Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 18
18 BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008BERITA UTAMAmasih menjabat GubernurDKI Jakarta, dengan gagasanTirta Sangga Jaya (TSJ) yangdimimpikan oleh Syaykh AlZaytun AS Panji Gumilang,merupakan pilihan yang paling memungkinkan untukmengatasi banjir di wilayahJakarta dan sekitarnya saat ini.Sedangkan di wilayah lainnya di pulau Jawa yang kerapmaupun yang belum pernahdilanda banjir, satu lagi gagasan Syaykh Al-Zaytun yang sudah teruji kegunaannya diIndramayu yakni pendirian“Hutan Kota”, harus pula disegerakan pendiriannya.Konsep Megapolitan dahuludigagas Sutiyoso supaya setiappemerintahan di wilayah sekitar Ibukota Negara yangterkait dengan masalah banjirbisa bersatu pandangan dalammenelurkan keputusan penting. Kesemua wilayah diintegrasikan dalam konsepruang wilayah bernama Megapolitan. Sedangkan masalahpemerintahan, mereka masing-masing tetap berdiri otonom dan mengayomi warganya.Gagasan Megapolitan sesungguhnya bagai gayung bersambut dengan “mimpi”Syaykh tentang Tirta SanggaJaya. Sebab TSJ menginisiasidibangunnya dua kanal raksasa di sisi timur dan baratJakarta, untuk menyanggawilayah Ibukota Negara dariancaman banjir.TSJ dalam konsepnya bermula dari pembangunan waduk raksasa di hulu, kira-kiraterletak di wilayah antara Bogor dan Cibinong atau sekitar60 kilometer dari Monas. Waduk raksasa dibangun untukmenampung setiap curahanair hujan di wilayah Bogor.Dari waduk, air dari Bogorlalu dialirkan ke dua kanalraksasa yang dibangun masing-masing selebar 100 meter, dan masing-masing sepanjang 120 kilometer.Karena dimaksudkan untukmenyangga Ibukota Jakarta,kanal mengalir di sisi timurmelintasi Karawang dan Bekasi, serta di sisi barat melintasi Tangerang. Muara masing-masing kanal bukan diPantai Indah Kapuk (PIK),tetapi terpisah di KabupatenTangerang dan Bekasi. Keduanya di pantai utara pulau Jawa.Kedua kanal raksasa dibangun terhubung secara terintegrasi dengan ke-13 sungaiyang mengaliri Jakarta. Sehingga, sebelum air sungai tibadi muara akhir, TSJ lebih dahulu mendinamisir aliranaliran air di ke-13 sungai yangmelintasi wilayah Jakarta. Airharus terlebih dahulu termanfaatkan sebelum tiba dimuara.Selama ini ke-13 sungai yangmembelah Jakarta terbukti takmampu menampung luapanair hujan Jakarta, apalagi bilaada tambahan kiriman air dalam jumlah besar dari Bogor.Tetapi apabila semua sungaiyang mengaliri Jakarta, demikian pula sungai di Karawang,Bekasi, dan Tangerang diintegrasikan dengan kanal TSJmaka tinggi-rendah permukaan semua sungai dapat diatursedemikian rupa sehingga airdapat termanfaatkan untukberbagai keperluan. Misal untuk keperluan transportasi air,wisata air, air baku air minum,irigasi teknis, penggelontoransungai dan lain-lain.Dengan demikian, tatkalahujan deras Jakarta tak lagiharus kebanjiran. Dan ketikamusim kemarau panjang tibasumur-sumur warga tak perlukekeringan. Demikian pulaarea persawahan di KabupatenKarawang, Bekasi, dan Tangerang, tak akan pernah pulakekurangan pasokan air. TSJakan mengatur semua keperluan air memanfaakan kecanggihan teknologi terbarupengaturan permukaan air.Dengan pengaturan permukaan air sungai, keinginanMenteri Pekerjaan UmumDjoko Kirmanto agar setiap jalan memiliki drainase yangbaik, menjadi terakomodasipula.Waspada Hingga MaretJika di Ibu Kota NegaraSyaykh Al-Zaytun menggagasTirta Sangga Jaya, untuk semua kota di Indonesia Syaykhbukan hanya menggagas, tetapi sudah membuktikan berdirinya sebuah miniatur “Hutan Kota” yang memberikanketeduhan di Kampus Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.Kampus Al-Zaytun yang rindang adalah “Hutan Kota”dimaksud.Pada pertengahan tahun ini,dalam rangka mengisi kegiatan Asosiasi Sepeda Sport AlZaytun (ASSA), Syaykh bersama segenap eksponen AlZaytun dan para penggiat olahraga yang bergabung di ASSAakan bersepeda keliling pulauJawa. Di setiap kota yang disinggahi Syaykh akan menanam pohon sebagai cikal bakalpendirian “Hutan Kota” dikota yang bersangkutan.Pendirian “Hutan Kota”yang dimaksud Syaykh adalah,menanami kota dengan anekapohon yang kuat yang mampuberumur panjang seperti pohon jati, eboni, kayu api, danlain-lain.“Hutan Kota” yang memadaidi kala musim panas akanmemberikan keteduhan bagisetiap orang untuk berlindungdari panas, serta menyediakanoksigen yang menyehatkansemua. Sedangkan di musimhujan “Hutan Kota” menjadipenyangga ancaman tanahlongsor dan penyerap air hujanterbesar.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur DKI Jakarta memantau kondisi Jakarta dari Monitor. foto: presidensby.info