Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 45
P. 30


                                    30 BERITAINDONESIA, 06 September 2007atkala satu jatuh, maka yanglain juga ikut jatuh. Begitulahdampak globalisasi pasar finansial dunia dewasa ini. Jatuhnya harga surat utang berbasis kreditperumahan Subprime Mortgage di Amerika Serikat baru-baru ini misalnya, langsung menggoyang pasar finansial hampirdi seluruh dunia. Di Indonesia sendiri,tidak ada sebelumnya yang menyangkakejadian itu akan memengaruhi pasarfinansial domestik, berhubung tidak adasatu pun bank atau institusi keuangannasional yang berinvestasi di sana. Tapinyatanya, imbas dari peristiwa itu menggoyang pasar saham bahkan pasar uangnasional. Peristiwa ini memeras perhatian para pengambil kebijakan.Presiden AS George W Bush danPresiden RI Soesilo BambangYudhoyono merasa perlubicara resmi mengenaihal ini. Harian-harianibu kota juga ramai-ramai menanggapi permasalahan inidalam tajuknyapada pertengahanAgustus ini.Diawali oleh harian sore, Sinar Harapan (13/8).Menurut perkiraan harian ini,pasar saham dan uang domestik,beberapa saat ke depan masih akandipengaruhi potensi kerugian WallStreet (bursa saham AS) akibat macetnya kredit perumahan di AmerikaSerikat itu. Besar kecilnya pengaruhnyaakan ditentukan kepercayaan pelakupasar terhadap situasi domestik. Seiringdengan itu, Sinar Harapan menyarankan,persoalan ini mesti dilihat secara proporsional. Sebab, bila ditanggapi berlebihan maupun terlalu menganggapenteng, akibatnya tidak akan produktif.Menurut Sinar Harapan, ombak belumsepenuhnya tenang. Ketika ekonomidomestik AS morat-marit maka dengansendirinya Wall Street terpengaruh, begitujuga dengan pasar saham dan uang dibagian dunia yang lain.Pendapat senada ditulis Investor Daily(14/8). Disebutkan, imbas dari kasusSubprime Mortgage, IHSG di BEJ telahkehilangan 8% hanya dalam 14 hariperdagangan terakhir. Kurs rupiah jugababak belur, mencapai Rp 9.300 lebih perdollar AS dalam beberapa hari terakhir,setelah lama stabil pada posisi Rp 9100-an. Begitulah dampak globalisasi pasarfinansial dunia. Apa yang terjadi di sebuahnegara dan benua, bisa cepat menular kebelahan dunia yang lain. Dalam konteksini, InvestorDailyberhaAlasannya, SBI bukanlah instrumen investasi, melainkan instrumen moneter.Langkah ini diharapkan mendorong danaasing lebih banyak diinvestasikan kesaham, obligasi, SUN, atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang bertenorlebih panjang dari SBI.Sementara Republika (14/8) lebih menyoroti pernyataan pemerintah yang menyatakan siap meredam dampak gejolakdi pasar finansial global. Harian ini menyatakan, pernyataan itu diharapkan bukan sekadar untuk menenangkan. Diharapkan, mekanisme tindakan memang benar-benar sudah ada jika sewaktu-waktufaktor eksternal semakin memburuk.Bukan mekanisme yang baru dipikirkanketika dampaknya sudah meluas. Mekanisme itu menurut Republika sudah merupakan kebutuhan, berhubung karenaIndonesia menerapkan kebijakan nilai tukar mengambang dan perekonomian terbuka. Di samping itu, investor asing jugamasih mendominasi transaksi pergerakanindeks saham di pasar modal domestik.Karena itu, sebaiknya mekanisme tindakan itu bukan sekadar pernyataan kosong.Sedangkan Kompas (14/8)berpendapat, sekarang iniibaratnya pasar finansial dilanda ketidakpastian. Karenaitu, perlu ada pihak yang bisamenjelaskan apa sebenarnyayang sedang terjadi, agartidak semakin timbul ketidakpastian tersebut.Menurut Kompas, pelajaranyang bisa dipetik untuk diterapkan di siniadalah pentingnya membangunkomunikasi. Tidakbisa menganggapbahwa seolah-olahmasyarakat paham dengan sendirinya tentangapa yang sedang terjadi.Kita bisa berdebat relevanatau tidak relevan mengaitkan apa yang terjadi di pasar finansial ASdengan apa yang terjadi di sini. Hanyasaja, dampak psikologis nyatanya ada,karena informasi sekarang ini tidak adalagi batasnya.Bahkan, juga serentak, seketika,dan interaktif. Inilah hal yang harusmenjadi perhatian bersama. Kitatidak mungkin menutup diri. Yangharus diupayakan bersama adalahbagaimana bisa keluar dari situasiyang bisa memurukkan perekonomianbangsa ini. Kuncinya, terus menerusmelakukan komunikasi dengan masyarakat. „ MSTEfek DominoSubprime MortgageMau tidak mau, kita harus menjadi bagian masyarakatdunia. Jadi yang harus diupayakan adalah bagaimana bisakeluar dari situasi yang bisa merugikan perekonomianbangsa.rap adanya pendewasaan dan rasionalitas pelaku pasardomestik. Sebab investor lokal akanmenjadi stabilisator agar bursa tidakmudah dipermainkan investor asing. Dandari sisi otoritas, sudah saatnya dirumuskan sistem pengamanan yang berlapis.Cadangan devisa tidaklah cukup menghadapi kekuatan likuiditas global yangjumlahnya luar biasa besar. Bank Indonesia dan Departemen Keuangan perlumenyoliasisasikan jaringan pengamankeuangan (financial safety net). Usulanagar khusus dana asing yang diinvestasikan ke Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dikenakan pajak perlu dipertimbangkan.LINTAS TAJUK
                                
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34