Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 20
20 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007BERITA UTAMAgelincir karena Bulog.Kedudukan Bulog yang otonom, yangmembuka ruang untuk campur tanganpolitik sesaat menyadarkan PresidenMegawati Soekarnoputri untuk mengubah status Bulog, dari Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) menjadiPerusahaan Umum (Perum).Bulog bentukan Megawati berubahmenjadi badan usaha milik negara(BUMN) yang memiliki tujuan komersil,tertuang dalam Peraturan PemerintahNomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Perum Bulog per tanggal 1 Januai2003.Bulog melaksanakan tugas sebagaimana perusahaan komersial biasa. Sistemauditnya diperketat dengan melibatkanakuntan publik. Dirut yang diangkatMega, Widjanarko Puspoyo, menyebutkan, Bulog sudah bergerak menjadiperusahaan dengan managemen transparan dan modern.Tetapi dengan cara yang berbeda petinggi Bulog tetap saja rawan tergelincir.Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tetap di bawah kendali orangyang sama Widjanarko Puspoyo, Bulog disorot atas impor sapi yang terjadi antaraBulog dan rekanan. Atas impor sapi fiktifitu diperkirakan merugikan Rp 11 miliar.Awalnya kasus perdata, Bulog mengajukan gugatan wanprestasi terhadaprekanan. Tetapi lama kelamaan melebarmenjadi kasus pidana hingga akhirnyamenyeruduk nama Widjanarko. Hinggasaat ini Widjanarko masih berstatus saksi.Perannya DigugatPresiden Susilo Bambang Yudhoyonodan Wapres Jusuf Kalla belum lama inimenelurkan lagi kebijakan impor berasuntuk mengatasi kelangkaan stok digudang Bulog. Februari lalu Pemerintahmemutuskan Bulog mengimpor berassebanyak 500 ribu ton.Kedua pemimpin sebelumnya sudahbeberapa kali memerintahkan Bulogmelakukan impor beras. Ancaman kekosongan stok Bulog telah memicu kenaikanharga beras secara drastis di pasaran.Tetapi Agung Laksono, Ketua UmumDewan Pembina Dewan Beras Nasional(DBN) justru memunculkan solusi berbeda dengan kebijakan reaktif SBY-JK.Agung yang juga Ketua DPR, dalam rapatpleno pertama DBN Rabu (7/3) menyarankan agar pemerintah merestrukturisasi peran dan fungsi Perum Bulogterkait kebijakan stabilisasi harga beras.Bahkan, Agung menyarankan pemerintahagar melakukan langkah revolusionerdalam mencapai swasembada beras.Dewan Beras Nasional didirikan 13Februari 2006. Humuntar Lumban Gaol,Ketua Dewan Umum Eksekutif DBNmengatakan perubahan peran dan fungsiyang diinginkannya adalah membuatBulog kembali ke semangat semula sebagai stabilisator harga.“Sekarang ini liberal. Kalau ada potensikeuntungan, Bulog akan mengambil peran. Tetapi kalau tidak untung tidakdiambil. Lalu, siapa yang bertanggungjawab terhadap stabilisasi harga beras diTanah Air ini,” gugat Gaol, yang pernahmenjabat Irjen Pembangunan Desa padaera Orde Baru.Sebenarnya, Gaol memaparkan, Bulogdiciptakan untuk menyelamatkan petanidengan mengangkat harga gabah atauberas supaya tidak jatuh. Tetapi, di sisilain, masyarakat di luar petani produsentidak terbebani dengan harga beras yangtinggi.“Di negara ini perlu ada yang bertanggungjawab soal kestabilan harga beras,”ujarnya kepada Kompas (9/3). Gaolsarankan namanya jangan lagi Bulog.Tetapi, nama yang membawa semangatmenstabilkan harga beras. “Karena perusahaan umum salah satu bentuk usahanegara yang tidak boleh merugi. Diaharus untung, karena itu fungsi dan peranyang dijalankan tidak optimal.”Fadel Muhammad, Gubernur Gorontaloyang juga diangkat sebagai Ketua DewanPembina DBN, turut pula menyuarakanniatan mengubah status Perum Bulog.“Kami akan mengajukan surat padaPresiden agar Bulog dibetulkan, tidakboleh Perum,” ujarnya. Fadel memintaagar kondisi perberasan sekarang inijangan dianggap enteng.Lindungi PetaniMenilik sejarahnya sejak masa OrdeBaru, Bulog selalu diperlakukan bagaitambang uang yang tiada habisnya. Bulogadalah pemain tunggal impor berbagaikebutuhan pokok. Bulog bebas merencanakan sekaligus melaksanakan pengadaan beras dari luar negeri.Sebelum terjadi krisis moneter 1997,untuk setiap ton beras yang diimpor,Bulog pasti akan mengantongi keuntungan bersih 10-35 dollar AS. Perlu dicatat, saat itu setiap tahun Bulog mengimpor lebih dari dua juta ton beras. Karena kontrolnya amat lemah, Bulog secaratertutup terus saja melakukan pengadaanberas, jagung, kedelai hingga terigu.Hak monopoli impor beras, demikianpula dengan berbagai komoditas lain, ituHumuntar Lumban Gaol paralel dengan “peran” Bulog sebagaiDidik J. Rachbinifoto-foto: berindo wilson