Page 57 - Majalah Berita Indonesia Edisi 40
P. 57


                                    BERITAINDONESIA, 21 Juni 2007 57BERITA TOKOHsaan SBY-Amienmengadakan jumpa pers mendadak tanpatanya jawab di Kuala Lumpur, Malaysia. Potensikonflik antar dua negarawan besar akhirnyareda.Tetapi peran Hatta Radjasa kelahiranPalembang 18 Desember 1953, politisi negarawan yang hidup religius ini hanya selintas sajadisebut-sebut media. Mantan Ketua SenatMahasiswa ITB Bandung yang membangunkarir politik lewat Partai Amanat Nasioanl (PAN),ini sangat mampu membedakan kapan mengabdi kepada partai, kelompok, diri sendiri dankepada negara.Ia teguh memegang prinsip, “My loyality tothe party end when loyality to the state began.”Loyalitas Hatta kepada partai akan berakhirtatkala diminta mengabdi kepada negara.Ketika dipercaya menjabat Menteri Perhubungan ia selalu muncul di setiap kecelakaanlalu lintas yang terjadi, hingga masyarakatmemperoleh informasi yang utuh dan darisumber pertama sekaligus penanggung jawabtertinggi.Hatta tak pernah lari dari tanggung jawabkendati pos Menhub sangat rawan untukdisabotase oleh lawan-lawan politik. Karenatanggung jawab pula Hatta tak pernah maumundur dari Menhub, tetapi menyerahkansepenuhnya kepada Presiden yang memilikihak prerogatif. Maka pengagum Amien Rais,Bung Karno, dan Conrad Adenauer ini punakhirnya naik pangkat diangkat menjadi MenteriSekretaris Negara, sebuah pos yang sangatdisegani. „ HTAkbar TandjungDirikan Barisan Nasionalasa depan politik AkbarTandjung rupanya masihterbuka luas. Setelah diserang dari delapan penjuruangin, lalu membuatnya harus melepaskan kursi Ketua Umum DPP Partai Golkarpada Desember 2004, didirikannyalahAkbar Institute. Insinyur lulusan FakultasTeknik Universitas Indonesia, Jakarta,dan mantan Ketua Umum PB HMI inilantas mendaftar menjadi mahasiswapascasarjana S-3 di Universitas GajahMada (UGM), Yogyakarta, mengambiljurusan ilmu politik.Dan pada hari Minggu (20/5) di TuguProklamasi, suami Chrisnina Maharaniini terlihat mendeklarasikan Barisan Indonesia, disingkat Barindo. Ketua DPR RIperiode tahun 1999-2004 ini duduksebagai Ketua Dewan Pembina Barindo.Di Tugu Proklamasi itulah Akbar menyatakan niat bersedia mengikuti konvensi Partai Golkar, untuk memilih calonpresiden dari partai bentukan Orde Baruini pada Pilpres 2009. Kata Akbar, kalaukonvensi digelar, maka terbuka peluangbagi para calon, termasuk dirinya, untukdiusung Partai Golkar sebagai calonpresiden. Tetapi sebelum itu Akbar masihakan mengevaluasi dan mempelajariaturan-aturan tentang konvensi, sepertiyang pernah dilakukan Partai Golkarmenjelang Pilpres 2004.“Kalau memang peraturan perubahantentang konvensi itu lebih objektif, lebihdemokratis, lebih fair, saya akan mempertimbangkan untuk ikut konvensi. Soalapakah akan berhasil atau tidak, kita lihatnanti,” ujar ayah tiga orang putri ini. Iawanti-wanti Barindo bukanlah kendaraanpolitiknya menuju Pemilu 2009. Jugamembantah kabar dirinya akan disandingkan dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Tetapi politisi negarawan kelahiran Sibolga, 14 Agustus 1945 ini takmenanggapi keinginan Partai Bela Negara(PBN), Eddy Hartawan, yang ingin menyandingkannya dengan Sutiyoso.Begitu melepaskan kursi ketua umumPartai Golkar, Akbar segera menyebutkanhampir semua jabatan politik sudahpernah disandangnya. Jadi, tak lagi pantas ditanyakan kepadanya soal ambisi politik. Kearifan sebagai negarawan adalahciri yang belakangan ini lalu ditunjukkannya di hadapan publik. Iapun memiliki penilaian positif tersendiri terhadapkeberhasilan semua pemimpin bangsa.Politikus piawai ini mengapresiasimantan Presiden Soeharto berhasil meletakkan dasar-dasar pembangunan danpemerintahan; Prof BJ Habibie meletakkan dasar perundang-undangan untukpemilu demokratis; KH AbdurrahmanWahid mencitrakan lembaga kepresidenan sebagai lembaga milik rakyat, sertamendorong nilai egalitarianisme dan demokratis; Megawati Soekarnoputri mendorong program kerakyatan; dan PresidenSusilo Bambang Yudhoyono mendorongperdamaian, penegakan hukum, danpenghapusan utang luar negeri. „ HTMfoto: berindo wilsonfoto: berindo wilson
                                
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61