Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 37
P. 63
BERITAINDONESIA, 10 Mei 2007 63BERITA PUBLIKTantangan dan PeluangMulai tahun 2007, pengelolaan BandaraSultan Thaha-Jambi dan Depati Amir-PangkalPinang berpindah tangan dari DepartemenPerhubungan ke PT Angkasa Pura II. Inidilakukan demi mengoptimalkan pelayanankepada pengguna jasa penerbangan.T Angkasa Pura (AP)II merupakan BUMNyang bergerak di bidang pengelolaan jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yangmelayani jasa penerbangan(Aeronautika) dan jasa penumpang Bandara (non Aeronautika). Saat ini, PT AP IIsedang mengelola sepuluhBandara utama di kawasanBarat Indonesia, yaitu, Bandara Internasional SoekarnoHatta (Jakarta), Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta),Bandara Polonia (Medan),Bandara Supadio (Pontianak),Bandara Internasional Minangkabau (Padang), BandaraInternasional Sultan MahmudBadaruddin II (Palembang),Bandara Sultan Syarif Kasim II(Pekanbarau), Bandara Husein Sastranegara (Bandung),Bandara Sultan Iskandarmuda(Aceh), Bandara Kijang (Tanjung Pinang. Sedang yang barubergabung, Bandara SultanThaha (Jambi) dan DepatiAmir (Pangkal Pinang).Menurut S, Tulus Pranowo,Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT. AP II,penyerahan pengelolaan Bandara Sultan Thaha-Jambi danBandara Depati Amir-PangkalPinang, 1 Januari 2007 dariDepartemen Perhubungan kepada PT Angkasa Pura II, merupakan tantangan dan peluang, baik dari segi bisnismaupun pelayanan kepadapengguna jasa penerbangan.Oleh karena itu, PT AP IImengalokasikan anggaran Rp25 miliar kepada masing-masing Bandara untuk meningkatkan kualitas sarana danprasarana agar mampu bersaing di era yang sangat kompetitif ini.“Persaingan di era globalisasi merupakan tantangan dimasa mendatang. Agar bisamenghadapi persaingan itu,berbagai upaya pengembangan bisnis terus dilakukan, disamping pengembangan usahalain yang terkait dengan jasapenumpang dan perkembangan pasar,” kata Tulus kepadaBerita Indonesia di kantornya.Jasa Aeronautika merupakan bisnis utama, kata Tulus,dimana dalam melakukan aktivitasnya, PT AP II senantiasaberupaya meningkatkan kualitas pelayanan, baik aspek fasilitas maupun pelayanan yangmengutamakan keselamatanpenerbangan dan kepuasanpengguna jasa penerbangan.Selain itu, pelayanan di bidang Non Aeronautika jugasemakin ditingkatkan. Pengguna jasa di area bandara bisamendapatkan apa yang mereka butuhkan. Mereka bisashopping, menukar uang, beristirahat di area bandara tanpaharus bepergian jauh dari bandara.Prioritas KeselamatanDemi meningkatkan pelayanan, anggaran yang disiapkanmenyangkut safety Aeronautika mencapai 30-60% darianggaran yang ada. Sebab komitmen PT AP II terhadapkeselamatan penerbangan merupakan prioritas utama, disamping perhatian terhadapsecurity (keamanan).Menyinggung tentang peralatan, Tulus mengakui, peralatan canggih saat ini perlupenyesuaian, namun itu perluwaktu dan dana. Pemeriksaandan perawatan berbagai peralatan harus dilakukan secaraberkala dan kontinu. Prioritasutama perusahaan adalah keselamatan, baru berkembangke yang lain. Bila bicara keselamatan dan keamanan untukinvestasi, mayoritas manajemen pasti setuju.Menyinggung soal penumpang dilarang membawa cairan ke pesawat, Tulus mengungkapkan, bahwa langkah itudiambil karena belajar daripengalaman yang terjadi diLondon tahun 2006 lalu. Adakemungkinan penumpangmembawa cairan-cairan tertentu yang bila diramu bisamenjadi bahan peledak. Namun bila cairan itu sifatnyanetral, tetap diperbolehkan.Seperti membawa minumanbotol, asal diminum saat diperiksa petugas, tidak ada masalah. Prosedur larangan membawa cairan ini menurutnyadisesuaikan dengan perkembangan yang ada. RI, MLPPMaket Bandara Sutan Thaha, Jambi.Maket Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang.