Page 54 - Majalah Berita Indonesia Edisi 36
P. 54
54 BERITAINDONESIA, 26 April 2007BERITA HANKAMMembangun Kerjasama,Menegakkan KemandirianIndonesia memperluas hubungan kerjasama di bidang militer dengan berbagainegara. Termasuk dengan negeri China danPakistan yang memiliki keunggulan dibidang industri persenjataan. Saatnyamembangun kerja sama dan menegakkankemandirian.engalaman adalahguru terbaik. Hal inijuga termasuk dalam bidang pertahanan dan keamanan. Indonesia punya pengalaman pahitmanakala Amerika Serikatmengenakan embargo terhadap alat utama sistem senjata(alutsista) TNI-AU. Sejumlahpesawat tempur seperti F-5dan F-16 maupun pesawatangkut Hercules terpaksa digrounded karena ketiadaansuku cadang. Hal ini sangatberpengaruh terhadap kesiapan TNI-AU dalam melakukanoperasi.Agaknya, berangkat dari pengalaman itu dan sekaligusuntuk mengurangi ketergantungan dengan salah satu negara di bidang pertahanan dankeamanan, Indonesia kembalimerintis kerja sama di bidangmiliter dengan sejumlah negara. Termasuk dengan Chinadan Pakistan. Kedua negara itudalam beberapa dekade terakhir semakin menunjukkankeunggulannya dalam berbagai industri, termasuk pulaindustri persenjataan.Penandatanganan perjanjiankesepakatan kerja sama dengannegeri China dilakukan SekjenDephan Letjen TNI SjafrieSjamsoeddin dengan WakilKepala Staf Umum TentaraPembebasan Rakyat LetjenZhang Qinsheng di Beijing,China, awal April lalu. Selanjutnya kesepakatan itu disahkanoleh kedua menteri pertahanan.Kerja sama yang dilakukan inibukanlah dalam bentuk paktapertahanan, karena pola semacam ini juga dilakukan dengan negara-negara lain.Sjafrie menyebutkan hubungan antara TNI denganTentara Pembebasan RakyatChina telah berlangsung lama.“Hubungan di antara kita berlangsung sejak 1949. Padatempatnya apabila kita melanjutkan hubungan yang lebiherat dan bersahabat serta saling memberi,” ujarnya sepertidiberitakan Kompas (4/4).Sedangkan Letjen Zhangmenilai kerjasama militer iniakan menjadi pilar makin eratnya hubungan kedua negara.Juga dalam membangun hubungan antara China denganASEAN.Dengan payung perjanjiankerjasama ini kedua negarasepakat melakukan pendidikan militer dan latihan militer bersama. Selain itu jugadisepakati kerja sama di bidang pengembangan industrimiliter dan intelijen. “Kamibersepakat melakukan kerjasama dalam pengembanganilmu pengetahuan dan industridi bidang militer. Nantinyadiharapkan bukan hanya terjadi pertukaran teknologi danbantuan teknis, tetapi jugaproduksi peralatan militerbersama,” kata Sjafrie.MoU yang ditandatanganiitu merupakan kelanjutan darideklarasi bersama antara Indonesia dengan China 25 April2005 silam. Kedua negarasepakat membangun kemitraan strategis dan dalam pelaksanaannya akan membentuksemacam komite bersama.Sebelumnya, Indonesia dengan Pakistan juga menyepakati dilakukannya kerjasama yang bukan hanya dibidang jual-beli senjata, melainkan membentuk kerjasama yang komprehensif. Meliputi saling tukar menukarpengalaman antar perwira danilmuwan yang memiliki latarbelakang di bidang pertahanan. Atau juga kerjasama yangdilakukan National SecurityInstitute. Kerjasama yang terbentuk ini merupakan tindaklanjut hasil kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Pakistan dan juga ataskunjungan Presiden PakistanPervez Musharraf ke Indonesia.Kunjungan Sjafrie ke keduanegara itu bukanlah suatu halyang mustahil. Pakistan bukanhanya mampu merawat danmeng-overhaul pesawat tempur yang dimiliki, melainkanmampu memproduksi komponen yang dibutuhkan. Tidakcuma itu, Pakistan Aeronauticyang ada di Kota Kamra sedang membangun pesawattempur sendiri yang merekaberi nama YF-17. “MemangPakistan tidak bekerja sendiri.Untuk membangun pesawattempur, mereka bekerja samadengan China. Akan tetapimereka mampu untuk mandiridan tidak tergantung kepadanegara lain. Mereka tidak merasa sulit walaupun pernah 15tahun lamanya diembargokebutuhan militernya olehAS,” ungkap Sjafrie.China bahkan lebih majudengan membangun semuakebutuhan militer ketiga angkatan dengan kemampuanmereka sendiri. Untuk kebutuhan seluruh kekuatandarat dan sistem pengawasanudara dipenuhi oleh ChinaNorth Industries Corp (Norinco) serta kebutuhan angkatan laut dipenuhi oleh ChinaShipbuilding Trading Company (CSTC ) Limited.Hal itu dipertegas oleh Presiden Direktur CSTC Wu Di.Wu mengatakan : “CSTC baruberdiri 25 tahun. Tetapi kamimampu memenuhi kebutuhanAngkatan Laut China, bahkansekarang 70% dari produkkami untuk keperluan ekspor”.Melihat potensi yang ada, Indonesia agaknya bisa lebihmengembangkan kerja sama dibidang industri pertahanan.Apalagi selama ini telah memiliki industri strategis sepertiPT Pindad, PT PAL dan PTDirgantara Indonesia. SaatnyaIndonesia mengembangkanindustri pertahanan dengansemangat kerja sama dan kemandirian. Tidak lagi tergantung pada negara lain. AM, SPPSaatnya Indonesia mengembangkan industri pertahanan dengansemangat kerja sama dan kemandirian.foto: repro tempo