Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 24


                                    24 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007BERITA UTAMAha di antaranya telah masuk rencana alihfungsi lahan (RTRW). Dengan demikian,areal sawah di P. Jawa dan Bali nantinyahanya tersisa 1.721 juta ha.Urutan berikutnya; Pulau Sumatera,sekitar 710,23 ribu ha, Sulawesi 414,290ha dan Maluku/Maluku Utara sekitar180.080 ha. Bahkan daerah Papua danIrian Jaya Barat yang hanya memiliki areal sawah irigasi 131.520 ha telah merencanakan konversi lahan sawah dari66,46 ribu ha.Sementara itu, data dari Deptan menunjukkan bahwa antara 2000 hingga2002 saja, penciutan baku sawah di Indonesia diperkirakan mencapai 676.014ha (8,57 persen). Ini merupakan peningkatan yang amat drastis mengingat antara1983 -1993, alih fungsi lahan ini barusekitar 400 ribu ha atau 40 ribu ha/tahun.Padahal, dengan mempertimbangkan lajupeningkatan penduduk yang masih sekitar 1.6 persen per tahun dan tingkat konsumsi 137 kg/kapita/tahun, tahun 2009kita membutuhkan beras minimal 34,06juta ton atau lahan panen sekitar 12,44juta ha. Kalau alih fungsi lahan ini tidakbisa dikendalikan, maka lahan panen kitaakan defisit sekitar 1 juta ha atau kehilangan produksi gabah sekitar 4,2 juta ton.Sebanyak 3,1 juta hektare sawah beralihfungsi jika rencana tata ruang dan wilayah(RTRW) yang diusulkan daerah disetujuioleh DPRD masing-masing. Akibatnya,produksi gabah kering giling (GKG) akanberkurang hingga 14 juta ton per musimtanam atau 28 juta ton per tahun (asumsidua kali musim tanam setiap tahun).Masalah pertumbuhan areal persawahan terutama akibat makin mahalnyabiaya pembukaan lahan. Di sisi lain, danapembangunan juga makin terbatas. Kalaupun masih ada peningkatan luas lahanusaha tani padi di luar Jawa umumnyahanya berupa usaha tani padi lahan keringyang tidak permanen, termasuk usahatani ladang berpindah.Dampak konversi lahan bukan saja terhadap penurunan produksi bahan pangan, tapi juga berdampak buruk terhadap tingkat pendapatan petani. Ini akanmendorong pengangguran tak kentara(disgished unemployment) serta menimbulkan masalah lingkungan seperti banjir,kekeringan, tanah longsor, dsb.Artinya, jika pemerintah tidak mengambil langkah-langkah tegas dan konkrituntuk meredam alih fungsi lahan sawahini, produksi nasional akan terus melorot.Dan pada gilirannya akan mengancamstabilitas dan ketahanan pangan nasional.Pemerintah tentu saja tak mau mengambilrisiko dan terpaksa melakukan impor.Devisa negara pun akan semakin terkuras.Sementara itu, perluasan baku lahanmisalnya dengan pencetakan sawah barubukanlah pekerjaan mudah. Selain menyedot biaya besar (pembukaan lahan,pembangunan jaringan irigasi, penyiapanpetani dan lahan pemukiman) pekerjaanini juga butuh waktu relatif lama. Artinya,dampak positifnya baru terasa dalamjangka panjang.Redistribusi LahanKarena itu, dalam konteks pemantapanketahanan pangan dalam negeri, ProgramReformasi Agraria atau pendistribusiantanah untuk rakyat, yang telah digagaspresiden dan akan dimulai tahun ini,masih sebatas harapan. Program inimemang secara langsung bersentuhandengan upaya perluasan baku lahanpertanian, termasuk untuk kebutuhanpertanaman padi. Tapi, kalaupun iniberhasil diujudkan, hasilnya baru terlihatdalam jangka panjang.Tempo (edisi 26/2-4/3) mengutipKepala BPN, Yoyo Winoto, membeberkansoal redistribusi lahan ini. Menurut Yoyo,total lahan yang akan dibagikan mencapai8,15 juta hektare di Jawa, Sumatera danSulawesi. Sekitar 2,5 juta hektare diberikan kepada pengusaha untuk membukaperkebunan sawit dan tebu yang akanmendukung para petani.Tanah yang akan diredistribusikanadalah tanah negara yang tergolong kritis.Juga hutan produksi konversi yang hakguna usahanya sudah habis. Atau tanahterlantar. Semua harus bebas sengketa.Sesuai dengan rencana, akhir April nantibeberapa lahan sudah siap dibagikan.Tapi tantangan di lapangan masihsangat berat. Di daerah Luwu misalnya,di mana terdapat 1.200 ha yang akan dibagikan kepada petani, kondisi lahannyamasih centang perenang. Kayu besar danjalan becek mendominasi lokasi ini dansamasekali belum tampak kesibukanpenyiapan lahan. Kondisi yang relatifsama juga terlihat di daerah Mesuji, Tulang Bawang, Lampung. Di sini direncanakan pembagian 106 ribu hektare lahantermasuk pembangunan kota mandiri.Mengingat masalah pangan di dalamnegeri yang sekarang ini mulai kritis,langkah paling konkrit adalah mengamankan lahan-lahan subur yang selamaini menjadi andalan produksi pangan.Pemerintah harus bersikap tegas untukmeredam alih fungsi lahan pertanian kepenggunaan lain. Ini harus ditempuh paling tidak selama lima hingga sepuluhtahun ke depan. Pada saat yang bersamaan, kita menggenjot perluasan bakulahan pertanian di berbagai daerah yangpotensial. Antara lain melalui programredistribusi lahan yang akan digulirkanpemerintah, percepatan rehabilitasi danpemanfaatan eks Proyek Lahan GambutSejuta Hektar di Kalteng. „ SBR, SHLahan sawah terancam menjadi kawasan industri dan perumahan. foto: berindo wilson
                                
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28