Page 53 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 53


                                    BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007 53BERITA LINGKUNGANMenebang Hutan, Menuai BencanaBencana banjir dan longsor datangberuntun sepanjang tahun. Intensitasnyasemakin meningkat. Kerusakan hutanpenyebab utama.itra Landsat terhadap topografi PulauJawa tahun 2005,yang dilakukanoleh Kementerian NegaraLingkungan Hidup (KLH)tampak dipenuhi bintik-bintikmerah. Di beberapa wilayah,bintik-bintik itu tampak semakin rapat.Melihat hasil pencitraan itumenimbulkan kekhawatiranyang besar. Pasalnya, hal itumenunjukkan Pulau Jawa merupakan pulau dengan potensiterbesar tanah longsor danbanjir.Laporan berjudul “Jawa Paling Rentan Longsor” yang dilansir Kompas, 15 Januari2007, memastikan hal itu. Mengutip pernyataan Deputi IIIMenteri Negara LingkunganHidup Bidang PeningkatanKonservasi Sumber Daya Alamdan Pengendalian KerusakanLingkungan Masnellyarti Hilman, data tersebut menunjukkan hutan di Jawa sudah benar-benar hancur.Luas kawasan hutan yangtersisa di Jawa hanya 18,57persen atau setara 2,3 jutahektar. Hutan terus mengecil,termasuk di kawasan hutanlindung.Menempati urutan kedua,luas tutupan lahan terkeciladalah Bali (30,37), NusaTenggara Timur (33,03), Sulawesi (43,02), Kalimantan(43,18), Nusa Tenggara Barat(44,41), Maluku (49,73), danPapua (71,04).Untuk mencegah kerusakan,KLH merekomendasikanpenghentian sementara penebangan hutan atau konversilahan (moratorium).Seperti juga diungkapkanKepala Bidang KehutananKLH Harmono Sigit kepadaBerita Indonesia, moratoriumawalnya lebih difokuskan untuk wilayah Jawa dan Bali.Pasalnya, dua wilayah ini memiliki jumlah penduduk yangbanyak dan lahan yang adasemakin menyempit, sehinggapotensi terjadinya bencanalingkungan semakin besar.Namun sejalan dengan waktu, dorongan untuk melaksanakan moratorium di wilayah lainnya semakin kuat.Dalam setiap sidang kabinet,isu moratorium selalu diangkat.Menyikapi musim hujanyang tengah berlangsung, KLHmengindikasikan ribuan titikrawan longsor dan banjir tersebar di 157 kabupaten pada22 provinsi, di luar Bali, NusaTenggara, Maluku dan Papua.Provinsi Jawa Tengah terindikasikan memiliki kawasanrawan tertinggi (sekitar 520),disusul Jawa Barat (sekitar 510titik).Hutan Rusak ParahSebelumnya, pada edisi 13Januari 2007, Kompas dirubrik Fokus secara intensifmengupas masalah kerusakanhutan yang menimbulkan bencana di wilayah Indonesia.Dalam salah satu artikelnyaberjudul “Leuser Dirambah,Air Pun Tumpah”, tergambarkan kerusakan parah Taman Nasional Gunung Leuser(TNGL) yang berada di wilayah Kabupaten Langkat yangmengakibatkan banjir parahsehingga penduduk terpaksamengungsi.TNGL berbatasan denganwilayah Sumatera Utara danNanggroe Aceh Darussalam.Data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumutmenyebutkan, luas kerusakanhutan TNGL yang masuk wilayah Langkat mencapai 22.000hektar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Langkattahun 2004, total luas hutanTNGL di Langkat 213.985 hektar.Sementara itu, Media Indonesia, 7 Januari 2007, melaporkan bahwa 171.787 hektarhutan dan lahan di Riau musnah terbakar, sehingga kondisitopografi Riau tak mampu lagimenahan luapan sungai ketikamusim hujan.Selain praktik pembakaranhutan dan lahan serta pengalihan fungsi hutan menjadiperkebunan kelapa sawit, musnahnya hutan di Riau jugaakibat pembalakan liar yangmakin marak.Diperkirakan pada 2015 hutan alam yang tersisa di provinsi ini hanya tinggal seluas476.233 hektar dari total yangada sekarang seluas 5.939.422hektar.Di sisi lain, pihak KLH selaku penentu kebijakan disektor lingkungan hidup berupaya menggugah kesadaranmasyarakat dalam melestarikan hutan. Selain mengintensifkan kerjasama dengan Departemen Kehutanan dan pihak-pihak terkait, KLH jugamendorong terwujudnya penegakan hukum yang tegasterhadap para pelaku pengrusakan hutan.KLH, menurut HarmonoSigit, menyelenggarakan training bagi para hakim agar lebihberwawasan lingkungan. Selain itu juga mengkoordinirpembentukan kader-kaderlingkungan sampai ke tingkatdesa.Diakui Harmono, hampirseratus persen bencana lingkungan diakibatkan oleh ulahmanusia. Terutama yang berkaitan dengan banjir dan longsor, karena faktor utamanyaadalah kerusakan hutan. „ RHCKawasan hutan sekitar Sungai Musi Sumatera Selatan yang rusakparah, mengakibatkan bencana banjir dan longsor.foto: repro kompas
                                
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57