Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 45
P. 33


                                    BERITAINDONESIA, 06 September 2007 33RAPBN 2008‘Menyejukkan’Isi pidato kenegaraan Presiden SusiloBambang Yudhoyono sangat menyejukkandan enak didengar, tetapi rasanya tetapsaja masih sulit untuk direalisasikan.residen Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan PidatoPengantar dan Nota KeuanganRancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(RAPBN) tahun 2008 di hadapan sidang paripurna DPRRI, Kamis 16 Agustus 2007.Kesejukan segera saja mulaidapat dirasakan oleh belasanjuta pegawai berikut pensiunan pegawai negeri sipil (PNS)beserta TNI, Polri, dan Veteranyang dijanjikan akan mengalami kenaikan gaji sebesar 20persen dari gaji pokok.“Perbaikan daya beli secarabertahap di lingkungan pegawai negeri sipil, TNI, Polri termasuk para pensiunan dan para veteran, adalah hasil darikebijakan kenaikan gaji pokoksebesar 15 persen pada tahun2006 dan 2007. Kenaikan gajipokok untuk tahun 2008 adalah sebesar 20 persen,” ucapPresiden mantap.Sementara soal perbaikankesejahteraan dan daya belibagi masyarakat luas terutamakelompok miskin, janji Presiden akan dilakukan melaluiprogram bantuan pendidikan,asuransi kesehatan miskin,subsidi beras, dan berbagaisubsidi serta bantuan bagi kelompok petani, nelayan, usahakecil dan koperasi.Kesejukan lain sudah pastiturut dinikmati oleh parapenggiat usaha pembangunaninfrastruktur (khususnya diDepartemen PU dan Departemen Perhubungan), dan penanggulangan kemiskinan.Sebab, selama tahun 2008nanti pemerintah akan memfokuskan penggunaan anggaran keuangan negara pada keduanya. Tujuannya adalahuntuk mendukung tiga strategiyang sudah ditetapkan (tripletrack strategy) pemerintahyaitu pertumbuhan ekonomi,penciptaan lapangan kerja,dan pengurangan kemiskinan.Sebaliknya, kenyataan pahitharus dialami oleh sektor-sektor yang pos anggaran belanjabarangnya harus disunat sebabakan dialihkan untuk belanjabarang untuk investasi dankegiatan yang menunjang penciptaan lapangan kerja danpenurunan kemiskinan. Pemangkasan belanja barangselama tahun 2008 akan dikembalikan ke kondisi padatahun anggaran 2006. Pemangkasan sangat kontrasdengan anggaran belanja modal dan bantuan sosial, yangjustru ditingkatkan hampirdua kali lipat dari anggarantahun 2007.Realokasi belanja ke arahyang lebih produktif meliputi15 kementerian. Sebagai gambaran, realisasi belanja barangdalam APBN Perubahan(APBN-P) 2006 sebesar Rp45,96 triliun, belanja modalsebesar Rp 58,71 triliun, danbantuan sosial Rp 40,72 triliun. Dalam APBN 2007 belanja barang meningkat menjadi Rp 71,54 triliun, belanjamodal Rp 73,13 triliun, danbantuan sosial sebesar Rp49,41 triliun. Dalam RAPBN2008 pagu awal sementarauntuk belanja barang Rp 83,9triliun atau naik hampir duakali lipat dari anggaran 2006,belanja modal sebesar Rp 85,3triliun, dan bantuan sosial Rp46,3 triliun.Alokasi anggaran Departemen PU naik sebesar Rp 10,1triliun, dari sebelumnya diAPBN 2007 Rp 24,2 triliunmenjadi Rp 34,3 triliun ditahun 2008. Demikian pulaanggaran Dephub naik Rp 5triliun, dari sebelumnya tahun2007 Rp 10,5 triliun, menjadiRp 15,5 triliun.Pendapatan Didominasi PajakDalam pidatonya, Presiden menetapkan rencanakebutuhan belanja negaraselama tahun 2008 akanmencapai Rp 826,4 triliun,sementara pendapatan negara dan hibah hanya Rp761,38 triliun.Itu berarti dalam RAPBN2008 terdapat defisit sebesarRp 75,0 triliun atau 1,7 persenterhadap produk domestikbruto (PDB). Besaran defisitini meningkat 21 persen dibanding dalam RAPBN 2007. “Peningkatan defisit itu terkaitdengan arah kebijakan fiskalpemerintah untuk memberikan stimulus fiskal bagi perekonomian,” jelas Presiden.Dalam tahun anggaran2008, target penerimaan pajakditetapkan naik secara signifikan. Totalnya ditarget mencapai Rp 583,7 triliun atausetara 13,6 persen terhadapPDB. Jumlah penerimaan pajak ini meningkat Rp 93,8triliun atau 19,1 persen dibanding target dalam APBN-P2007 sebesar Rp 489,9 triliun.“Rencana penerimaan perpajakan tahun 2008 itu berasal dari penerimaan pajakdalam negeri Rp 568,3 triliun,dan pajak perdagangan internasional Rp 15,4 triliun,” kataPresiden.Untuk mengoptimalkan penerimaan negara dalam APBN,menurut Presiden, kebijakanperpajakan selama 2008 akandiarahkan untuk melanjutkanreformasi administrasi danpenyempurnaan kebijakan dibidang pajak, kepabeanan, dancukai.Amandemen Undang-Undang Ketentuan Umum di bidang Perpajakan, revisi UUKepabeanan, dan UU Cukai,sudah diselesaikan pembahasannya dengan DPR.Kenaikan terbesar penerimaan pajak negara terjadipada pos-pos utama PajakPenghasilan (PPh) dan PajakPertambahan Nilai (PPN).Pendapatan PPh selama 2008ditargetkan mencapai Rp305,3 triliun, naik Rp 55,3triliun di atas target yangditetapkan dalam APBN-P2007 yang sebesar Rp 250triliun. Pos penerimaan PPhnonmigas sangat mendominasi dengan kontribusi Rp264,3 triliun, selebihnya disumbangkan oleh PPh Migassebesar Rp 41 triliun.Demikian pula Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditargetkan mencapai Rp 186,6triliun atau naik Rp 34,5 triliundaibanding target APBN-P2007 sebesar Rp 152,1 triliun.Tambahan penerimaan negaraselama 2008 berasal dari penerimaan negara bukan pajak(PNBP) sebesar Rp 175,65triliun, dan penerimaan hibahtyang ditargetkan sebesar Rp2,06 triliun. „ HTPfoto: presidensby.infoPresiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato di DPR.BERITA EKONOMI
                                
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37