Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007BERITA UTAMABanjir besar yang melanda Jakarta,biasa. Masyarakat dan pemerintah DKobaan hidup tampaknya masihterus mewarnai kehidupan rakyat Indonesia. Setelah berbagaidaerah dilanda banjir, tidak jarang disusul longsor sejak akhir tahun2006, kini giliran ibu kota Jakarta dansekitarnya dihantam banjir bandang.Hujan deras hampir tanpa henti mengguyur Jakarta dari Kamis malam (1/2)sampai Jumat tengah hari (2/2). Ironisnya, guyuran hujan deras itu tidak menyadarkan sebagian besar warga Jakarta akandatangnya banjir besar. Terutama merekayang tinggal di kawasan rawan banjir,yang merasakan banjir sebagai bagiandari keseharian mereka.Pemandangan ini berbeda dengan kawasan-kawasan yang bukan langgananbanjir. Mereka justru terlihat lebih siapmenyongsong datangnya banjir besar.Pantauan Berita Indonesia di lokasipemukiman landai di Kampung Tengah,Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur,warga mencermati guyuran hujan derastersebut sebagai pertanda datangnyabanjir besar.Luapan air yang sudah mulai memasukirumah-rumah warga sekitar pukul 22.00WIB, terus meninggi hingga tengahmalam. Arus air menyatu di kawasan landai Kampung Tengah, Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Rebo, membuat sungaikecil yang mengalir membelah KampungTengah tak lagi mampu menampungnya,meluber ke rumah-rumah warga. Mengamati luberan air yang terus meninggi,malam itu juga beberapa warga mengambil inisiatif untuk mengungsikan keluarga mereka. Hanya laki-laki dewasayang tampak menunggui rumah.Kawasan ini pada setiap puncak musimhujan memang selalu terendam banjir,namun paling tinggi sebatas mata kaki,dan langsung menyurut dalam beberapajam. Akan tetapi, banjir kali ini menunjukkan perilaku aneh dari biasanya. Airyang terus meninggi, seperti membawapesan datangnya banjir hebat di Jakarta.Pesan sama juga diperoleh warga-wargalain di berbagai penjuru di Jakarta,namun dipahami secara berbeda.Mereka yang percaya datangnya banjirbandang, pasti segera mengungsikan keluarga dan harta benda mereka ke tempattempat yang lebih aman. Tetapi merekayang tidak sepenuhnya percaya, memilihtetap bertahan di tengah guyuran hujan.Jangan heran, ketika banjir bandangbenar-benar datang, mereka dilandakepanikan. Mereka mengungsi ke sekolah-sekolah, masjid, gereja atau rumahrumah penduduk yang berlantai dua,tanpa sempat menyelamatkan harta benda mereka.Macet TotalApakah warga alpa ataukah memangbencana selalu hadir di waktu-waktu yangtidak terduga? Pertanyaan ini munculketika melihat warga Jakarta panik menghadapi banjir Jumat siang (2/2). Beritaberita di radio dan televisi serta suratkabar semakin menyesakkan, karena parakorban tidak memiliki persediaan makanan, obat dan pakaian.Kepanikan menjadi-jadi ketika arus lalulintas mengalami kemacetan total. Parapemilik kendaraan yang masih membawakendaraan mereka Jumat siang itu, adalahwarga yang tidak terkena banjir, tidak tahu keadaan banjir yang sebenarnya. Lalulintas kendaraan harus bergerak lambatsaat melintasi genangan air di jalan-jalanarteri. Pergerakan lalu lintas semakintidak menentu ketika banyak kendaranyang memilih memutar arah, baik untukmencari jalan alternatif maupun merekayang memutuskan kembali ke rumah.Kekacauan lalu lintas semakin diperburuk oleh mengalirnya arus kendaraandari luar kota—Tangerang, Depok, Bogordan Bekasi—yang secara serentak tumpahke Jakarta melalui jalan tol. Mereka tentutidak menyadari keadaan Jakarta yangsedang dilanda banjir besar. Ketika melajudi jalan tol memang tidak terjadi hambatan. Tetapi begitu mau keluar dari tol menuju jalan arteri, mereka terhalang banjir.Akibatnya, ribuan kendaraan terjebakkemacetan di jalan tol. Di kawasan Jakarta Timur, Berita Indonesia melihat kemacetan terparahsepanjang sejarah jalan tol Jagorawi,khususnya dari pintu tol Rambutansampai pintu tol Cililitan. Mereka yangmenyadari kemacetan tersebut, memilihkeluar dari pintu tol Cililitan menujukawasan Universitas Kristen Indonesia(UKI), Cawang, daripada melanjutkanperjalanan di jalan tol. Kemacetan serupaterjadi di ruas tol menuju BandaraSoekarno-Hatta, Tanjung Priok danCikampek.Namun ketika para pengendara memilih keluar dari pintu tol Cililitan, aruslalu lintas melambat karena kawasan inilebih awal terkepung banjir. Alhasil,penumpukan kendaran di jalan tol terhindarkan lagi, karena kendaraan terusmasuk ke jalan tol, tetapi terhambat ketikamau keluar.Kepanikan para pengendara juga terlihat di pintu masuk tol TMII. Sejumlahpengendara langsung berbalik arah melawan arus lalu lintas untuk menghindardari jebakan kemacetan di tol. Berita Indonesia mencatat, perlu waktu satu jamuntuk melewati pintu tol TMII menujuCJakartaBANJIRPOLIEvakuasi korban banjir.