Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 30


                                    30 BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007BERITA UTAMABantaran sungai-sungaiyang mengalir di tengahkota Jakarta, kini dipenuhibangunan tak berizinakibat banjir urban dankemiskinan. Sebagianbesar dari 13 sungai diJakarta juga berfungsisebagai tong sampahterpanjang di dunia.idup di antara sampah bukanhal aneh bagi warga miskinibukota. Mereka mengaissampah untuk menggerakkan roda kehidupan yang terus berputar.Bagi warga lainnya, menjalani kesehariandi antara tumpukan sampah bukanlah halyang perlu dirisaukan. Jadi membuangsampah di sembarang tempat dianggaplumrah.Mereka mengaku warga metropolitanJakarta, tetapi masih mempertahankankebiasaan di dusun asal mereka. Kulturdusun takkan mungkin mereka tinggalkanbegitu saja. Kecuali para urban yangberpendidikan dan sudah lama menetapdi Jakarta. Mereka tidak menyadaribahwa sepotong sampah yang dibuang kesungai atau selokan akan memberi segunung akibat buruk, seperti banjir, penyakit demam berdarah dan sejeninya.Katakan saja 10 persen dari 9 juta wargaJakarta, atau 900.000 orang yang terbiasamembuang sampah ke sungai dan selokan.Setiap orang membuang 1 kilogram sampahper hari, maka ada 900.000 kg sampah setiaphari. Sampah-sampah tersebut terkadangtidak dibersihkan berbulan-bulan. Tidaksalah kalau majalah TIME menyebut MuaraAngke sebagai gudang sampah terbesar danair terpekat di seluruh dunia.Gubernur Sutiyoso ibarat menepuk airdidulang ketika menjuluki sungai-sungaidi Jakarta sebagai tong sampah terpanjang di dunia. Muara sungai-sungai tersebut ibarat supermarket yang menampung berbagai barang rongsokan, mulaidari kain gombal sampai kursi dan ranjang rusak. Namun kelakar Sutiyoso berubah jadi kisah duka begitu banjir menerjang Jakarta berhari-hari, awalFebruari. Puluhan ribu rumah, ratusan jalan dan puluhan rumah sakit serta Puskesmas terendam banjir. Banjir kali ini tidak pandang bulu, juga mengepung kawasan elit Kelapa Gading.Dalam situasi genting, gunung sampahmalah menghalangi perjalanan air bahKali Ciliwung menuju Muara Angke, lewatBanjir Kanal Barat. Sedangkan MuaraAngke sendiri sudah dipadati gunungsampah. Sampah dan endapan lumpurmenyebabkan pendangkalan dan penyempitan Kali Ciliwung, dari lebar semula 20 meter menjadi hanya 10 meter.Proses pendangkalan tak kurang dari satumeter terjadi setiap musim hujan. Akibatnya, Kali Ciliwung acapkali meluap dipuncak musim hujan.Kedangkalan semakin memadat diKampung Melayu Kecil. Endapan lumpurlama kelamaan menjadi delta yang subur.Di situ, pada musim kering, para tunawisma mendirikan gubuk-gubuk liar yanglambat laun menjadi permanen. Hal seperti ini juga terjadi pada masa awal berdirinya pemukiman liar di sepanjang bantaran Kali Ciliwung yang kemarin direndam banjir. Mereka melakukan berbagaikegiatan di delta hasil endapan lumpurtersebut, seperti memelihara unggas yangbisa menyebarkan virus flu burung.Setiap hari, Pemda DKI harus membuang 6.00 ton sampah produksi lebihkurang 8 juta warganya ke Bantar Gebang,Bekasi. Sebab, tempat pembuangan akhir(TPA) Bojong Gede sementara ditutupkarena perlawanan dari warga setempat.Masalah sampah memang selalu membikin pusing Sutiyoso. Lewat Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemda DKI meminta warganya menyeleksi jenis sampahrumah tangga dalam kantong-kantongyang terpisah.Sampah organik dipisahkan dari nonorganik agar bisa didaur ulang menjadibarang yang bermanfaat, atau memusnahkan sampah berbasis masyarakatdengan teknologi tertentu. Namun belummenunjukkan hasil optimal. Di suatu sisi,upaya sosialisasi dan sistem maupunmekanisme penyampaian kepada publikmasih terbatas. BPM berulangkali mengadakan pelatihan dan berbagai Rakor dengan mengajak seluruh elemen masyarakat dan organisasi kemasyarakatan tingkat kelurahan tentang cara berkomunikasiyang efektif.Pemerintah Pusat, lewat DepartemenKesehatan juga mempunyai programPHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)yang mempunyai kepanjangan tanganlewat Dinas Kesehatan sampai jajarantingkat kecamatan, kelurahan dan RW/RT. Budaya hidup bersih, terutamamenyangkut pengelolaan dan pembuangan sampah secara benar.Namun masih banyak warga Jakartayang membuang sampah seenaknya—diselokan, sungai, tempat umum, jalan, buskota dan kereta api listrik. „ DEN, SHHWargaBerbudayaSampahWargaBerbudayaSampahSeorang pemulung menjaring barang-barang bekas di mulut Pintu Air Manggarai. foto: berindo wilson
                                
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34