Page 57 - Majalah Berita Indonesia Edisi 37
P. 57
BERITAINDONESIA, 10 Mei 2007 57BERITA MANCANEGARAmenembaki orang di Red Lake High Schoolsebelah selatan Minnesota. Ia membunuh 7 orang, lima siswa, satu guru dan satu satpam. Iajuga membunuh dua orang anggota keluarganya.Ia kemudian mati bunuh diri.1 September 2004School Number One, Beslan, RussiaMilitan Chechnya mengambil alih sebuahsekolah di Rusia dimana 1.100 murid, gurudan orang tua menjadi sandera. Tiga harikemudian, dua ledakan terjadi di sekolahitu lalu petugas keamanan segera melakukan aksi penyelamatan. Total 333sandera mati.26 April 2006Johann Gutenberg Gymnasium, Erfurt, GermanySeorang siswa di Johann Gutenberg Gymnasium membunuh 16 orang sebelum ia bunuh diri.Kebanyakan korban yang jatuh adalah para guru.28 April 1999W. R. Myers High School, Taber, Alta.Seorang anak berusia 14 tahun melakukanpenembakan dengan pistol kaliber 22 mm di W.R. Myers High School. Anak laki-laki itu membunuh Jason Lang (17). Seorang siswa lainnya,Shane Christmas (17) terluka namun dapatkembali pulih. Penembakan terjadi seminggusetelah penembakan di Columbine High School.20 April 1999Columbine High School, Near Littleton, Colo.Dua siswa mengenakan jubah hitam panjangmemasuki kantin sekolah di Columbine HighSchool dengan membawa tiga senjata. Merekamembunuh 12 siswa, seorang guru, dan melukai24 lainnya. Setelah itu mereka bunuh diri.Insiden penembakan ini sempat mengguncangdunia.nambah panjang daftar siswapembunuh di AS. Bahkan tujuh dari delapan penembakanmassal terbesar terjadi selama25 tahun terakhir.Pembunuhan terhadap 32orang di Virginia Tech University, AS adalah yang terburuksepanjang sejarah namun ituhanyalah satu bagian dari 20penembakan massal yang terjadi setiap tahun di Amerika.Sebenarnya apa yang terjadi?Apakah laki-laki (95% pembunuh massal adalah laki-lakiyang cenderung lebih terlatihmenggunakan senjata) semakin brutal dan haus darahdibandingkan milenium sebelumnya?Penyebab utamanya bukanhanya karena mudahnyamemperoleh senjata. MenurutJames Alan Fox, profesor keadilan kriminal di Northeastern University yang merupakan penulis buku “The Will toKill” (2006) and “Extreme Killing” (2005), faktor sosialjustru sangat mempengaruhi.Dalam studinya selama lebihdari 25 tahun, James bersamakoleganya Jack Levin telahmengidentifikasi lima faktorpenyebab yang muncul dalamsemua kasus pembunuhanmassal yang pernah terjadi.Pertama, para pelaku mengalami depresi dan kegagalanyang berkepanjangan dan mulai kehilangan kemampuanuntuk menanggung kesulitandan kekecewaan hidup. Kedua,mereka menyalahkan lingkungan dan sering mengeluhbahwa orang lain tidak pernahmemberikan mereka kesempatan. Terkadang mereka berpikir bahwa kelompok ataugender tertentu tidak memberikan kesempatan kepadayang lain. Contohnya, kasusMarc Lepine yang membunuh14 mahasiswi teknik di University of Montreal karena pria inimerasa bahwa perempuansudah terlalu banyak kuliah diuniversitas tersebut. Ketiga,para pembunuh ini kurangmendapat perhatian dari teman dan keluarganya. Merekadikenal sebagai penyendiri.Keempat, mereka mengalamisuatu peristiwa yang menurutmereka musibah berat misalnya kehilangan pekerjaan atauputus pacar. Kelima, merekamempunyai akses untuk memiliki senjata demi memuaskan keinginannya untuk membalas dendam.Pola hidup bermasyarakat diAS juga turut mengambil peranan. Persaingan di Amerikakini semakin ketat. Merekayang kuat mengalahkan yanglemah. Yang lemah dianggapsebagai pecundang dan para‘pecundang’ ini semakin tertekan karena tekanan sosial disekitarnya. Nilai-nilai tradisional pun kian terkikis: tingkat perceraian yang semakintinggi, menurunnya jumlahorang yang serius beragamadan kenyataan bahwa banyakorang kini tinggal di daerahperkotaan dan tidak mengenalpara tetangganya. James Huberty yang membunuh 21 orang di McDonald di San Ysidro tahun 1984, baru saja pindah ke California dari Ohio setelah kehilangan pekerjaannya. Ketika ia kehilangan pekerjaan di California, dia tidakmemiliki teman atau keluargauntuk berbagi sedih. Semuakeluarganya ada di Ohio. Iamembunuh karena depresi.The Question Mark KidApa yang disampaikan olehJames Alan Fox, nampaknyaberlaku juga terhadap diriSeung-Hui Cho. Dalam kesehariannya, Cho yang berposturkurus ini tidak pernah mengajak bicara teman sekamarnya.Di antara 26.000 mahasiswaVirginia Tech, pria yang dibesarkan di kawasan pinggir kotaWashington, Centreville inihampir tak dikenal. Ia selalumenyantap makanannya sendirian, bahkan bila diajakberbicara oleh rekannya iahanya menjawab satu kata danmenghindari bertatapan mata.Oleh teman-temannya iadijuluki “The Question MarkKid”, karena pernah suatu kalidalam kelas, Cho menolakuntuk bicara dan menyamakan namanya dengan simboltanda tanya. Dalam kuliah menulis, dosen dan teman kuliahCho juga merasakan ‘keanehan’ Cho. Dua tugas makalahdrama yang dibuat Cho penuhdengan kekerasan dan ceritatak senonoh. Dalam tulisannya, Cho bercerita tentang pertikaian anak dan ayah tiri yangsaling membunuh dengan gergaji mesin. Cho dan keluarganya pindah ke AS tahun 1992saat ia berusia 8 tahun, danmereka kini menjadi penduduk tetap. Demi menyambunghidup, orang tuanya bekerjasebagai tukang cuci di pinggiran Washington. MLPkorban di Norris Hall.Selasa malam ribuan orang menyalakan lilin tanda berkabung di VTU.