Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 63
BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007 63BERITA KESEHATANGigitan MautMasihBerlanjutJumlah korban demam berdarah dengue(DBD) terus bertambah dan lokasinyameluas. DPR minta ditetapkan sebagaikejadian luar biasa.ika dibanding denganKuba, Indonesia jauhlebih kaya. Kuba termasuk negara miskin.Namun pemerintahnya berhasil menekan korban DBDmenjadi nol. Demikian dikatakan Ketua Komisi KesehatanDewan Perwakilan Rakyat(DPR), dr Ribka Tjiptaning,seperti dikutip Koran Tempo,1 Februari 2007.Menanggapi korban tewasakibat DBD yang semakin bertambah dengan lokasi kejadianyang terus meluas, DPR mendesak pemerintah untuk menetapkan status kejadian luarbiasa (KLB) atas penyakit ini.Sepanjang Januari 2007tercatat 8.019 orang menderitaDBD. Jumlah korban meninggal sampai akhir Januari menjadi 144 orang. Jawa Baratmasih menempati posisi pertama, yakni 2.326 kasus dan 47orang meninggal.Di Depok, Jawa Barat, dilaporkan bahwa penderitaDBD terus bertambah. Sementara di Banten, selama Januari2007, DBD telah menewaskanlima orang. Dilaporkan Kompas, 1 Februari 2007, RumahSakit Hasan Sadikin, Bandungtak lagi bisa menampung pasien DBD yang terus bertambah dari hari ke hari. Sebagiandirawat di tenda darurat dankoridor instalasi gawat daruratkarena keterbatasan tempat.Kemudian Media Indonesia,2 Februari 2007 melaporkan,kota Bandung sendiri telah menyatakan wabah DBD yang menyerang warganya sebagai status KLB. Menurut WalikotaBandung, Dada Rosada, statustersebut karena selama Januari2007 jumlah pasien DBD meningkat dua kali lipat dibandingkan Januari 2006. Dari248 kasus tahun 2006, menjadi508 kasus per Januari 2007.Dari Pekalongan, Jawa Tengah, dilaporkan sebanyak 16kecamatan dari 19 kecamatandi kabupaten tersebut dinyatakan endemi DBD. Di Riau,jumlah pasien DBD di awal2007 mencapai 156 pasienyang tersebar di sejumlahrumah sakit di Pekanbaru.Sebelumnya, Sinar Harapan, 31 Januari 2007, melaporkan Surabaya tak luput dariserangan nyamuk-nyamukpembawa virus DBD. Sepanjang Januari 2007, tercatatdua orang meninggal. Sedangkan wabah DBD di Makassartercatat 50 kasus dengan satuorang meninggal dunia.Menurut Ribka, perhatianGigitan MautMasihBerlanjutJ Seyogianya DBD merupakan wabah tahunan yang bisa dicegah.Bukan Sembarang Sakit PerutSelain demam berdarah, penyakit diare jugaidentik dengan musim hujan. Memasuki musimhujan di awal Januari 2007, penyakit ini mulaimenyerang sejumlah daerah. Dilaporkan MediaIndonesia, 31 Januari 2007, sedikitnya empatpenderitanya tewas di Makassar, SulawesiSelatan dan Medan, Sumatera Utara.Dalam sehari, Rumah Sakit Umum Pringadi,Medan, mengaku menerima tiga pasien.Sepanjang Januari 2007, rumah sakit tersebutsudah merawat 39 pasien diare. Sebagian besarpasien adalah anak-anak yang berasal dari 21kecamatan di Medan.Di Malang, Jawa Timur, jumlah korban tercatatlebih banyak. Setiap bulan sedikitnya 1.500sampai 2.000 balita dirawat akibat terserangdiare. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkanpenderita dewasa yang rata-rata mencapai 3.000sampai 5.000 orang.Mengutip Kepala Bidang PemberantasanPenyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan Pemkab Malang, Mulyatim Koeswo,penyebab tingginya jumlah penderita diarekarena kekurangan air bersih.Kompas, 1 Februari 2007 dalam rubrikHumaniora-Terawang mengupas masalah diaredi kalangan kaum marjinal.Diare bukan penyakit perut sembarangan,karena diakibatkan mengkonsumsi air minumyang terkontaminasi kotoran manusia. Khususnya bagi masyarakat miskin perkotaan, air bersihadalah barang mewah. Karena sulit mengaksesair bersih, maka mereka terpaksa mengkonsumsiair sungai untuk segala kebutuhan.Kompas menggambarkan kehidupan ibu-ibudi Manggarai Utara, Jakarta Selatan, yang tinggaldi bantaran Kali Ciliwung. Kondisi keuanganyang mepet harus mereka sisihkan pula untukmembeli air bersih, untuk keperluan minum danmemasak. Hal serupa dialami mereka yangtinggal di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.Air sumur di daerah ini umumnya agak berbau.Data Departemen Kesehatan menunjukkandari 1.000 bayi yang lahir, 50 diantaranyameninggal karena diare. Hasil riset USAID-Environment Services Programme (ESP) mengonfirmasikan bahwa perilaku kebersihan dansanitasi yang buruk menyebabkan diare.Sungai-sungai di Indonesia umumnya dijuluki’jamban raksasa’ karena masyarakat menggunakan sungai untuk buang air. Sedangkanmasyarakat urban perkotaan yang tinggal dipemukiman sempit biasanya tak memiliki jambankarena tak punya lahan untuk membangun septic tank. Sumur yang ada pun tidak diberipembatas, sehingga saat hujan turun, kotorandi tanah terbawa ke dalam sumur. RHpemerintah terlalu terfokuspada flu burung. Padahal,penyakit-penyakit lainnya jugatak kalah mengkhawatirkan.Peningkatan status, menurutDPR, diperlukan agar penanganan DBD yang selama inimasih sektoral di tangan masing-masing daerah, menjadilebih terpadu. Anggaran yangdikucurkan pun menjadi maksimal karena mendapat tambahan dari pemerintah pusat.Seyogianya, DBD merupakan wabah tahunan yang bisadicegah. Kenyataannya, kesadaran masyarakat terhadapkebersihan lingkungan masihrendah sehingga nyamuk Aedes aegepty sebagai pembawavirus terus berkembang biak,terutama di musim hujan. RH

