Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 45
P. 25
BERITAINDONESIA, 06 September 2007 25BERITA UTAMA13,6%, dan industri kertassebesar 11,3%.Namun demikian, langkahlangkah untuk terus mendorong konversi energi di sektorindustri ini masih terkendaladengan kelancaran pasokangas itu sendiri. “Hal ini disebabkan jarak yang jauh antaralapangan-lapangan gas dengandaerah pemasaran gas itu sendiri. Itulah sebabnya mengapaUU No. 22 Tahun 2001, secarakhusus memberi tugas kepadaBPH MIGAS untuk mengembangkan pengangkutan gasmelalui pipa untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumidi dalam negeri,” tutur Tubagus Haryono.Lebih jauh, Tubagus Haryono menjelaskan, Pembangunan jaringan pipa pengangkutan gas, sudah dimulai dari ke Jawa Timur, melaluiGresik, Semarang, hingga Cirebon. Dalam waktu dekat, BPHMigas akan melelang pembangunan jaringan pipa dariCirebon ke Bekasi. Kalau sudah sampai di Bekasi, makasudah dapat tersambung keSumatera. Saat ini sedangdilakukan penyambungan pipa gas dari Kalimantan Timurke Jawa Tengah. “Ini kita lakukan dalam rangka memenuhirencana induk yang dibuatpemerintah”.Konversi BBM ke Gas diSektor TransportasiSementara di sektor transportasi, Menurut TubagusHaryono, konversi BBM ke gasmasih memiliki berbagai kendala, walau dampak positifyang ditimbulkan konversi itu,berupa penghematan BBMyang sangat besar sekaligusjumlah gas bumi yang dapatdimanfaatkan juga sangat besar. Saat ini, sektor transportasi merupakan sektor yangmendominasi penggunaanBBM hingga 48% atau 27,36juta kilo liter dari total konsumsi BBM dalam negeri yangmencapai 57 juta kiloliter.“Jadi, kalau kita berhasilmengkonversi penggunaanBBM ke gas sebesar 10% saja,sama artinya dengan menghemat penggunaan BBM hingga 2,73 juta kilo liter dan memanfaatkan gas bumi sebesar0,274 MMCF. Apalagi sampai40%, akan menghasilkanpenghematan BBM sebesar10,944 juta kilo liter dan memanfaatkan gas bumi sebesar1,096 MMCF,” tuturnya.Ada tiga kendala yang dihadapi konversi BBM ke gas disektor tranportasi. Pertama,dibutuhkan kompartemenatau tabung gas pada setiapmobil yang mengkonversi bahan bakarnya dari BBM ke gas.Kedua, dibutuhkan convertion kids atau alat yang berfungsi mengkonveri BBM kegas pada mesin mobil. Ketiga,dibutuhkan filling station (stasiun pengisian gas) yang cukup. Dari tiga kendala besaryang dihadapi dalam upayamengkonversi BBM ke gas disektor transportasi, kendalayang paling besar adalah yangdisebutkan terakhir.Untuk mengkonversi BBMke gas sebesar 10% saja atau2,73 juta kilo liter, dibutuhkantidak kurang dari 270 lebih filling station atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG)yang akan mendistribusikan0,274 MMCF gas. Setiap satuSPBG diasumsikan mampumenyalurkan 1 MMCF gasdengan perkiraan setiap 1 unitkendaraan mengkonsumsi50m3 setiap hari.Permasalahan utamanya,menurut Tubagus Haryono,adalah besarnya investasi yangdibutuhkan untuk membangun SPBG-SPBG tersebut.Biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun 1 unitSPBG, diperkirakan Rp 5 miliar. Maka untuk mengkonversi kebutuhan BBM sektortransportasi sebesar 10%, maka dibutuhkan biaya investasisebesar Rp 1,37 triliun. Jikahendak mengkonversi hingga40%, maka dibutuhkan lebihdari 1.000 SPBG dengan investasi sekitar Rp 5 triliun atau500 juta dolar Amerika Serikat.Lebih dari itu, tambah Tubagus Haryono, permasalahanlain yang secara langsung ikutmempengaruhi keberhasilankonversi gas ke sektor transportasi adalah ketersediaankendaraan-kendaraan berbahan bakar gas. Artinya, disamping pendirian SPBGSPBG, harus juga disertai dengan penyediaan kendaraankendaraan berbahan bakargas.Dalam hal ini, Rusia menjadi contoh negara yang telahmelakukan usaha pengkonversian BBM ke gas untuksektor transportasi. Pada tahun 2002, Rusia memiliki 187SPBG untuk melayani 205 ribukendaraan berbahan bakargas. Dengan demikian, setiap1 unit SPBG dapat melayani1.000 sampai 1.100 kendaraanberbahan bakar gas.Jika Indonesia berencanamengkonversi sekitar 10»M kendaraan bermotoratau setara dengan 0,274MMCF gas, maka harus didukung dengan ketersediaan227 ribu kendaraan berbahanbakar gas, yang akan dilayani274 SPBG. Artinya, dibutuhkan sekitar 227 ribu kendaraanyang siap mengganti bahanbakarnya dari BBM ke gas, dimana keseluruhan kendaraanitu telah menyediakan kompartemen atau tabung gaspada setiap mobil mereka dantelah menyediakan convertionkids pada mesin mobil yangberfungsi mengkonveri BBMke gas.Apalagi berencana mengkonversi kebutuhan BBM sektor transportasi hingga 40%,maka Indonesia akan membutuhkan sekitar 1,1 juta kendaraan berbahan bakar gas.“Ini memang tidak mudah,tetapi harus tetap dilakukanwalau secara bertahap gunamenyelamatkan minyak dangas nasional,” tandasnya.Di satu sisi, tambah TubagusHaryono, masyarakat diharapkan bekerja sama dan memperbaharui sendiri kebutuhanenergi kendaraan mereka dariBBM ke gas, yang sudah barang tentu dengan menyediakan kompartemen tabung gasdan alat konversi BBM ke gasmemperoleh standar industri Indonesia. foto: dok. humas pertamina