Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 17


                                    BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007 17BERITA UTAMA2.200/kg. Seorang petani setempat,Kasturi, mengaku banyak tengkulak yangmenurunkan harga pembelian gabahkarerna mendengar pemerintah mengimpor beras dan melakukan OP.Ketahanan PanganKepala Badan Ketahanan Pangan Nasional (KPN), Kaman Nainggolan, memujimasyarakat Desa Cirendeu, Cimahi, JawaBarat, karena kemandirian mereka dalammemelihara ketahanan pangan. Merekasama sekali tidak bergantung pada berassebagai makanan pokok. Terhitung sejaktahun 1924 sampai sekarang, merekabertahan mengonsumsi ampas ubi kayusebagai bahan makanan utama.Masyarakat Nusa Tenggara Barat bahkan mengonsumsi biji mangga keringsebagai bahan makanan utama menghadapi musim panas yang berkepanjangan. Daerah tersebut, musim hujannyahanya 4 bulan, selebihnya (8 bulan)musim kering. Biji mangga yang dikeringkan mengandung karbohidrat, bisa menggantikan posisi beras. Di Nunukan, masyarakat mengonsumsi aloe, sejenis singkong. Aloe dimakan dengan lauk sup ikan.Dalam wawancara dengan Berita Indonesia, Nainggolan yang didampingi KabagUmum dan Humas Departemen Pertanian Indra Mukti Harahap, mengatakanmasyarakat Cirendeu telah membuktikannya sejak tahun 1924, bahwa merekabisa bertahan hidup dengan mengonsumsi ampas ubi kayu. Kebiasaan merekaitu berawal ketika pemerintah kolonialBelanda mendikte mereka mengonsumsiberas, tetapi mereka terpaksa mencariumbi-umbian sebagai bahan makananpokok.Nainggolan juga menyaksikan masyarakat Maluku Utara yang menjadikanputak sebagai bahan makanan utama.Putak sejenis pohon sagu, tepung darikayu putak dikeringkan, bisa disimpan,sebelum dimasak. Tetapi mereka tidakmau diejek lantaran mengonsumsi putak.Merujuk UU Nomor 7/1996 tentangpangan, Nainggolan mengatakan ketahanan pangan terwujud apabila seluruhpenduduk mempunyai akses fisik danekonomi terhadap pangan untuk memenuhi kecukupan gizi, sesuai kebutuhannya, agar dapat menjalani kehidupanyang sehat dan produktif. Masyarakatseringkali menyalahartikan bahwa ketahanan pangan hanya dilihat dari deretukur produksi. Padahal ketahanan pangan harus menjaga stabilitas ketersediaan/produksi, sistem distribusi dankonsumsi.Menurut Nainggolan, bangsa Indonesiatelah celaka memakan beras paling banyak. Sebab para ahli gizi mewanti-wantiagar tidak terlalu banyak mengonsumsijenis padi-padian, karena di dalamnyaterdapat paling banyak sumber karbohidrat. Padahal dalam tubuh, sumber karbohidrat bukan hanya padi-padian, tetapijuga terdapat, misalnya pada jagung,kacang dan garut.Contohnya, China pola makannyabukan dimulai dari makan nasi, tetapidengan mengonsumsi sup, sayur-sayuranatau jagung.Selama ini, kata Nainggolan, polamakan orang Indonesia salah. Padahal indeks kualitas makanan diukur oleh PolaPangan Harapan (PPH), atau indeks konsumsi. Di dalamnya terdapat 50% jenispadi-padian dan 50% lainnya protein,umbi-umbian, daging, sayar-mayur,buah-buahan, vitamin serta mineral.Sekarang ini PPH orang Indonesia beradadi level 62,1% jenis padi-padian. OrangIndonesia kebanyakan makan nasi atauterigu.Contohnya, ketika para jamaah haji Indonesia tidak mendapatkan pasokan nasikatering di Arafah dan Mina, merekadikabarkan kelaparan dan sempat marahmarah. Mereka bukan kelaparan karenatidak kemasukan makanan, tetapi karenatidak makan nasi.Pernah suatu kali Nainggolan mengundang para wartawan yang biasa meliputdi lingkungan Deptan dengan menyediakan makanan alakadarnya. Makanan itucampuran, beras 70 % dan singkong 30%.Semula dia tidak memberitahu, apa yangmereka makan. Namun usai makan,Nainggolan bertanya: “Tahukah apakahyang kalian makan tadi?” Jawab seorangwartawan: “Jelas nasilah Pak.”“Oh, enak ya Pak,” komentar yang lain.Sembari tertawa, Nainggolan menyela:“Makanya kalian jangan sok tau, janganmengejek singkong.” Para wartawan itubaru mengerti bahwa nasi yang merekamakan, dimasak dari campuran beras dansingkong. Yang jelas umbi-umbian jugabisa memberikan energi.Jadi menjaga ketahanan pangan, salahsatunya, bisa dilakukan sosialisasi melaluimedia massa. Juga perlunya mengetahuibagaimana pola ibu rumah tangga memakan beras dalam sehari. Ternyatamereka mengonsumsi beras 100 gram perorang per hari. Jika dalam seminggu tidakmakan beras, bisa menghemat 100 gramkali 54 minggu kali 20 juta jiwa. Berartidalam setahun, Indonesia bisa menghemat beras sekitar 1,8 juta ton.Nainggolan selalu mengatakan bahwaIndonesia surplus pangan. Tetapi oranglain tidak percaya, dan mengatakan:“Nainggolan itu orang gila.” Padahal diaar tradisional Klender sedang menunggu pembeli. foto: berindo wilson
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21