Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 37
P. 58
58 BERITAINDONESIA, 10 Mei 2007BERITA MANCANEGARAOtoritas Moral Bank DuniaTerguncangPenyelesaian skandal Presiden Bank Dunia, PaulWolfowitz masih belum jelas. Di satu pihak, kesalahanWolfowitz bisa dimaafkan. Di lain pihak, skandal itumerusak kredibilitas Bank Dunia sebagai organisasi yangmengedepankan integritas dalam kampanyepemberantasan korupsi.elum genap dua tahun menjabat Presiden Bank Dunia,Paul Wolfowitz (64) digoyangisu skandal awal April lalu. Jalinan asmara antara Wolfowitz dan ShahaAli Riza, pejabat komunikasi Bank Duniadi Biro Timur Tengah dan Afrika Utarayang kemudian dimutasikan ke Departemen Luar Negeri Amerika Serikat,membuahkan tuduhan tidak mengenakkan bagi reputasi mantan duta besarPaman Sam di Indonesia itu. Wolfowitzdituduh telah menggunakan pengaruhnyaterhadap keputusan kenaikan gaji ShahaRiza.Wolfowitz secara langsung merekomendasikan kenaikan spektakuler gaji ShahaRiza, yang menjadi hampir US$200.000atau setara dengan Rp1,8 miliar setahunsebagai kompensasi terhadap pemindahannya ke Departemen Luar Negeri ASuntuk menghindari konflik kepentingansejak Wolfowitz menjadi Presiden BankB Dunia bulan Juni 2005. Peraturan BankDunia memang melarang karyawan yangmemiliki hubungan supervisi menjalinasmara. Disebutkan, bila Riza tidakdipindahkan dari Bank Dunia maka akanselalu ada kemungkinan terjadi konflik kepentingan.Mantan Wakil Menteri Pertahanan ASitu, yang pada awalnya tidak mengakui isuitu akhirnya meminta maaf, “Saya telahberbuat salah, dan saya minta maafkarenanya. Seandainya saja saya bisa menuruti insting saya untuk tidak ikutcampur menyangkut negosiasi soal gaji(Riza),“ lanjut Wolfowitz duda beranaktiga itu.Presiden Amerika Serikat George WBush menyatakan akan tetap mendukungPaul Wolfowitz, dan menyebut tokoh initelah mengemban misinya dengan sangatbaik di badan dunia tersebut. Washington juga meminta Eropa untuk berhentimenghakimi Wolfowitz sampai ke 24dewan Bank Dunia membuat keputusan.Sebelumnya, skandal Wolfowitz mencuatkan kembali persaingan AS-Eropauntuk menduduki kursi prestisius di BankDunia. Eropa sejak awal “keberatan”dengan penunjukan Wolfowitz yangarsitek perang Irak karena khawatir iaakan menggunakan Bank Dunia untukmembantu negara-negara sekutunya danmenghukum musuh-musuhnya. Inggrismengatakan skandal tersebut telah merusak citra Bank Dunia, sementara Jerman mempertanyakan apakah Wolfowitzmasih pantas menduduki jabatan itu.Sebagai negara donor terbesar di BankDunia, yaitu sekitar 25 miliar dollar AS pertahun, Jerman mendesak Wolfowitzuntuk tidak membahayakan otoritasmoral Bank Dunia.Karyawan Bank Dunia dan aktivispembangunan juga mengecam langkahWolfowitz yang ngotot untuk bertahan.Yang membuat marah karyawan BankDunia, menurut The New York Times,adalah “ketidakjujuran” Wolfowitz dalamkasus ini. Awalnya ia menyangkal terlibatdalam kenaikan gaji Riza, namun dokumen membuktikan ia terlibat langsung.Keputusan menyangkut nasib Wolfowitz yang mendapat banyak simpati darinegara-negara Afrika ini sangat tergantung pada kelima negara donor terbesar Bank Dunia, yaitu Amerika Serikat,Jepang, Jerman, Perancis, dan Inggris.Dengan demikian, bila Wolfowitz terpaksamundur, kubu Eropa akan meminta peranyang lebih besar dalam menentukanpenggantinya. MLPPaul Wolfowitz, mantan duta besar AS di Indonesia Shaha Ali Riza