Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 43


                                    BERITAINDONESIA, 08 November 2007 43LENTERAbenda, maupun kemampuan lain yangkita miliki. Semua persiapan-persiapanitu harus kita wujudkan dalam programmembangun masa depan, memfokuskansegala dana yang kita punyai kepadausaha mengangkat harkat dan martabatkemanusiaan, sesuatu yang diistilahkanoleh ajaran Ilahi sebagai al-‘aqabah,yaitu jalan yang mendaki lagi sukar.Memang, mengangkat harkat danmartabat manusia dan kemanusiaan itumerupakan sesuatu yang sangatprinsipil. Bila saja kita memilikikeberanian dan kreativitas untukmenuju program tersebut (dansememangnya harus ditempuh), sangatboleh jadi sesuatu perubahan yangterprogram akan dapat diwujudkan.Dalam ajaran Ilahi tentang al-‘aqabahitu menyangkut berbagai hal tentang:Pertama, membebaskanperbudakan. Pada dasarnya ummatmanusia di sisi Tuhan itu adalah samakedudukannya, yang kemudian manusiaitu bisa tampil menjadi budak ataudiperbudak adalah terciptanya suatukesenjangan di antara ummat manusiaitu sendiri. Sebagian telahberkemampuan untuk mencapaikecerdasan hidup ditopang olehpenguasaan ilmu dan kemahiran/ketrampilan, sedangkan di lain pihaktidak memiliki kesempatan untuk itu.Dari kesenjangan inilah sesuatu yangterjadi menjadi sangat antagonistis.Dalam kehidupan kita sebagai bangsa,sering kita menyaksikan kelemahanyang ada pada sebagian warga bangsaini nyaris menjadi suatu keabsahanuntuk diposisikan seperti “budak”, danpihak yang kuat tampil sebagai tuanyang punya “hak” untuk memperbudak.Kehidupan yang menampilkan potretbudak maupun perbudakan inisesungguhnya bersumber darikesenjangan pendidikan maupunmoralitas.Sejarah bangsa Indonesia, yangmengalami keterjajahan selamaberabad-abad, diperbudak oleh penjajahmasa yang panjang, diperlakukansebagai budak oleh penjajah nampaknyaikut mempengaruhi jiwa bangsasehingga sikap perbudakan itu selalutampak dalam kehidupan keseharian.Dalam pergaulan antar bangsa,sampai saat ini bangsa Indonesia masihmenampilkan aktivitas potretperbudakan. Contoh, berduyunduyunnya tenaga kerja Indonesia yangmencari kerja ke luar negeri. Posisipekerjaan mereka mayoritas menempatiposisi yang memberi kesempatankepada pengguna jasa sebagai “tuan”yang berkesempatan memperbudaktenaga kerja Indonesia tersebut. Suatucontoh, pekerja-pekerja Indonesia yangdatang ke negeri jiran yang seringdiucap sebagai negara serumpun,belakangan ini sering kita dengarmendapat perlakuan sebagai budak danbukan sebagai pekerja yang terhormat.Kalau ditelusuri, negeri jiran kita itusesungguhnya juga merupakan negarabekas jajahan juga. Cukup lama merekadijajah. Sama halnya mereka pernahdiperbudak oleh penjajah, karenanyajuga memiliki jiwa budak yang belumsepenuhnya pulih.Kejadian-kejadian yang tidakmengenakkan menurut pandanganbangsa Indonesia itu kalau kita telusuripenyebabnya adalah:Pekerja-pekerja yang datang ke negerijiran itu memposisikan pada stratabudak. Andainya yang datang ke negerijiran itu pribadi-pribadi terdidikberketrampilan tinggi, seperti yangpernah terjadi pada tahun 70-an /80-an, maka mereka akan diposisikansebagai tuan. Memang sifat/jiwa budakyang tertanam belum hilangsepenuhnya, lantas punya kesempatanmenjadi tuan, maka perlakuan/kelakuanmereka menjadi seperti tuan yangberhak memperbudak orang lain.Karenanya, mari kita sikapi bersamadengan meletakkan program fakkuraqabah, membebaskan perbudakandengan menciptakan lapangan kerjaseluas-luasnya di dalam negeri, danmemperluas kesempatan pendidikan,sehingga bangsa kita menjadi bangsa yangtrampil dalam hidup dan cerdas dalammenghadapi berbagai tantangan yang ada.Kedua, memberi makan pada harikelaparan. Hari-hari/bulan-bulan lapardi Indonesia sangat jelas dapat dibacadan disimak bila saja perhatiandiarahkan secara serius. Bulan-bulanlapar biasanya disebabkan oleh musimkering, tidak tersedia air untukkepentingan pertanian. Atau sebaliknya,karena kebanyakan air, karena banjir.Bulan-bulan itu biasanya bermula daribulan Agustus-Januari. Agustus musimkering, tak dapat bertanam pangan danbulan Januari kebanyakan air, tanamanpangan terendam air. Kejadian-kejadianitu pasti datang, namun semuanyahanya dikeluhkan bukan dibuat solusipenyelamatan.Lagi-lagi penanggulangannya selalujangka pendek, berupa bantuan pangan,maupun uang tunai, sesuatu yang tidakdapat menyelesaikan danmeminimalisasi penyebab kelaparanyang berjangka panjang.Semestinya segala dana yang adadiperuntukkan bagi pembangunanpengairan/ irigasi yang dapatmendatangkan air, dan menciptakanpenampungan air yang dapatmenanggulangi banjir yang mematikan.Orang yang lapar bila diberi bantuanuang maupun beras, mereka memangsenang tapi kelaparan akan terulang lagi,sebab beras terbatas dan uang habis.Sedangkan penyebab kelaparan masihtetap tidak ditanggulangi sehinggakelaparan berulang setiap tahun.Ketiga, memberi makan anak yatimyang mempunyai kerabat. Anak yatimyang berkerabat, secara harfiyah yatimadalah anak yang telah ditinggal wafatoleh orang tuanya. Secara harfiyah pulamereka itulah yang harus mendapatkanpertolongan.Silaturrahim keluarga besar Al-Zaytun pada 1 Syawal 1428 H di Gedung Mini Zeteso kampus AlZaytun. Duduk paling depan, Syaykh dan keluarga beserta seluruh eksponen Al-Zaytun.
                                
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47