Page 57 - Majalah Berita Indonesia Edisi 45
P. 57


                                    BERITAINDONESIA, 06 September 2007 57BERITA IPTEKYour World. Your Imagination. Apapunyang ingin kita lakukan hanya dibatasioleh sejauh mana daya imajinasi kita.Itulah mantera yang harus senantiasadiingat oleh penghuni dunia virtualonline ‘Second Life’.itus pertemanan (social networking) seperti Friendster, MySpace dan Facebookseolah-olah tidak ada taringnya bila dibandingkan dengandunia virtual tiga dimensi yangdiciptakan oleh Linden Lab ini.Rika yang tinggal di Bandungberkenalan lalu berpacaranjarak jauh dengan Robert yangsedang menempuh studi diAmerika di Second Life. Meskiterpisah ribuan kilometer dibelahan dunia yang berbedadan belum pernah bertemusecara langsung, mereka sudahmenjalin hubungan selamasatu tahun dengan komunikasiyang lebih luas. Mereka memanfaatkan teknologi chatyang ada di Second Life dengan menggunakan Skype (telepon internet populer), sehingga mereka bisa salingberbicara di dunia virtual.Mereka juga menggunakanlive streaming video untuksaling berbicara dan bertatapmuka di dunia nyata (duduk didepan layar komputer), lewatkarakter avatar mereka di Second Life.Second Life bukanlah permainan seperti EverQuest atauWorld of Warcraft. Second Lifetidak mempunyai peraturan,level permainan atau tembaktembakan. Seorang penggunadari Jerman bisa dengan mudah bekerjasama dengan rekannya di Meksiko untukmembentuk komunitas kecilmereka di dalam Second Lifeberdasarkan kesamaan minat,misalnya bidang otomotif,arstitektur dan sebagainya.Setelah itu mereka bisa membuat etika dan tata krama didalam komunitas itu. Denganadanya kebebasan sosial seperti itu, seseorang bisa melakukan teleport (perpindahan)ke sebuah pesta di Dublin,mampir ke sebuah pantai untuk berjemur, jalan-jalan disebuah kota yang dipenuhitoko-toko pakaian, area parkirkendaraan, supermarket, dannightclub atau memulai bisnisbaru.Second Life sudah mengubah kehidupan banyak orangterutama dari segi ekonomi.Seorang perempuan bernamaAilin Graef dengan avatarnyaAnshe Chung mendulang uangdi Second Life. Tiga tahun yanglalu, guru bahasa yang tinggaldi Frankfurt, Jerman ini membeli dan mengembangkan tanah virtual di Second Lifeuntuk melihat apakah ekonomi virtual di Second Lifebisa memberi manfaat di dunia nyata. Nyatanya bisa!Chung menjadi jutawan pertama di Second Life tahun 2006.Perusahaannya, Anshe ChungStudios dengan 60 orang stafmembeli properti virtual lalumembangun rumah dan bangunan lainnya untuk kemudian disewa dan dijual kepadapengguna/penghuni SecondLife lainnya.Begitu pula dengan PeterLokke (40), manajer sebuahsupermarket asal New Yorkmempunyai mimpi menjalankan bisnis di bidang desain.Dua setengah tahun lalu, seorang teman memaksa pria inimewujudkan mimpinya di Second Life. Jadi Lokke membayar US$230 ke Linden LabSBerteman dan Berbisnisdi Second Life
                                
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61