapi diendapkan diBank Indonesia (BI) untuk memburukelebihan bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).BI pun terlihat masih saja mengkondisikan bank-bank menjadi rentenir kerahputih. Sebab, BI masih memberikan rateyang tinggi di atas 10% pada SBI (saat ini10,75%). Padahal perbankan hanya memberikan bunga kepada nasabah 5% sajapertahun.Tak heran bila pendapatan terbesarbank-bank diperoleh dari selisih bunga,biasa dikenal sebagai margin bunga bersihatau net interest margin (NIM). Akumulasi NIM tergambarkan pada pendapatanbunga bersih atau net interest income(NII). Fungsi intermediasi perbankanmasih jalan di tempat, tak senafas cetakbiru Arsitektur Perbankan Indonesia(API) yang didengung-dengungkan.Bank Terbesar PelopornyaBank swasta terbesar Indonesia, BankCentral Asia (BCA), diakui oleh Presdirnya DE Setijoso, BCA menempatkansejumlah besar DPK di SBI. Itu, katanya,merupakan pilihan terakhir, melompatipilihan utama lain untuk penyalurankredit, serta pembelian obligasi korporasidan obligasi perusahaan.Berdasarkan data BI, sebagaimanaditulis Kompas Sabtu (21/10), per Juli2006 BCA menempatkan dana di SBI Rp16,512 triliun, naik dibanding Juni bulansebelumnya Rp 12,132 triliun.Wapresdir BCA Jahja Setiaatmadjamempunyai kalkulasi menarik soal pemburuan rente ini. Hasilnya, menempatkandana di SBI jauh lebih menguntungkan biladibandingkan disalurkan sebagai kredit.Dihitung Jahja, selama kuartal-3 2006BCA memperoleh tambahan DPK berbentuk tabungan Rp 3 triliun. Jika danaPT Bank PAN Indonesia Tbk (Panin)hingga September 2006 berhasil mengumpulkan DPK Rp 22,8 triliun, 43% diantaranya berbentuk tabungan dan giro.Dari dana itu Rp 7,1 triliun ditempatkandi SBI dan antar bank, melonjak daritahun sebelumnya Rp 1,4 triliun.Tak mengherankan apabila hingga September 2006 bank Panin berhasil membukukan margin bunga bersih 4,86%, naikdari 4,11% akhir tahun lalu. Bank Paninmencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp 1,07 triliun, sementara pendapatan bukan bunga (fee based income) hanya Rp 378 miliar. Panin memperolehpeningkatan laba operasional 33%, menjadi Rp 813 miliar.PT Bank NISP Tbk hingga kuartal-32006 membukukan laba Rp 171,5 miliar,naik 105% dibanding tahun lalu. Presdirbank NISP, Pramukti Surjaidaja, mengakui kenaikan laba disebabkan olehkenaikan pendapatan bunga bersih,ditambah pendapatan bukan bunga.Bank NISP mengalami peningkatanpendapatan bunga bersih 21%, menjadiRp 638,2 miliar, dari sebelumnya Rp528,4 miliar. Pendapatan non bunga,walau naik 29%, relatif masih kecil dariRp 102,5 miliar menjadi Rp 132,1 miliar.PT Bank BNI Tbk hingga kuartal-32006 memperoleh kenaikan pendapatanbunga bersih 3,7%, menjadi Rp 5,5 triliun,dan kenaikan fee based income 43%menjadi Rp 1,8 miliar. BNI membukukanlaba bersih Rp 1,4 triliun, naik 13,85%dibanding tahun lalu Rp 1,23 triliun.BNI mengalami kenaikan dana pihakketiga 13%, menjadi Rp 126,3 triliun,dengan komposisi deposito 44%, tabungan 29%, dan giro 27%. Walau DPK padaBBII terus menggenjot pertumbuhan kredit.
                                
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50