Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 32


                                    32 BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007Surya Pimpin PPPSuryadharma Ali bertekad membesarkan PPP. Kendati takmenjadi oposisi, partai ini akan tetap kritis. Untuk itu perlumereviltalisasi perannya.artai Persatuan Pembangunan(PPP) punya nakhoda baru,Suryadharma Ali. Pria kelahiran Jakarta 19 September 1956ini mendapat amanah sebagai KetuaUmum DPP PPP periode 2007–2012setelah meraih 365 suara dari 1.168 totalsuara muktamirin di Muktamar VI PPPdi Jakarta awal Februari lalu. AlumnusIAIN Syarief Hidayatullah Jakarta (1977-1984) ini unggul atas 7 kandidat lainnya.Sebagai ketua umum, Surya berkomitmen membawa partai PPP sebagai instrumen revitalisasi sosial-keagamaan. “Selama ini, PPP lebih banyak menggunakanpendekatan politik,” tegas Surya yangmeneruskan estafet kepemimpinan di PPPyang sebelumnya dijabat Hamzah Haz.Dalam struktur kepemimpinannya,Surya pun mengakomodasi seluruh elemen partai, termasuk para kandidat yangdinilainya sejalan dengan arah pola pikirnya. “Saya akan mengakomodasi semuakandidat yang belum beruntung, sepanjang mereka bisa mengikuti pola pikirkami untuk membesarkan partai,” jelasnya sesaat seusai pemilihan yang berlangsung dalam satu kali putaran itu. Ia punkemudian merekrut Endin A.J Soefiharadan Arief Mudatsir Madan dalam kepengurusannya dan mengajak semuapihak untuk menutup perbedaan danbersatu membesarkan PPP.Kemenangan ayah empat anak ini menduduki kursi ketua umum, sekaligusmentasbihkan partai belambang Ka’bahini tidak akan menjadi oposisi pemerintah. Seperti diakui sendiri oleh Surya,partai yang dipimpinnya akan tetap menjadi pendukung pemerintah sekarang dantidak ada niat untuk menjadi partaioposisi. “Saya mau jadi menteri apa tidak,partai ini tetap tidak akan menjadi oposisi,” tegas Surya yang kini menjabatsebagai Menteri Koperasi dan UKM dalampemerintahan SBY-JK.Kendati demikian, kata Surya, PPPtetap akan mengkritisi kebijakan pemerintah yang dianggap melenceng. “Jadi,PPP tak akan kehilangan rasa kritisnya,”tambahnya.Perlunya sikap kritis PPP terhadappemerintah juga dilontarkan Wakil KetuaDPW Jawa Tengah Masruhan Samsurie.Kepada wartawan di Semarang, pendukung Arief Mudatsir ini menyatakan, PPPperlu segera merumuskan posisi danperannya yang tidak melukai konstituenpasca Muktamar VI. Jangan sampai partaiIslam berlambang Ka’bah ini menjadi‘anak manis’ yang tidak kritis bagi pemerintahan Presiden SBY.“Jika sulit untuk menjadi oposisi, pilihannya sekarang tinggal menjadikan PPPmemiliki daya kritis yang tinggi terhadappemerintah,” tegasnya, sebagaimana diberitakan Republika (6/2).Memang , dalam situasi yang sulit ini,kalau tidak ingin ditinggalkan konstituennya, PPP harus memainkan fungsikontrol secara maksimal lewat fraksi diDPR. Pasalnya, jalannya roda pemerintahan baik di pusat maupun daerah, tidakmenutup kecenderungan terjadinya penyimpangan. Banyak kebijakan yangmengindikasikan hal itu. Antara lain penyempitan gerak DPRD, peraturan-peraturan pemerintah yang memicu benturan partai politik dengan masyarakat, danpemberantasan korupsi serta penegakanhukum yang tebang pilih. “Ini yangmenjadi pekerjaaan rumah (PR) bagi DPPuntuk segera dirumuskan dalam Mukernas PPP,” ujar Samsurie.Senada dengan itu, Saiful Mujani,Direktur Ekekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam tulisannya di MediaIndonesia (6/2) berpendapat PPP perlumelakukan revitalisasi perannya. Karenadukungan rakyat terhadap PPP terusmengalami kemunduran. Ini tercermindari perolehan suara dalam dua kali Pemilu terakhir (1999 dan 2004) serta sentimen publik dalam dua tahun terakhir.Pada Pemilu 1999, PPP memperolehdukungan suara pemilih 10,7% kemudianmenurun jadi 8,2% pada Pemilu 2004.Monitoring berkala yang dilakukan LSIdalam dua setengah tahun terakhir jugamenunjukkan sentimen publik terhadapPPP di bawah 8%. Bila tak ada upayasistematik untuk melakukan revitalisasi,penurunan tersebut kemungkinan akanterus melaju. Tidak mustahil PPP akanmedapat suara lebih rendah dalam Pemilu2009 ketimbang yang diperolehnya tahun2004 lalu.Bila pembatasan perolehan minimalkursi DPR 5 persen diberlakukan padahasil Pemilu 2009 nanti dan PPP tidakmendapat kursi lebih dari 5 persen, bukanhal yang mustahil PPP akan hilang daripentas politik nasional.Berbagai masukan ini memang harusdidengar para fungsionaris PPP, khususnya pemegang kendali di DPP. TekadSurya untuk memperoleh dukungan suara20 persen pada pemilu 2009 memangmemerlukan kerja keras. Tantanganutama adalah menghilangkan friksi yangmungkin timbul di dalam PPP gunamenyatukan langkah ke depan sertamengakomodir semua potensi yang adadan memperjuangkan berbagai kebijakanyang prorakyat. „ AM, SPPBERITA POLITIKSuryadharma Ali mendapat ucapan selamat dariYunus Yosfiah. foto: repro indopos
                                
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36