Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 51
P. 60
60 BERITAINDONESIA, 06 Desember 2007BERITA DAERAHIni KPK Asli atau Palsu?Koruptor di BulunganPelaku korupsi di Kabupaten Bulungansatu per-satu dipenjarakan. Masyarakatsangat diharapkan memberi masukan.Dugaan warga masyarakat bahwaKalimantan Timur Wilayah Utaramerupakan surga bagi para koruptortidak seluruhnya benar. Jika diKabupaten Nunukan, Malinau, danKota Tarakan, para ‘tikus-tikus’ itumasih merajalela, di KabupatenBulungan satu per-satu tersangkakoruptor mulai merasakan pengapdan dinginnya ruang tahanan.Drs Dar, Camat Tanjung PalasTimur, dan Drs H Ar, Kasi PMD Kecamatan Tanjung Palas Utara, tersangka kasus tindak pidana korupsiSubsidi Ongkos Angkut (SOA) beraskeluarga miskin (Raskin) harus mendekam di ruang tahanan. Keinginannya untuk bisa menjalani tahananrumah tidak dikabulkan Imam Santoso, SH Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Selor, yangmengadili perkara tersebut.Nasib yang sama juga menimpaKepala Dinas Perdagangan Perindustirian dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bulungan, DrsM.I. Lelaki ini diduga melakukantindak pidana korupsi pada proyekpengadaan mesin penggiling padi ketika menjabat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, tahun2006 lalu.Dari hasil penyelidikan diketahui,pengadaan mesin giling padi dan alatwhite combine yang dibeli melaluiproyek tahun anggaran 2006 senilaiRp 1.437.000.000,- tidak sesuai dengan kontrak. Dalam kontrak disebutkan, mesin yang dibeli adalahmerk “Kutama” berkapasitas gilingtiga ton per jam. Tapi yang didatangkan mesin merk “Daihu” kapasitasgiling satu setengah ton per jam yangkualitas dan harganya jauh lebihmurah.Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari)Tanjung Selor, Muslikhuddin, SH. MHyang di didampingi Kasi PidanaKhusus, Daniel P SH dan Jaksa yangmenangani kasus itu, Ishak, SHmengatakan, M.I bersama DirekturCV Dangan Taka, R alias Ch ditahanHampir semua proyek pemerintah di KotaTarakan bermasalah. Anehnya, tak satu punyang ditindaklanjuti secara hukum.arapan masyarakat di Kota Tarakan agar kasus korupsi, kolusi, dannepotisme (KKN) bisa diusutsampai tuntas, agaknya hanyasebuah mimpi. Tim KomisiPemberantasan Korupsi (KPK)dari Jakarta yang turun keTarakan, Kalimantan Timurbeberapa waktu lalu, tak bisamenjerat seorang pun sebagaitersangka. Padahal disinyalir,tidak satu pun proyek pemerintah di sana terbebas darimasalah KKN.Banyak pihak khawatir penanganan kasus-kasus korupsidi pulau yang dijuluki NewSingapore itu hilang tanpabekas. Sebab, beberapa kasusyang sempat ditangani Kejaksaan Negeri Tarakan dan timKPK tak satu orang pun yangberhasil diseret ke pengadilan.“Aku curiga, mengapa KPKjadi mandul atau apakah mereka sudah dapat bagian?,”kata H Fadlan Hamid, anggotaDPRD Tarakan kepada BeritaIndonesia.Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP)itu meminta aparat hukum, baikkepolisian maupun Kejaksaanmerespon dan menindaklanjutitemuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ke jalur hukum.Mereka bisa mengacu kepadahasil pemeriksaan yang telahdilakukan BPK sebagai bahanawal pengusutan. “Kepolisianpro-aktiflah menyikapi masalahini,” katanya.Sejumlah hasil pemeriksaanatas belanja daerah pada Pemerintah Kota Tarakan tahunanggaran 2006 yang dilakukanBPK yang photo copy-nya beredar di kalangan masyarakatTarakan, mengindikasikanbetapa mengguritanya kasuskorupsi di kota itu.Kepala Dinas PekerjaanUmum (PU) Tarakan, Ir Djamaluddin, Rabu pekan laluyang ditanyai soal tiga paketpekerjaan pembangunan senilai Rp 61.882.171.965,51.-yang kondisinya rusak, dengansantai menjawab “tidak adayang harus dipermasalahkan”.Ketiga proyek itu adalah pembangunan Gedung UniversitasBorneo (UB) tahap dua, dengan nilai kontrak Rp 46,805milyar lebih, penataan kembalieks kebakaran Pasar Beringin,dengan nilai kontrak Rp 6,670milyar lebih, serta pembangunan gedung Akademi Perawat (Akper) dengan nilaikontrak Rp 5,712 milyar lebih.Menurut Djamaluddin, gedung Akper yang berdasarkanpemeriksaan BPK terjadi penurunan struktur sedalam 30Cm, retak-retak horizontal,dan diagonal pada dinding danlantai serta kemiringan ratarata 3 Cm sudah diperbaiki.“Semua sudah diperbaiki kontraktornya koq. Gak ada masalah lagi,” katanya yakin.Tapi dari hasil pemantauandi gedung Akper yang dibangun di komplek Rumah SakitUmum (RSU) Tarakan ini,HLahan sawah dan irigasi di Selimau: Tidak pernah berfungsi.Gedung Universitas Borneo: Di bawah naungan swasta. foto: berindo istfoto: berindo sl pohan