Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 61
BERITAINDONESIA, 08 November 2007 61LINTAS MEDIASEMARAKBisnis SyariahMeski dikenal sebagai negara berpenduduk muslimterbanyak di dunia, semarak pertumbuhan bisnis syariah diIndonesia belum diikuti pertumbuhan asetnya.ersamaan pada saat umat Muslim sedang menunaikan ibadahpuasa, medio Oktober silam,beberapa majalah nasional menurunkan laporan utama yang bernuansaIslami. Dua majalah nasional menyorotiberbagai seluk-beluk dalam bisnis syariah,sementara satu majalah lainnya menyoroti tentang pengusaha muslim kaya didunia.Majalah Tempo (15-21/10) menurunkan cover story Gebyar Bisnis Syariah.Disebutkan, kehadiran produk danbank syariah kian menjamur dinegeri ini. Kini jumlah bank syariah, termasuk BPR syariah,lebih dari 130. Tak lama lagi,pendatang baru juga akanbermunculan sepertiBCA dan Bank Lippo.Sayang, merebaknya bisnissyariah tak sejalan denganpertumbuhan aset bank itu.Namun, semarak bank-bank terjunke perbankan syariah serta labelnegara berpenduduk muslim terbesar didunia, belum bisa menggelembungkanbisnis perbankan syariah Indonesiahingga bisa melampaui negara lain,bahkan dengan negara bukan berpenduduk muslim sekalipun. Di Malaysiamisalnya, peran bank syariah sudah mulaimengimbangi bank konvensional. Inggris,bahkan memproklamasikan diri sebagaipusat keuangan syariah dunia. Lambatnyapertumbuhan aset perbankan syariah Indonesia, menurut Ketua Asosiasi BankSyariah Indonesia Riawan Amin, disebabkan adanya pengenaan pajak ganda dalamtransaksi murabahah. “Padahal duludulu transaksi murabahah bukan merupakan subyek pajak,” katanya. Pengenaanpajak pada transaksi murabahah itu bisamenciptakan keengganan bagi perbankandalam mengembangkan bisnis syariah.Ketentuan dalam bisnis syariah tidakjauh berbeda dengan bisnis konvensional.Saham syariah misalnya, pada prinsipnyasama dengan ketentuan pasar modalkonvensional, bedanya hanya margintrading. Pada saham syariah, tidakdiperkenankan melakukan transaksi efeksyariah dengan pinjaman berbasis bungauntuk menyelesaikan kewajiban. Padabisnis obligasi syariah, emiten harusmembayar pendapatannya kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasilserta membayar kembali dana obligasipada saat jatuh tempo. Sedangkanpada asuransi syariah, yangditekankan adalahakad. Denganadanyaakad,nasabahtahu persiskemana dananya akan diinvestasikan danberapa bagihasilnya. Menurut Tempo,dengan penjelasan itu, menabung di banksyariah akan lebih menggiurkan bila sukubunga bank konvesional melorot. Tapi jikasebaliknya, bisa juga jadi jeblok.Majalah Gatra (11-24/10) juga menurunkan cover story booming bisnis syariah.Menurut Gatra, dalam lima tahunterakhir, volume usaha perbankan syariahtumbuh rata-rata 60% tiap tahun. Asetbisnis uang berlabel “halal” itu pada 2006sekitar Rp26 triliun. Bahkan aset pada Juli2007 sudah hampir menyentuh angkaRp30 triliun. Tak cuma di perbankan,bisnis asuransi, pasar modal, reksa dana,multilevel marketing, pegadaian syariah,dana pensiun syariah, dan surat berhargasyariah juga menggeliat.Untuk meningkatkan bank syariah,menurut Deputi Gubernur BI Siti Fadjrijah, perbankan syariah harus melebarkansayap. “Perbankan syariah jangan hanyaterjebak menggarap nasabah emosionalatau hanya kalangan umat Islam,” katanya. Menurutnya, nasabah rasional dannasabah non-muslim juga mesti diberiperhatian serius, seperti sudah dilakukanBank Syariah Mega Indonesia, yang punyabanyak nasabah non-muslim. Bahkan,sebagian pegawai bank itu juga nonmuslim. “Mereka bisa menjelaskan produk syariah dengan sangat baik biarpunbukan orang Islam,” ujarnya.Sementara majalah Trust (8-21/10)menurunkan laporan utama mengenaimuslim-muslim kaya di dunia. Selama ini, Islam diidentikkan dengankemiskinan, menurut Trust, pandangan bahwa Islam identik dengan kemiskinan tidak terlalusalah. Faktanya, sejumlah negara berpenduduk Islam sepertiBangladesh, Pakistan, dannegara-negara Afrika Utara,memang masih hidup paspasan. Kemiskinan itu menurut dugaan Ustad sekaligus Sekretaris Menkokesra RI, Qodry Azizi,karena sebagian muslim menilai kemiskinan itu adalah takdir.Di antara orang-orangmuslim kaya di dunia, kini yangpaling menonjol antara lain adalah AlWahid bin Talal bin Abdul aziz al Saud,orang terkaya ke 20 di dunia versimajalah Forbes. Abdul Aziz al Ghurairdi urutan ke-87. Raja Abdullah dariarab Saudi diduga memiliki kekayaanUS$20 miliar. Kemudian ada SultanHassanah Bolkiah dari Brunei Darussalam, yang punya harta US&22miliar. Kemudian, pasca pecahnyaUni Sovyet, para pengusaha muslimmuncul lagi dari Rusia, antara lainSuleiman Kerimov dan IskanderMakhmudov. Kerimov kabarnya memilikikekayaan US$14 miliar, sedangkan Makhmudov sekitar US$8. Dari India, munculjuga pengusaha muslim yang menonjolbernama Azim Premji, seorang pengusahadi sektor IT di bawah payung perusahaanWipro. Hartanya diperkirakan mencapaiUS$17 miliar. Di Malaysia, pengusahamuslim terkaya adalah Syed Mokhtar AlBukhary –yang ditaksir memiliki kekayaan US$2miliar. Dan di Indonesiasendiri, ada nama Aburizal Bakrie danArifin Panigoro, Jusuf Kalla, dan ChairulTanjung, pengusaha muslim yang punyaharta di atas US$ 1 miliar. MSB