Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 45
P. 39


                                    BERITAINDONESIA, 06 September 2007 39LENTERAdilengkapi dengan 4 kubah kecil. Hal inibermakna filosofis sebagai perwujudanbahwa Indonesia mengenal berbagaimadzhab.Suatu hal yang ‘ajaib’ dalam rancangbangun masjid yang mempunyai seniartistik tinggi ini adalah dari lantaimana pun dan dari sisi mana pun kitaakan dapat memandang langsung kemimbar yang sekaligus sebagai kiblat.Semakin diamati, masjid ini semakinindah dan mengagumkan. Arsitekturnyabegitu indah dengan perpaduan modelarsitektur di seluruh dunia, arsitekturuniversal. Hal ini sesuai dengan maknanamanya Rahmatan lil Alamin, masjidyang akan menebar rahmat, menebarkasih hingga akan tercipta hubungansilaturahmi yang tidak ada putusputusnya.Masjid Rahmatan lil Alamin inimerupakan karya monumental umatIslam pada awal milenium ketiga ini.Masjid yang akan menjadi simbolkebangkitan Islam yang Rahmatan lilAlamin, sekaligus bermaknakebangkitan bangsa Indonesia.Berbiaya 14 Juta Dolar AS Sebelum membangun MasjidRahmatan lil Alamin, Al-Zaytun untukpertama kali membangun Masjid AlHayat, sebagai masjid persiapan I’dadi.Masjid Al-Hayat dibangun di atas tanahseluas 5.000 m2 dengan dua lantai yangdapat menampung kurang lebih 7.000jamaah. Peletakan batu pertamanyadilakukan pada 1 Januari 1999 danpengerjaannya selesai dalam kurunwaktu 3 bulan.Kemudian, sehubungan pesatnyapertambahan jumlah santri danpenghuni Al-Zaytun menyebabkanMasjid Al-Hayat sudah tidak mampulagi menampung jamaah, baik padahari-hari biasa maupun Jumat.Sehingga Al-Zaytun kemudianmembangun masjid lebih besar yangdiberi nama Masjid Rahmatan lilAlamin.Masjid Rahmatan lil Alaminmemerlukan biaya kurang lebih 14 jutadollar Amerika atau sekitar Rp 100milyar lebih. Setelah Masjid Rahmatanlil Alamin digunakan, bangunan AlHayat akan difungsikan untukperpustakaan Al-Zaytun.Pembangunan Rahmatan lil Alaminboleh dibilang merupakan satu tonggaksejarah pembangunan sebuah simboldan monumen kebesaran umat Islamdan kebesaran bangsa di negeri ini.Peletakan batu asas masjid inimerupakan sebuah catatan sejarah yangmenarik. Diawali saat memasukigerbang tahun baru Hijriah 1 Muharam1421 H. Saat itu, puluhan ribu umatIslam dan sejumlah sahabat berimanlainnya berkumpul merayakan tahunbaru 1 Muharam 1421 H di Al-Zaytunsekaligus bersatu hati untuk secarabersama melakukan peletakan batu asasmasjid Rahmatan lil Alamin. Peletakanbatu asas diawali dan dipimpin olehSyaykh Abdussalam Panji Gumilangdidampingi para eksponen dan segenapcivitas Al-Zaytun yang sekaligusmewakili sejumlah umat Islam.Kemudian disusul sejumlah tokoh danundangan lainnya, di antaranya RNuriana, Gubernur Kepala DaerahTingkat Satu Jawa Barat saat itu, dansejumlah sahabat beriman lainnya.Peletakan batu asas tidak berhentihanya hari itu, tetapi terus dilanjutkansecara simultan oleh para umat Islamdan sahabat beriman selama tiga bulan.Begitulah kisah peletakan batu asaspembangunan masjid yang menjadiinduk dari semua karya besar yangmenumental di Al-Zaytun, yang kelakdiyakini akan diukir sejarah sebagaisimbol kebesaran dan kebangkitanbangsa ini.Di samping memiliki areal yang luasdengan daya tampung yang besar,Masjid Rahmatan lil Alamin jugamempunyai seni artistik yang tinggi,ditambah dengan dom (kubah) yangbesar yang dilapisi bahan seperti emasyang maknanya agar Indonesia dapattampil berkualitas emas.Suasana saat berlangsungnyapelaksanaan acara peletakan batu asastersebut begitu meriah. Selain GubernurDaerah Tingkat Satu Jawa Barat turuthadir pula seluruh Kepala DaerahTingkat dua yang ada di Jawa Barat,juga kelompok-kelompok pengajianyang datang dari seluruh Indonesia danpara undangan dalam negeri serta darinegeri jiran Singapura dan Malaysia,ditambah ribuan masyarakat yang inginberpartisipasi bersodaqoh untukpembangunan Masjid Rahmatan lilAlamin.Kemudian, peletakan batu pertamaMasjid Rahmatan lil Alamin inidilangsungkan setelah masa 100 harisejak dimulainya perletakan batu asas.Bermakna bahwa selama 100 hari setiaptamu yang berkunjung ke Al-Zaytundiperkenankan untuk ikut andilmeletakan batu asasnya.Sebagai simbol keberadaan umatIslam, sudah barang tentu apabilapembangunan sebuah masjidmenggambarkan nilai-nilai keimanandan ajaran-ajaran Islam itu sendiri, halini seperti diuraikan oleh Syaykh AlZaytun dalam sambutannya denganmenjelaskan filosofi yang terkandungdalam pembangunan Masjid Rahmatanlil Alamin tersebut.Pada kesempatan peletakan batu asasitu, para koordinator/persatuan walisantri seluruh provinsi di Indonesia danluar negeri, kelompok-kelompokpengajian, institusi pendidikan,perusahaan dan instansi-instansipemerintah/swasta maupun keluargaatau perorangan yang hadir, turut sertaSantri foto bersama di samping kerangka kubah Masjid lil Alamin. menyumbang dengan ikhlas untuk foto: dok. al-zaytun
                                
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43