Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 29
BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007 29BERITA UTAMAa, menimbulkan kepanikan luarDKI Jakarta, terkesan tidak siapmenghadapi banjir tahunan.UKI atau Cililitan yang berjarak hanyadua kilometer.Para pengendara sepeda motor dibebaskan melewati jalan tol TMII menuju Cililitan dan UKI, juga sebaliknya dari UKI menuju pintu tol TMII. Seorang karwayan PT.Jasa Marga, pengelola jalan tol, mengatakankepada BI, masuknya para pengendarasepeda motor ke jalan tol seizin manajemenperusahaan untuk menolong warga.Arus lalu lintas di jalan arteri utama diJakarta Timur juga lumpuh mulai dari Jl.Raya Bogor, Jl. Dewi Sartika, Jl. OttoIskandar Dinata (Otista), Kampung Melayu, menuju Jl. Kramat Raya. LuapanKali Ciliwung menggenang pada dua titik,yakni kawasan Cililitan Kecil dan Kampung Melayu. Juga arus lalu lintas dariCililitan menuju UKI sampai Jl. D.I. Panjaitan, terjebak macet total, karena kawasan UKI yang biasanya tidak banjir, kaliini terkepung air.Tidak SiapBagi Jakarta, banjir selalu berkunjungsetiap puncak musim hujan. Warga Cililitan Kecil, Bidara Cina, Cawang, Kampung Melayu dan Bukit Duri memang jadilangganan banjir, namun tidak sedahsyatkali ini. Tanpa hujan sekali pun merekatetap dilanda banjir, menerima kirimanair dari Bogor yang tumpah di KaliCiliwung. Hal ini mereka alami setiapmusim hujan selama puluhan tahun.Masyarakat tidak siap mengantisipasibanjir, mungkin karena kurangnya peringatan dini tentang kehadiran banjir besar. Meskipun aparat Pemda DKI sudahdalam kondisi waspada banjir, tetapi tidakdisosialisasikan ke warga. Ada juga wargamendapat informasi tentang banjir, tetapiseringkali terkecoh. Warga juga mungkintidak memahami siklus banjir lima tahunan atau sepuluh tahunan. Mereka barusadar ketika merasakan dahsyatnya banjirkali ini, jauh lebih besar dibandingkanbanjir tahun 2002.Biasanya perhatian warga tertuju padapintu-pintu air di Bogor dan Depok.Warga yang bermukim di sepanjang sisikiri-kanan Kali Ciliwung mungkin merasaaman begitu memperoleh laporan yangtidak mencemaskan dari para petugaskedua pintu air tersebut. Tetapi bagiwarga yang bermukim di kawasan yangjauh dari jangkauan Kali Ciliwung, banjirlebih disebabkan oleh guyuran hujanderas di Jakarta.Perkiraan mereka tidak seluruhnya salah. Buktinya, banjir akibat guyuran hujan langsung surut Jumat malam (3/2).Jalan-jalan di Jakarta yang sepanjang hariJumat macet total, kembali lancar padapagi hari Sabtu (4/2). Ini juga yang jadialasan bagi warga yang bertahan di rumahnya, menolak dievakuasi oleh parapetugas.Namun, ketika Sabtu malam (4/2)tersiar laporan bahwa Bogor dan sekitarnya diguyur hujan deras, dan berpotensimengirim banjir besar ke Jakarta, wargaJakarta tidak lagi mau bertahan di rumahrumah mereka. Setelah mendengar laporan tentang ketinggian permukaan air dipintu air Katulampa dan Depok sertaManggarai, mereka menyadari datangnyaair bah yang dahsyat.Para warga yang sebelumnya mencobabertahan di rumah atau mengawasinyadari jarak dekat, tidak lagi menolakdievakuasi. Bahkan ada sejumlah wargamengungsi sendiri dengan merenangi airsetinggi tiga meter.Rusaknya LingkunganBanjir bandang Jakarta merupakanbencana banjir terkini dan terparah dariserangkaian bencana banjir yang susulmenyusul hampir di semua wilayah Indonesia sejak akhir tahun 2006. Diperkirakan total kerugian materi mencapaiRp 5 triliun, suatu jumlah yang sangatbesar.Banjir yang melanda Jakarta kali ini,dirasakan sebagai yang terparah dalam 15tahun terakhir. Sebab, kawasan yang tidakpernah terkepung banjir, kali ini digenangi air lebih dari satu meter. Menurut pantauan Metro TV, sekitar 60% wilayahJakarta terkepung banjir dengan ketinggian air yang bervariasi, mulai sematakaki sampai tiga meter. Banyak rumahtenggelam sampai atap. Banjir kali iniberlangsung cukup lama, lebih dariseminggu, banyak korban yang belumkembali ke rumah mereka karena masihtergenang air. Juga masih banyak jalan diJakarta yang belum bisa dilewati karenatergenang air.Selain warga, aparat Pemda DKI jugatidak siap mengantisipasi kedatanganbanjir. Meskipun Pemda DKI sudah mencanangkan siaga banjir sejak Desember2006. Semua saluran drainase dibersihkan dari endapan lumpur untuk menyambut kedatangan musim hujan. Memang,dari Desember 2006 sampai Januari2007, di Jakarta hampir tidak turun hujanyang berarti. Biasanya curah hujan tinggiselama Desember, Januari dan Februari.Tetapi kali ini tampaknya terjadi perubahan curah hujan. Ketika banjir benarbenar datang, kesiapan aparat Pemda DKIamburadul. Warga pun, pada hari pertama dan kedua mengatasi dampak banjirtanpa bantuan aparat. Hal ini diakui olehGubernur Sutiyoso.Mengamati banjir yang melanda Jakarta kali ini, kondisinya jauh lebih parahdari siklus banjir lima tahunan sebelumnya, 2002 dan 1997. Ini sekaligus menjadipetunjuk tentang semakin rusaknya kondisi lingkungan Jakarta. Namun demikian, Sutiyoso dalam beberapa kali pernyataannya, secara implisit tidak mengakui adanya kesalahan dalam penataanwilayah Jakarta.Sutiyoso berdalih bahwa banjir tahunini merupakan siklus lima tahunan yangselalu mendatangkan banjir besar. Hal senada juga diutarakan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada pers usai membuka Sarasehan Antargenerasi Partai Golkar diKantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat(3/2).Kalla menganggap banjir bandangyang melanda Jakarta merupakan sikluslima tahunan. Di balik itu dia menyarankan penataan kota Jakarta semakindiperbaiki untuk menghindari banjiryang jauh lebih besar di masa datang.Kalla menginginkan kawasan jalur hijautidak ditumbuhi bangunan beton agarbenar-benar berfungsi kawasan resapanair. MH, SHTANfoto: berindo wilson