Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 25
BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008 25BERITA UTAMAsi Bencanady W Sudinda, diharapkanpertengahan tahun 2008 alattersebut sudah selesai dibuat.“Mencontoh EWS Tsunami,kami sedang mempersiapkanperalatan dan sumber dayamanusia, sehingga nantinyakerugian harta benda bisa ditekan,” katanya dalam sebuahdiskusi di Jakarta (5/1).Teddy berpendapat, koordinasi antar instansi sepertisekarang ini mutlak diperlukan karena pihaknya tidak bisamengerjakan semuanya itusendiri. Instansi tersebut adalah BMG, Lapan, Bakorsurtanal. PU, LIPI, BPPT, Dep.ESDM dan Pemda.Peralatan tersebut pertamakali akan diuji coba di DKIJakarta dengan pertimbangansokongan peralatan yang cukup memadai dan daerah inisudah menjadi langganan banjir.Berbeda dengan EWS Tsunami, yang membutuhkanwaktu 5 hingga 45 menit agarmasyarakat bisa bereaksi,EWS banjir dan longsor relatiflebih lama. Sebagai contoh,’banjir kiriman’ di sungai Ciliwung yang datang dari Bogorbiasanya menempuh jarakempat hingga lima jam untuksampai ke Jakarta.Parameternya adalah panjang DAS, faktor luas tutupanlahan yang ada, waduk-wadukyang ada, prediksi curah hujanBMG dan sebagainya.Selain itu alat pengukur ketinggian permukaan sungai seperti yang ada di sungai Ciliwung saat ini juga sedangdiperiksa apakah masih bekerja dengan baik dan akurat.Legowo, peneliti dari ITBmemperkirakan longsor kemungkinan besar masih akanterjadi di Desa Jenawi Kecamaan Seloromo, Kab Karanganyar. Hal tersebut disimpulkan setelah tim dari ITBmelakukan riset terhadap kondisi topografi dan kondisigeologi tanah di daerah tersebut.Apalagi masyarakat sudahmerasakan bergeraknya tanahdengan kecepatan 1 – 2 meterper hari. Karena itu, desaberpenduduk 316 jiwa itu diharapkan segera mengungsi untuk menghindari kejadianyang tidak diinginkan.Mengubah ParadigmaKetua Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapan Bakornas Penanggulangan Bencana Sugeng Triutomo berpendapat, paradigma penangananbencana alam harus diubahdari upaya rehabilitasi ke pencegahan. Perubahan ini sejalandengan paradigma PBB.Selama ini dana tanggapdarurat lebih banyak digunakan untuk pembenahan infrastruktur yang rusak akibatbencana. Sedangkan aspekpencegahan kurang diperhatikan. Padahal, penangananpada aspek pencegahan dapatmeningkatkan kesiap-siagaanwarga terhadap risiko bencana.Dia juga mengkritik rumitnya pencairan dana daruratbencana. Untuk keadaan yangdarurat, mekanismenya seharusnya juga dapat dilakukansecara darurat.Dirjen Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum(PU), Iwan Nusyirwan Diarmembenarkan banyaknyabiaya untuk perbaikan infrastruktur.Pada bencana banjir kali ini,pihak Dep. PU menderita kerugian sekitar Rp 60 miliarakibat rusaknya beberapa prasarana di sepanjang BengawanSolo.“Kami harus memperbaikipintu air dan menambah bronjong. Kerusakan pintu ataujebolnya tanggul terdapat di180 lokasi,” kata Iwan. DiJatim saja, dari 28 kabupatendengan total luas 1.357.206,3ha separuhya rusak parahditerpa banjir.Dep. PU mengakui tidakgai penyebab utama.Warga miskin menjadi korban paling menderita akibat bencana.foto: repro republika