Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 36
P. 59


                                    BERITAINDONESIA, 26 April 2007 59BERITA BUDAYANagabonar Tak Lagi BerperangPerginya Sang LegendaDunia musik Tanah Air berduka dengan beritawafatnya Chrisye, Jumat, (30/3), pukul 04.08.Penyanyi legendaris ini sudah malang melintangdi dunia musik selama tiga dekade. Semua media nasional mengulas perjalanan hidup dankarirnya untuk mengenang sang legenda.Chrisye menderita kanker paru-paru sejakAgustus 2005. Sejak itu, kemunculannya di depanpublik semakin jarang. Dia harus beristirahat total dari semua kegiatan menyanyi, baik di studiomaupun panggung.Namun penyanyi yang bernama lengkapChrismansyah Rahadi ini tak mau berhenti berkarya. Pada 28 Mei 2006, dia kembali tampil distasiun televisi Indosiar, sebagai bintang tamudalam acara 1 Jam Bersama UNGU. Kemudianpada 16 September 2006, tepat saat ulangtahunnya ke-57, Chrisye merilis album kompilasipop religi Damai Bersamamu bersama ErwinGutawa. Dia membawakan dua lagu, ShalawatBadar dan Thala’al Badru Alaina.Chrisye merintis karir musiknya sejak 1968 saatbergabung dengan Band Sabda Nada. Dia jugasempat berkolaborasi dengan Guruh SoekarnoPutra dan menghasilkan album rock, Guruh Gipsy.Menjelang kepergiannya, Chrisye tetap dipenuhi semangat bermusik. Dia meminta dibuatkan lagu kepada sahabat-sahabatnya, ErwinGutawa, Guruh Soekarno Putra dan Eros Djarot.Kepergiannya tidak hanya meninggalkan sangisteri dan empat anak yang dicintainya, tetapi jugapara sahabat dan penggemarnya. Selamat jalan,Chrisye. „ RHDedi Mizwar kembali meramaikan duniaperfilman nasional dengan sekuel darifilmnya yang paling fenomenal. Ada nilaikebangsaan yang semakin langka.Persis seperti puluhan tahun silam, aktor senior DeddyMizwar kembalimengulang fenomena. Sejaktercium kabar dirinya akanmemproduksi sekuel filmNagabonar yang membuatdirinya terkenal itu, pers mulaisibuk memberitakannya dalam berbagai versi.Nagabonar Jadi 2, demikian judul sekuel Nagabonaryang pernah diperankan Deddy dan mengantarnya meraihPiala Citra, kini tengah beredardi berbagai bioskop. Sebuahkomedi satire, yang dulumengambil setting zaman perang kemerdekaan di Sumatera Utara, kini beralih kezaman sekarang di Jakarta.Berbagai media ramai memuat resensi film tersebutyang turut diperani bintangbintang muda, seperti ToraSudiro, Wulan Guritno, Lukman Sardi, Uli Herdinansyahdan Mike Mulyadro. Semuanya memberikan acungan jempol karena film tersebut digarap dengan warna yang berbeda dengan film-film Indonesia yang kini banyak beredar.Kentalnya semangat kebangsaan yang sudah jarang didapatkan di film-film lain tampak sangat menonjol di filmini.Sosok sentral film ini tetaplah Nagabonar yang diperankan Deddy. Sedangkan ToraSudiro memerankan anak semata wayangnya, Bonaga. Koran Tempo, 2 April 2007,mengulas bahwa akting Deddyterlalu menjulang dibandingTora dan kawan-kawan.Namun Deddy memang sengaja menarik ikon muda untuk bergabung, untuk mewarnai kisah sekuel ini. Hal itu jadimenegaskan dua zaman berbeda: zaman Bonaga dan zaman Nagabonar yang amatberbeda.Bonaga yang diceritakan sebagai lulusan S2 dari luar negeri adalah cerminan anakmuda modern, eksekutif mudadengan teman-teman yangcerdas, dinamis dan meteroseksual. Namun demikian,dari segi karakter, Bonagamirip dengan ayahnya yangjujur dan amat menghormatiperempuan. Sama sepertiayahnya dulu, Bonaga tidaktahu bagaimana cara mengungkapkan perasaannya kepada perempuan yang dicintainya, Monita (Wulan Guritno).Seperti dikutip Republika,29 Maret 2007, Deddy Mizwarsengaja tidak menampilkanperan antagonis. Bahkan Lukman Sardi pun, yang biasanyakerap memainkan tokoh-tokoh antagonis, dalam film inimenjadi tokoh Umar, tukangbajaj yang religius.Skenario yang digarap Musfar Yasin bisa dibilang cukupkuat menggambarkan karaktersetiap tokoh. Namun demikian, Republika menganggapfilm ini masih mengandungkekurangan, meski tak mengganggu. Tokoh sentral terpusatpada Deddy, sedangkan tokohtokoh muda yang ada terkesankurang optimal menggali kemampuan seni perannya.Kisah film ini berpusat padarencana Bonaga untuk menjual perkebunan sawit merekakepada investor Jepang, untukdijadikan resort. Hal ini ditentang Nagabonar, karena ditanah itu ada tiga makam orang-orang yang dicintainya,yakni ibunya yang dipanggilnya Mak, isterinya Kirana dansahabatnya si Bujang.Sementara itu, berkaitan dengan Hari Film Indonesia,tanggal 30 Maret lalu, Republika, 2 April 2007, mengulas mengenai eksistensi filmIndonesia yang tak lagi mengandung semangat kebangsaan.Harian ini mengutip pendapat sineas senior SlametRahardjo Djarot, bahwa filmIndonesia tidak masuk dalampeta pembangunan di negeriini. Padahal, film merupakanalat propaganda kebudayaanpaling efektif untuk menyampaikan nilai dan identitasbangsa. „ RHMembangkitkan kembali semangat kebangsaan yang makin pudar.
                                
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63