Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 42
P. 52
52 BERITAINDONESIA, 19 Juli 2007BERITA POLITIK“Kemesraan“PG dan PDI-PPartai Golkar dan PDIP menggelarsilaturahmi kebangsaan. Kegiatan yangmengarah pada koalisi ini menimbulkansejumlah penafsiran.edung PertemuanTiara, Medan, Sumatera Utara, Rabu(20/6) lalu dipadatikader Partai Golkar (PG) danPartai Demokrasi IndonesiaPerjuangan (PDIP). Ketua Dewan Penasehat PG Surya Palohdan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufik Kiemasyang hadir di acara ‘Silaturahmi Kebangsaan PG-PDIP’ itutersenyum ceria. Acara yangdihadiri pengurus teras keduapartai juga diisi dengan pidatopolitik.Silaturahmi PG-PDIP yangmengarah pada koalisi keduapartai besar pemenang pemilu1999 dan 2004 itu punya makna khusus. Karena PG dikenalsebagai pendukung pemerintah dan PDIP merupakan partai oposisi. Di parlemen sekarang, dari 550 kursi yang ada,PG menempati urutan teratasdengan 128 kursi (21%) sementara PDIP 109 kursi (19%).Seperti dikatakan TaufikKiemas, silaturahmi ini digagas karena kedua partai memiliki visi yang sama. Yakni tetap mempertahankan NKRI,Pancasila dan UUD 45 dansama-sama menyusun APBNyang prorakyat. “Jika dijinjingbersama rasanya akan lebihringan dibanding dibawa sendiri,” kata suami Megawati itu.Sedangkan Surya Paloh menyatakan, silaturahmi ini bukan hanya menuju Pemilu2009, tapi lebih jauh lagi hingga dua atau tiga generasi.“Mulai hari ini antara PG danPDIP tercapai kesepakatansaling asah, saling asuh dansaling asih,” katanya sepertiditulis Kompas (21/6).Koalisi ini, menurut SekjenPDIP Pramono Anung, bukanhanya sekadar wacana. Tapisudah diimplementasikan dalam pemilihan kepala daerah.Dalam Pilkada Banten danDKI Jakarta, kedua partaisepakat mengusung calon gubernur yang sama. “Jika PGdan PDIP bersaing, yang untung partai lain. “Itu yangterjadi. Ke depan kita terusmelakukan konsolidasi dengantetap mengedepankan kepentingan bangsa dan negara,”kata Pramono.Namun apa agenda yang adadi balik koalisi ini hanya mereka yang tahu. Banyak analisadan penilaian dikemukakanpakar dan pengamat politik.Para politisi dari partai-partailain pun mencermatinya. Karena dalam politik segala sesuatu memang serba mungkin.Ketua Umum DPP PG JusufKalla menyatakan, koalisi antara PG dan PDIP tidak akanbersifat permanen. Koalisiantarpartai merupakan halbiasa yang juga dilakukanpartai lain. Kendati berkoalisi,saat menghadapi pemilu, kedua partai akan tetap bersaingdengan konsep kebangsaan.Ketua DPP Partai HanuraSuaidi Marasabesy berpendapat, pembentukan koalisi ituakan lebih menguntungkanPDIP yang selama ini menjadioposisi pemerintah. KarenaPG merupakan pendukungpemerintah, maka pembentukan koalisi tentunya berpengaruh terhadap soliditas pemerintah.SBY Perlu WaspadaKetua Pelaksana Harian Pengurus Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaharuan(PKN-PDP) Roy BB Janismengingatkan Presiden SBYagar mewaspadai rencanaaliansi PG dan PDIP itu. Karena kemungkinan ada agendaterselubung, termasuk manuver meloloskan interpelasidi DPR. “Setelah interpelasilolos, mungkin saja akan diarahkan ke impeachment,”katanya seperti ditulis Investor Daily (25/6). “Saya lihatada agenda terselubung dibalik koalisi itu,” tambahnya.Pengamat politik SoegengSarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit menilai pertemuan PGPDIP di Medan merupakangambaran awal meneguhkandua kekuatan ideologi antarakubu nasionalis dan kebangsaan. “Jika aliansi kedua kubu itumakin solid, bukan tidakmungkin mampu menjalinaliansi yang lebih strategisuntuk memunculkan capresalternatif seperti Megawati –Surya Paloh dalam menghadapi pertarungan Pilpres2009”.Sekjen DPP PPP Irgan Chaerul Machfis menilai rencanakoalisi PG-PDIP lebih merupakan manuver politik dan jauhdari upaya menyelesaikan persoalan bangsa dan negara.“Saya menilai koalisi yangdibangun sangat rentan, temporer dan tidak berlangsungpermanen, apalagi legitimasipolitiknya sangat lemah karena tidak dihadiri ketuaumum partai. Dia membericontoh soal koalisi politik yangpernah terjadi dan tidak bertahan lama seperti koalisiporos tengah. Demikian jugakoalisi kerakyatan dan kebangsaan yang tidak berlangsung secara permanen.Indra Samego, pengamat senior dari The Habibie Centredalam tulisannya di Media Indonesia (25/6) menyatakan,pertemuan silaturahmi itu bisamenimbulkan berbagai penafsiran. Dalam jangka pendek individual, bisa ditafsirkansebagai manuver politik sejumlah elit politik di partai itu.Sedangkan dalam jangka pendek kelembagaan akan mendorong terciptanya stabiiltaspolitik yang diperlukan bagipembangunan nasional. Dalam jangka panjang, koalisipartai diperlukan untuk membangun sistem kepartaianyang lebih sederhana dan tidakmultipartai seperti sekarang.Banyaknya partai di DPR,kata Samego, hanya menimbulkan fragmentasi kekuatandan kepentingan. Negara hanya sibuk berbagi kekuasaandemi memenuhi harmoni politik. Sedangkan persoalanyang menyangkut kepentinganrakyat banyak tidak pernahterselesaikan. SPGSurya Paloh dan Taufik Kiemas saat acara silaturahmi kebangsaanPartai Golkar dan PDIP di Medan.foto: repro gatra

