Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 24


                                    24 BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008BERITA UTAMABNPB untuk AntisipasMengantisipasi timbulnya berbagaibencana di tanah air, pemerintah didesaksegera membentuk Badan NasionalPenanggulangan Bencana.encana alam sepertibanjir dan tanahlongsor belakanganini kembali terjadidi berbagai daerah di Indonesia. Tidak sedikit korban jiwadan harta benda yang ditimbulkannya.Dampak sosial dan ekonomiakibat bencana ini juga terasaberat menghimpit. Terutamabagi rakyat kecil yang terganggu mata pencaharian danlapangan kerjanya, khususnyadi sektor pertanian.Musibah yang dialami wargamasyarakat itu masih ditambah lagi dengan penderitaansusulan pasca bencana. Sepertimunculnya berbagai wabahpenyakit hingga hilangnyalapangan pekerjaan. Ditambahlagi dengan trauma psikologisakibat kehilangan orang tua,anak atau sanak keluarganya.Kendati bencana datang berulang, dengan gejala dan dampak yang nyaris sama, namunbangsa ini seakan tak pernahmau belajar dari berbagai kejadian itu. Warga masyarakatdan pemerintah terlihat panikdan sibuk saat terjadi bencana.Penduduk kalang kabut menyelamatkan diri dan hartabendanya. Sementara pemerintah disibukkan dengan upaya penanggulangan bencana.Mulai dari tanggap darurat seperti mengevakuasi para korban, menyantuni dan membantu para pengungsi hinggakegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.Tapi, begitu musim berganti,kejadian itu seakan terlupakan. Padahal, upaya pencegahan, seharusnya lebih dikedepankan dari pada penanggulan yang membutuhkananggaran relatif lebih besar.Kejadian terakhir, meluapnya sungai Bengawan Solo disertai longsornya tanah dibeberapa tempat yang menewaskan puluhan orang kembali menyentak perhatian.Peristiwa ini mendapat liputanluas media massa.Hujan lebat di penghujungtahun 2007 dan berlanjuthingga Januari 2008 menyebabkan air sungai terpanjangdi Pulau Jawa ini meluap. Akibatnya, kawasan yang dilewatisungai ini, mulai dari hulu diKabupaten Wonogiri, JawaTengah hingga hilir di Kabupaten Gresik, Jawa Timurpraktis dilanda banjir. Hujanjuga menyebabkan longsor dibeberapa tempat. Yang terparah terjadi di Dusun Ledokari Karanganyar, Jawa Tengah. Puluhan warga tewastertimbun tanah longsor.Presiden dan Ny. Ani Bambang Yudhoyono sempat meninjau lokasi bencana danmenyampaikan rasa simpatidan empatinya kepada parakorban.Masih akan TerjadiDalam jangka pendek, bencana diperkirakan masih akanterjadi mengingat makin minimnya kawasan hutan di Pulau Jawa. Selain ‘terbabat’ untuk diambil kayunya, hutanjuga tergerus untuk kepentingan hunian dan lahan pertanian.Menteri LH Rachmat Witoelar mengakui konversi lahandan hutan di hulu sungai menjadi penyebab utama banjir diJawa. Kini 72 daerah aliransungai (DAS) di Jawa dalamkondisi kritis. “Kami sudahmemperingatkan. Namun tidak dianggap. Untuk mengatasinya harus sejak 10 tahunlalu, kalau sekarang sudahterlambat. Selama potensibencana masih besar, penduduk jangan tinggal di tepisungai,” kata Rachmat sepertidikutip Media Indonesia (3/1).Ketua PB NU Hasyim Muzadi meminta pemerintah pusat lebih serius menanganibencana banjir dan longsor.Untuk itu presiden harus segera memanggil kepala daerahyang terkena bencana gunamencari jalan keluar musibahdi tanah air,” katanya di Jakarta.Wapres Jusuf Kalla pun menyatakan prihatin atas terjadinya bencana. Wapres jugamenyadari rusaknya kawasandi sekitar DAS Bengawan Solo.Untuk itu tak ada jalan lainkecuali menggalakkan proyekdi DAS sungai tersebut. Selainitu, untuk jangka panjang,banjir bisa diatasi denganmenanam pohon lebih banyaklagi dan penduduk yang tinggaldi sepanjang sungai itu ditransmigrasikan.Pemerintah, sebagaimanadijelaskan Jusuf Kalla, di tahun 2008 ini akan menanamsatu miliar pohon di atas satujuta hektar lahan untuk mengatasi banjir dan kekeringanyang terjadi setiap tahun diIndonesia. Dalam diskusi yangdiselenggarakan Forum Wartawan Kantor Wapres (3/1),Jusuf Kalla menyebutkan totaldana yang disediakan untukproyek tersebut mencapai Rp4 triliun. “Kalau bisa terealisir50 atau 60 persen dari targettersebut, hasilnya sudah cukupbagus,” paparnya.Peringatan DiniMengantisipasi bencanabanjir dan longsor, Kantor Kementerian Riset dan Teknologi(Ristek) saat ini tengah menyiapkan sebuah sistem peringatan dini (early warningsystem/EWS).Seperti diungkapkan KepalaBidang Kebutuhan Masyarakat Kementerian Ristek TedBBanjir akibat resapan air yang berubah menjadi wilayah hunian dianggap sebaga
                                
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28