Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 22
22 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007BERITA UTAMAJutaan Hektar SawSejak otonomi daerah digulirkan, konversi atau alih fungsilahan pertanian seakan tak terbendung. Jutaan hektarsawah kini siap disulap menjadi lahan properti, jalan toldan kawasan industri. Jika Pemerintah tidak tegas untukmengamankan lahan-lahan subur ini, produksi berasnasional akan terus menurun.etani tanpa lahan, mana mungkin. Lahan jadi acuan dangambaran skala usaha tani,perencanaan kebutuhan sarana produksi—benih, pupuk, obatobatan dan tenaga kerja—sampai penyusunan data di seputar produksi danprediksi hasil usaha tani.Karena itu, dikenal istilah baku lahan,luas tanam dan luas panen. Baku lahanberarti luasan fisik lahan yang secarateknis layak untuk tanaman budidaya.Luas tanam berarti realisasi tanam padabaku lahan yang dinyatakan dalam satuanhektare. Sedangkan luas panen merupakan luasan tanaman (padi) yang siapatau telah selesai dipanen.Dalam usaha tani padi juga dikenal duajenis lahan, yakni lahan sawah dan lahankering. Sudah barang tentu, lahan sawahmerupakan primadona, andalan utamaproduksi padi. Ini berkat dukunganjaringan irigasi (teknis, setengah teknis,sederhana atau irigasi pedesaan) yangmemungkinkan usaha tani dilaksanakansecara intensif. Artinya, pada lahan yangsama pertanaman padi bisa berlangsungdua kali musim tanam (MT) dalam setahun. Produktivitasnya pun jauh lebihtinggi dibanding tanaman padi di lahankering.Sedangkan padi tadah hujan yang jugasering disebut padi gogo, biasanya hanyamengandalkan pasokan air hujan. Produktivitasnya pun jauh lebih rendahdibanding padi di sawah irigasi. Produktivitasnya cuma sekitar 1 hingga 2,5 ton/ha, sementara padi di sawah irigasi bisamencapai 6-7 ton, bahkan lebih.Bagi Indonesia, posisi sawah beririgasiini sangat strategis. Sebagian besarproduksi gabah nasional disumbangkanoleh sawah beririgasi ini, yang totalnyakini mencapai 6,7 juta ha. Jika sawahirigasi menciut, apalagi dalam skala besar,akan berdampak serius terhadap produksigabah nasional.Angka produksi merupakan hasil perkalian areal panen dengan tingkat produktivitas. Dengan demikian, luas panensangat dipengaruhi oleh luas tanam, luasbaku sawah. Menciutnya baku lahan,tentu saja sangat berpengaruh terhadaprealisasi tanam dan selanjutnya luaspanen pada setiap musim tanam (MT).Namun demikian, luas tanam tidakotomatis mencerminkan luas baku lahan.Luas tanam bisa juga “bertambah” melaluiterobosan peningkatan intensitas pertanaman (IP). Yakni dengan menambahpopulasi rumpun tanaman (bibit), mempersempit jarak tanam dalam luasantertentu. Namun ini hanyalah sekadarterobosan teknologi budidaya (intensifikasi), yang hanya bisa diterapkan padalahan-lahan tertentu, khususnya padaareal yang irigasinya benar-benar bagus.Secara fisik, luas baku lahan tidak bertambah.Guna mengetahui kapasitas produksipadi dalam negeri, memang diperlukankajian atas sumber-sumber pertumbuhanproduksi yang masih tersedia. Meliputipotensi peningkatan luas baku lahan,potensi peningkatan indeks pertanaman,dan potensi peningkatan produktivitas.Penciutan LahanPeningkatan produksi, selain melaluiintensifikasi, juga sangat ditentukan olehpertumbuhan luas baku lahan. Ironisnya,masalah inilah yang kini menghadangpembangunan pertanian di Indonesia,khususnya pertanaman padi. Penciutanlahan persawahan di sekitar perkotaan,terlebih di P. Jawa, masih berlangsung,bahkan cenderung tak terkendali. Di sisilain, pertumbuhan luas baku lahan sangatterbatas. Dulu mengandalkan Poyek Lahan Gambut Sejuta Hektare di KaltengBLahan sawah cenderung beralih fungsi.