Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 42
P. 17


                                    BERITAINDONESIA, 19 Juli 2007 17BERITA UTAMATeror dibubarkan.Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)KH Ma’ruf Amin mengatakan, pahamyang ditawarkan oleh para pelaku teror,jika diajarkan dengan cara-cara kekerasan pasti tidak akan hidup. Karena, merekatidak didukung oleh paham keagamaanyang hidup di masyarakat. “Karena itu,dia tidak akan bisa besar,” kata Ma’ruf.Paham yang dibawakan oleh pelakuteror, menurut Ma’ruf, bukanlah pahamyang dianut oleh masyarakat, sehinggatidak akan memperoleh dukungan masyarakat, apalagi dukungan konstitusi. Sifatperbuatan teror, menjadi tindakan yangkriminal saja jadinya, dan membuatjaringan pelaku tidak akan bisa berkembang. Tetapi, pasti akan mengecil.Pengamat intelijen, Wawan H. Purwanto, yang juga penulis buku “Terorisme: Ancaman Tiada Akhir,” mengatakan,setelah Abu Dujana dan Zarkasih tertangkap, mereka untuk sementara waktuini akan tiarap, menghilangkan jejak, danmencari alibi.Para anggota jaringan pelaku teror akanmencari tempat persembunyian baru,yang tentunya lebih aman dari apa yangselama ini diketahui oleh kelompok yangsudah tertangkap.“Saya kira, konsolidasi tetap akandilakukan tanpa menggunakan alat-alatelektronik. Mereka lebih cenderungkepada penggunaan kurir, dan kopi-kopidarat. Karena, mudah terdeteksi kalaumenggunakan alat-alat elektronik,” ujarWawan.Menurut Wawan, selama tiga bulansetelah Abu Dujana dan Zarkasih atauMbah tertangkap, aktivitas mereka lebihkepada upaya memberikan deviasi-deviasi, dan menghilangkan jejak-jejak.Termasuk kontak-kontak dengan kelompok akan dikurangi karena akanmemudahkan dia untuk ditangkap.“Dalam tiga bulan ini, saya kira merekatiarap itu. Nah, setelah tiga bulan, barumereka melakukan konsolidasi kembali.Dan, nantinya, diapun akan menunjukkanbahwa mereka masih eksis dengan melakukan ledakan-ledakan baru,” ujarWawan.Kembali ke Jalan LurusSeperti disebutkan Tony Blair, dalampengamatan dan kesaksiannya tatkalaberkunjung ke Indonesia, pesantrenpesantren dan sekolah agama melengkapidiri dengan beragam pelatihan untuk bisamengatasi pengangguran.Sesuai kesaksian Blair tersebut, tentumenjadi sangat efektif apabila menjadikan lembaga pendidikan sepertipesantren, sebagai pusat perekonomianrakyat pula.Selain akan mengatasi pengangguran,sebagaimana disebutkan Blair, pastinya,cara itu akan meminimalkan niat masyarakat untuk mengikuti ajaran sesat, ataumenjadi teroris.Di luar cara-cara praktis tersebut,lembaga keagamaan seperti MUI, jugaharus pula terus-menerus melaksanakantugas sosialisasi penanggulangan terorisme melalui pendekatan keagamaan.Apalagi, timnya sudah terbentuk sejaktahun 2003 atas permintaan Wakil Presiden yang lalu di-SK-kan oleh MenteriAgama saat itu, dengan menunjuk KHMa’ruf Amin sebagai Ketua Tim Sosialisasi Penanggulangan TerorismeMelalui Pendekatan Keagamaan.Untuk mengembalikan para pelakuteror kembali ke masyarakat, Wawan H.Purwanto tertarik dengan pendekatanistilah, “menggunakan maling untukmenangkap maling”.ngan pemahaman yang bukan sangatmultitafsir. Tujuannya, agar pemikiranjihad tidak mereka tafsirkan sendirisendiri. “Kita ingin berpikir riil lah,konkrit, bahwa kepentingan bangsa yanglebih luas, kepentingan masyarakat yanglebih luas, tetap harus kita kedepankan,”pesan Wawan.Untuk mengajak para teroris “keluarkandang” atau keluar dari persembunyian, Wawan mengatakan harus ada jaminan yang bisa diberikan kepada merekasebagai kompensasi. Sama seperti GAMdi Aceh, mereka mau menyerah karenaada kompensasi.Demikian pula peristiwa di Poso, kepada mereka yang menyerah merekatidak diapa-apakan sehingga berhasil dipancing keluar dari dalam, dan lalu dilepas lagi. “Seperti itulah yang kitainginkan,” kata Wawan, yang banyakMaksudnya, menyadarkan para terorisdengan kelompok mereka juga, sebagaimana sudah berhasil dilakukan Polribersama Nasir Abas, mantan pentolan topJI, yang kini justru banyak membantutugas-tugas kepolisian mengungkapperilaku teror.Kata Wawan, semua orang mesti mulaiberpikir ke depan, dan mesti disepakatibersama, bahwa apa yang dilakukan parateroris selama ini justru menghancurkanbangsanya sendiri, bukan mengangkatderajat bangsa, juga bukan mengangkatderajat Islam.Dan yang paling utama, kata Wawan,bagaimana membekali para teroris deAksi terorisme menyisakan kepedihan bagi keluarga korban bom Bali I dan II. foto: abc.net.auterlibat mengembalikan perdamaian diPoso. “Andaikata mereka ini, misalnyakelompok yang memang belum terlaluparah, bisalah diberikan amnesti. Tapi,yang memang kejahatannya terlalu parah,tentu ada hitungannya, meskipun menyerahnya itu meringankan.”“Jadi intinya adalah, kita ingin adagentlement agreement dengan mereka,supaya ada suatu sikap pertobatan,nasuha. Dan, mari kita lebih memikirkanke depan, menghilangkan dendam, menghilangkan sikap bermusuhan yang tidakpada tempatnya, seperti di Indonesia,yang ternyata adalah medan damai,” kataWawan. „ HT, RB
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21