Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 20


                                    20 BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008BERITA UTAMAKetika Manusia MenyebaSebagian besar bencana yang terjadi diIndonesia disebabkan oleh kelalaianekologis dan buruknya pengelolaanlingkungan hidup oleh pemerintah.encana banjir danlongsor nyaris menenggelamkan sebagian pulau Jawamengawali pergantian tahunbaru 2008. Bencana alam bagaikan tak kunjung henti.Padahal belum pupus ingatankita pada peristiwa 26 Desember 2004, kala tsunamimelanda Aceh, yang menewaskan kira-kira 200.000 penduduk. Belum sembuh luka diBanda Aceh, bencana melandaPantai Jawa Barat dan JawaTengah. Sejumlah 92 orangmasih belum diketemukan danmenelan korban jiwa 656 orang serta memaksa 45.000penduduk tinggal di tempatpengungsian.Sejak itu, bencana alam susul menyusul menimpa bumiPertiwi. Banjir dan longsor,gempa bumi, hingga bencanalumpur Lapindo.Ketika gelombang tsunamimeluluhlantakkan Aceh, semua bagai sependapat bahwaalam sebagai penyebab terjadinya peristiwa tersebut, begitupula pada saat banjir bandangmenenggelamkan Jakarta, para pengamat lingkungan berkilah siklus lima tahunan sebagai penyebabnya.Posisi geografis kepulauanIndonesia yang sangat unikmenyebabkan Indonesia termasuk daerah yang rawanterhadap bencana. KepulauanIndonesia termasuk dalamwilayah Pacific Ring of Fire(deretan gunung berapi Pasifik), yang bentuknya melengkung dari utara Pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggarahingga ke Sulawesi Utara.Kepulauan Indonesia juga terletak di pertemuan dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh tiga gerakan,yaitu Gerakan Sistem Sunda dibagian barat, Gerakan Sistempinggiran Asia Timur dan Gerakan Sirkum Australia. Keduafaktor tersebut menyebabkanIndonesia rentan terhadapletusan gunung berapi dangempa bumi.Meskipun kepulauan Nusantara mempunyai sifat iklimtropis, namun secara mikrotiap pulau mempunyai karakteristik tersendiri, mulai dariSumatera hingga Papua yangsifat iklimnya semakin kering.Musim di Indonesia dipengaruhi oleh letak kepulauan yangberada di antara 2 samudera(Hindia dan Pasifik) dan 2benua (Asia dan Australia).Angin muson barat yang bertiup dari Asia dan Pasifikmengakibatkan terjadinya musim penghujan, sementaraangin muson timur yang bertiup dari Australia mengakibatkan musim kemarau.Pengurasan sumber dayaalam dengan cara-cara yangmerusak telah mengakibatkanrusaknya keseimbangan ekologis. Ketika hutan musnah,tidak hanya flora dan faunayang hilang, tapi juga telahmenyebabkan terjadinya rentetan bencana banjir, tanahlongsor dan kekeringan yangtelah menelan korban jiwa dankerugian material yang tidaksedikit.Adanya faktor manusia sebagai penyebab terjadinya berbagai bencana di Tanah Air, semakin memperoleh pembenaran ketika muncul laporan dariIntergovernmental Panel onClimate Change (IPCC) Working Group I yang dikeluarkanpada 2 Februari 2007 di Paris,Perancis, yang menyebutkan,bahwa munculnya berbagaibencana di berbagai belahandunia disebabkan adanyaperubahan iklim akibat dariberagam aktivitas manusia.Banyaknya peristiwa banjir,longsor, dan rusaknya fungsiekologis disebabkan oleh eksploitasi berlebihan atas alamyang dilakukan oleh manusiabaik yang diizinkan oleh negara maupun yang dilakukansecara ilegal.Ironisnya, pemerintah terkesan hanya memberikan respons seadanya. Misalnya ketika masalah peralihan fungsihutan yang pada awalnya dijadikan sebagai daerah resapanair menjadi wilayah huniandianggap sebagai penyebabterjadinya banjir dan tanahlongsor di beberapa daerah.Pada saat bersamaan, pemerintah begitu gencarnya memberikan izin pembangunanperumahan di wilayah tersebutdemi menambah pendapatanasli daerah.Atau ketika tanah longsordan banjir terjadi akibat adanya praktik illegal logging danperambahan hutan, justru disaat yang sama pengadilanmenjatuhkan hukuman yangringan bahkan dalam beberapa kasus membebaskan parapembalak dari jeratan hukum.Padahal, negara diperkirakankehilangan 30 juta meter kubikkayu setiap tahunnya akibataksi pembalakan liar ini.Wahana Lingkungan HidupIndonesia (WALHI) menganggap rentetan bencana yangterjadi di Indonesia sebagaibukti kegagalan pemerintahdalam menjamin keselamatanwarganya. Tidak pernah adakebijakan pemerintah yangmenggunakan keseimbanganekologis.Longgena Ginting dariWALHI mengatakan, faktormanusia itu antara lain dalambentuk penebangan hutan,pembangunan di kawasan resapan, tingginya penimbunanrawa untuk kawasan permukiman dan industri, serta peBBanjir mengakibatkan kerusakan lahan pertanian masyarakat.
                                
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24